Wijen adalah komoditas pendukung untuk aneka
industri, termasuk industri makanan yang mengandung minyak 35-60 %, protein
18-25 %, asam oksalat, mineral dan vitamin. Minyak wijen juga minyak nabati
yang berasal dari ekstraksi biji wijen.
Minyak wijen terdiri dari dua jenis, minyak dari biji wijen yang telah
disangrai dan minyak dari biji wijen mentah. Wijen adalah tema setahun berbuah
polong berumah 4 (empat). Suka tumbuh di lahan terbuka. Daun dan buahnya
memberi banyak nilai tambah dalam kehidupan. Selain biji wijen dipakai dalam
makanan, minyak atsirinya berguna dalam bidang pengobatan. Wijen
sudah lama dikenal dan dibudidayakan tersebar di semua daerah di Indonesia,
terutama di wilayah kering baik di lahan kering di musim penghujan maupun di
lahan sawah sesudah padi di musim kemarau. Budi daya wijen relatif mudah,
risiko kegagalan kecil, input rendah, dan dapat ditumpangsarikan dengan
palawija tanaman pangan atau tanaman industri,Menurut buku “Obat Asli Indonesia”
yang disusun Dr A Seno Sastroamidjojo pada 1962, misalnya, daun wijen bisa
dijadikan obat sakit kepala karena kepanasan atau kelelahan. Caranya, lembutkan
daun tanaman wijen, lalu dipakai sebagai pilis di kepala. Bisa pula dipakai
sebagai obat rambut, diare dan gonorhoe. Penggunaan minyak wijen sebagai obat
sudah dilakukan sejak zaman Raja Nebukadnezar di Mesopotamia pada abad VI SM.
Di zaman modern, minyak wijen bermanfaat sebagai obat gosok, tapal dan pencahar
ringan.
Dalam ilmu pengobatan India Ayurweda yang disusun
pada abad III SM dimana minyak wijen digolongkan sebagai bahan obat yang “manis”. Manfaatnya antara lain bisa
merangsang pertumbuhan, menguatkan daya pikir, bersifat antioksidan dan melawan
rasa terbakar. Minyak wijen juga membantu meningkatkan produksi ASI para ibu
yang sedang menyusui. Di Afrika dan negeri-negeri koloni Amerika di bagian
timur dan utara, seperti diungkap Wied Harry Apriadji dalam Nirmala, minyak
wijen digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak gosok, salep dan plester
luka.
Di Negara Mesir sudah sejak abad II SM dipakai
sebagai obat. Pengetahuan soal wijen
bermanfaat obat, lebih dulu diketahui bangsa Afrika dibanding bangsa Amerika.
Jika daunnya diremas-remas sedikit dengan air, misalnya, maka akan mengeluarkan
lendir. Larutan tersebut bisa menyembuhkan kolera, disentri, diare, radang
selaput lendir hidung dan tenggorokan. Wijen juga sebagai bahan makanan seperti
untuk kue, martabak, coockies dan sebagainya. (sources data berbagai sumber
terkait, Balittas, wikipedia, artikel media, data diolah F. Hero K. Purba). Menurut
data (2004)
mengatakan bahwa negara Indonesia mengimpor biji 2.113,738 ton dan minyak
324,020 ton. Namun re-ekspor biji sebesar 174,664 ton dan berupa minyak sebesar
14,895 ton. Dari data tersebut kebutuhan wijen yang perlu diimpor, sekitar
1.939 ton berupa biji dan 309,125 ton berupa minyak. Data (2005) juga
mengungkapkan produksi wijen Indonesia mencapai :.853 ton (0,06% dari produksi
dunia). Untuk harga tahun 2012 harga wijen mencapai 12.500 kg/ha dengan
pendapatan bersih rata-rata mencapai Rp. 5.991.406/ha. Produktivitas wijen perlu di-ikuti dengan peningkatan rendemen minyak
agarindustri wijen dapat berkembang. Di samping itu peningkatan nilai tambah
wijen bagi produsen do-mestik melalui pengembangan industri berbasis wijen
perlu diperhatikan karena nilai tambah ini merupakan penentu daya saing wijen
di pasar Internasional.
No comments:
Post a Comment