Dalam
pengembangan agribisnis ternak kambing maupun domba dalam keluarga petani
belumlah memberi penghasilan yang baik bila faktor-faktor panca usaha ternak
kambing seperti : pemilihan bibit yang baik, pemberian pakan yang memenuhi gizi
dan pencegahan terhadap penyakit belum dilaksanakan secara maksimal. Adapun
jenis-jenis kambing dan domba potong yaitu: 1.. Kambing kacang; Cirinya adalah
badannya kecil dan relatif pendek, telinga pendek dan tegak, jantan dan betina
memiliki tanduk, leher pendek dan punggung meninggi, warna bulu bervariasi, ada
yang hitam, coklat, merah atau belang hitam-putih. 2. Kambing Peranakan Etawah
(PE); Sasaran utama dari kambing PE pada dasarnya adalah penghasil susu, tetapi
dapat digunakan juga sebagai penghasil daging, terutama setelah masa afkir.
Ciri dari kambing ini adalah bagian hidung ke atas melengkung, panjang telinga
antara 15-30 cm, menggantung ke bawah dan sedikit kaku, warna bulu bervariasi antara
hitam dan coklat, memiliki bulu tebal dan agak panjang dibawah leher dan pundak
(jantan), di bagian bawah ekor (betina)3. Domba Ekor Gemuk;
Memiliki ciri bentuk ekor yang panjang, tebal, besar dan semakin ke ujung makin kecil; tidak mempunyai tanduk; sebagian besar bewarna putih, tetapi ada anaknya yang bewarna hitam atau kecoklatan. 4. Domba Ekor Tipis
Memiliki ciri tubuh yang kecil, ekor relatif kecil dan tipis, bulu bewarna putih, tidak bertanduk (betina), bertanduk kecil dan melingkar (jantan). (Berbagai sumber media terkait, data diolah F. Hero K. Purba). Untuk beternak kambing, merupakan salah satu usaha yang cukup menjanjikan. Pertama, karena beternak kambing tidak memerlukan lahan yang luas. Kedua, kambing memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan sehingga mudah dipelihara dan dikembangkan. Ketiga, untuk berkembang biak kambing tidak memerlukan waktu yang lama. Keempat, bahan pangan kambing tidak mahal harganya karena dapat memanfaatkan limbah pertanian. Kambing merupakan sumber protein yang bernilai gizi tinggi. Pangsa pasar kambing tergolong baik, karena kambing disamping sangat dibutuhkan masyarakat sebagai sumber pangan dan gizi serta peluang ekspornya masih terbuka.
Memiliki ciri bentuk ekor yang panjang, tebal, besar dan semakin ke ujung makin kecil; tidak mempunyai tanduk; sebagian besar bewarna putih, tetapi ada anaknya yang bewarna hitam atau kecoklatan. 4. Domba Ekor Tipis
Memiliki ciri tubuh yang kecil, ekor relatif kecil dan tipis, bulu bewarna putih, tidak bertanduk (betina), bertanduk kecil dan melingkar (jantan). (Berbagai sumber media terkait, data diolah F. Hero K. Purba). Untuk beternak kambing, merupakan salah satu usaha yang cukup menjanjikan. Pertama, karena beternak kambing tidak memerlukan lahan yang luas. Kedua, kambing memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan sehingga mudah dipelihara dan dikembangkan. Ketiga, untuk berkembang biak kambing tidak memerlukan waktu yang lama. Keempat, bahan pangan kambing tidak mahal harganya karena dapat memanfaatkan limbah pertanian. Kambing merupakan sumber protein yang bernilai gizi tinggi. Pangsa pasar kambing tergolong baik, karena kambing disamping sangat dibutuhkan masyarakat sebagai sumber pangan dan gizi serta peluang ekspornya masih terbuka.
Berdasarkan data yang diolah dari Kementerian Pertanian (2008), terungkap
bahwa daerah yang populasinya paling padat dan cocok untuk mengembangkan
kambing dan domba sebagai sumber bibit dan bakalan untuk komoditas :(1) Kambing
secara berturut-turut adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera
Utara, Nanggroe Aceh Darusallam, dan Sulawesi Selatan.(2) Domba secara
berturut-turut adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan
Nanggroe Aceh Darusallam.Upaya pengembangan komoditas peternakan, termasuk
pengembangan dan peningkatan produktivitas domba dan kambing, tidak terlepas
dari visi pembangunan sektor pertanian dan misi pembangunan peternakan yang
telah ditetapkan sebagai arah dalam upaya pengembangan setiap komoditas ternak.
Sementara itu untuk konsumsi daging domba dan kambing di Indonesia sampai saat
ini hanya mencapai 0,24 g (Data Diolah, 2010), sedangkan data konsumsi daging
doka di beberapa negara maju adalah sebagai berikut Jerman 3,33 g, Rusia 3,36
g, Cina 6,39, Perancis 13,89, Inggris 16,94, Yunani 38,61, Australia 52,50 g,
dan yang tertinggi adalah New Zealand yaitu 81,11 g (Anonimous, 2003).
No comments:
Post a Comment