Potensi Gambir (Uncaria gambir Roxb-red) merupakan sejenis getah yang
dikeringkan, berasal dari ekstrak remasan daun dan ranting tumbuhan bernama
(Uncaria gambir Roxb-red). Di
Indonesia gambir pada umumnya digunakan untuk menyirih. Kegunaan yang lebih
penting adalah sebagai bahan penyamak kulit dan pewarna. Gambir juga mengandung
katekin (catechin), suatu bahan alami yang bersifat antioksidan. Sementara, India
mengimpor 68% gambir dari Indonesia
dan menggunakannya sebagai bahan campuran menyirih. Gambir juga digunakan
sebagai bahan baku
industri tekstil dan batik, yaitu sebagai bahan pewarna yang tahan terhadap
cahaya matahari (Risfaheri et al.,
1993), disamping juga sebagai bahan penyamak kulit agar tidak terjadi
pembusukan dan membuat kulit lebih baik (Bachtiar, 1991). Katekin gambir juga potensial untuk digunakan
sebagai anti bakteri Pambayun et al.,
2007). Muis et al. (2008) menambahkan
bahwa gambir juga potensial digunakan sebagai pestisida nabati. Pada saat
ini katekin gambir sedang dicoba untuk dijadikan bahan perekat industri kayu
lapis atau papan partikel. Produk gambir
ini memang masih harus bersaing dengan sumber perekat kayu lainnya seperti
kulit kayu Acacia mearusii, kayu Schinopsis balansa, serta kulit polong Caesalpinia spinosa yang dihasilkan di
negara lain. Pada tahun 1983 diproduksi
10.000 ton perekat berbasis tanin Acacia
mearusii di Afrika Selatan.
Pengolahan dari Gambir yang dihasilkan mempunyai warna
beragam mulai dari kuning, kuning kecoklatan sampai dengan coklat kehitaman.
Selain itu bentuk cetakannya beragam mulai dari ukuran diameter 1,5 cm sampai 2
cm dengan ketebalan 2 cm sampai 2,5 cm hingga ukuran berbentuk batok kelapa
dengan diameter 9 cm sampai 12 cm dan ketebalan 2 cm sampai 3 cm. Keterbatasan
modal usaha petani gambir untuk membeli alat pengempa modern dalam pengembangan
usahanya, menyebabkan petani lebih memilih alat pengempa daun gambir yang mudah
dan murah dalam pembuatannya. (Berbagai sumber media terkait, data litbang,
data daerah, data diolah F. Hero K. Purba)
Dalam hal ini juga Perlu peran serta pemerintah dalam
pemecahan masalah yang dihadapi petani terutama permodalan untuk mengembangkan
usaha gambir termasuk pembelian alat kempa modern. Selain itu perlu dibentuk
sistim kelembagaan pengusahaan gambir yang kuat mulai dari petani sampai kepada
konsumennya, sehingga petani gambir yang merupakan produsen tingkat pertama
dalam pengusahaan gambir dapat ikut merasakan pembagian keuntungan secara adil
dari gambir yang dihasilkan.
Gambir / Uncaria lainnya adalah flavonoid (terutama
gambiriin), katekin (sampai 51%), zat penyamak (22-50%), serta sejumlah
alkaloid (seperti gambirtannin dan turunan dihidro- dan okso-nya.[2] Selain itu
gambir dijadikan obat-obatan modern yang diproduksi negara jerman, dan juga
sebagai pewarna cat, pakaian.Untuk pangsa pasar internasional gambir Indonesia
antara lain Singapura, Pakistan, India, Bangladesh, Taiwan, Korea Selatan,
Jepang dan beberapa negara Eropa. Gambir
memiliki volume produksi dan nilai untuk ekspor yang terus meningkat. Gambir
adalah komoditas ekspor Indonesia
dari sub-sektor perkebunan yang masih diusahakan secara tradisional.