Pemanfaatan buah sukun (Artocarpus communis) telah lama dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Daerah Fiji, Tahiti, Hawai, Samoa,dan Kepulauan Sangir Talaud, buah sukun dimanfaatkan sebagai makanan tradisional dan makanan ringan. Buah dikonsumsi setelah direbus, digoreng atau dibakar. Dalam 100 gram berat basah sukun mengandung karbohidrat 35,5%, protein 0,1%, lemak 0,2%, abu 1,21%, fosfor 35,5%, protein 0,1%, lemak 0,2%, abu 1,21%, fosfor 0,048%, kalsium 0,21%, besi 0,0026%, kadar air 61,8% dan serat atau fiber 2%. (Sources data: Litbang Kementan, media, data diolah F. Hero K. Purba).
Adapun
daerah penghasil sukun antara lain
Kepulauan Seribu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, Papua, Sulawesi
Selatan, Sulawesi Utara, Kepulauan Sangir Talaud, Sumatera Utara dan Lampung.
Kediri merupakan sentra produksi sukun di Jawa Timur, Cilacap,
dan Bawean merupakan centra produksi sukun di Jawa Tengah sedangkan sentra
produksi sukun di Daerah Istimewa Yogyakarta berada di empat kabupaten yaitu :
Bantul, Sleman, Kulon Progo dan Gunung Kidul (Lies Suprapti, 2002:31). kandungan
buah sukun juga terbilang tinggi, baik mineralnya maupun kandungan vitaminnya
dan juga mengandung banyak unsur fitokimia yang sangat penting bagi tubuh,
terutama dari beberapa jenis asam amino esensial, seperti isoleusin, methionin,
lysine, histidine, tryptophan, serta valin.Selain buahnya, daun sukun ternyata
kaya akan manfaat bagi kesehatan. Sejumlah penelitian juga menyimpulkan bahwa
ekstrak daun sukun dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit ginjal, liver,
penyakit jantung dan penyakit kulit. Buah tersebut bila diolah menjadi tepung
akan diperoleh 155,88 ton tepung sukun. Apabila tepung tersebut dimanfaatkan
untuk campuran dalam pembuatan aneka olahan kue, maka tepung terigu yang dapat dihemat
mencapai 39-78 ton.
Dalam
pembuatan tepung sukun ada beberapa cara, namun pada prinsipnya adalah sama,
secara garis besar adalah dimulai dari pengupasan kulit buah, pencucian,
pengirisan/penyawutan, pengeringan, penepungan/penggilingan, dan pengayakan.
Kemudian dikemas dalam kantong plastik, dan disimpan atau siap untuk
didistribusikan. Pengemasan tepung sukun yang baik dapat tahan hingga 9 bulan. Adapun
keuntungan lain yang diperoleh dari
pembuatan tepung sukun, antara lain adalah : (1) Tepung lebih tahan lama dan
mudah disimpan; (2) Lebih praktis, ringan dan mudah didistribusikan; (3) Dapat
mensubtitusi penggunaan tepung terigu; (4) Mudah dicampurkan dengan bahan
lainnya; (5) Dapat diolah berbagai macam produk. Diharapkan pengembangan sukun
baik dalam bentuk tepung dan aneka pangan lain dapat dikembangkan lebih baik
lagi sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dari pada konsumennya.
No comments:
Post a Comment