Untuk harga
ekspor manggis di pasar dunia bisa mencapai 8 hingga 10 dollar AS perkilogram.
Namun di tingkat petani harganya hanya Rp 500,- perkilogram. Penjualan manggis
selama ini berdasarkan sortasi, untuk mendapat ukuran yang seragam. Namun dari
hasil panen yang ada hanya sekitar 5 hingga 10 persen yang memenuhi syarat
untuk diekpor. Kinerja ekspor manggis pada dua buulan pertama tahun
ini mendekati realisasi ekspor sepanjang 2009 lalu yang volumenya 9.987 ton
dengan nilai US$ 6.451.923. Manggis yang diekspor umumnya berasal dari daerah
penghasil utama di Sentra Produksi manggis, seperti: Tasikmalaya, Purwakarta,
Bogor, Sukabumi, Lampung, Kampar, Purwerejo, Blitung, Lahat, Tapanuli Selatan,
Limapuluh Kota, Padang Pariaman, Trenggalek, Blitar, dan Banyuwangi.
Manggis yang memiliki banyak khasiat, dimana
penelitian badan-badan pengobatan dunia menunjukan bahwa buah manggis secara
langsung menyembuhkan berbagai penyakit. Penelitian terbaru menemukan bahwa
satu dari 4 rakyat Amerika Serikat mengidap kanker, dan 1 dari 5 orang akan
meninggal pada usia dini. Solusi terbaik dari masalah ini adalah pencegahan.
Kami merawat banyak pengidap kanker di tempat kami. Kami mendetoksifikasi logam
berat dengan buah manggis. Kulitnya mengandung xanthone penyembuh kanker
payudara, kanker paru-paru, kanker perut, leukimia, dll. Apabila dilihat dari
tingkat konsumen di Jakarta, untuk harga manggis masih berkisar di bawah Rp
10.000,- per kilogram, tergantung kualitas dan lokasi penjualannya. Meskipun
sudah sejak 20 tahun terakhir manggis naik daun, namun sampai sekarang di
Indonesia belum ada kebun manggis monokultur yang dikelola secara profesional.
Sehingga ekspor manggis Indonesia, masih mengandalkan hasil panen dari kebun
rakyat. Adapun kendala agribisnis manggis adalah umur panen tanaman yang bisa
mencapai 6 tahun, sehingga pengembalian modal tidak dapat berlangsung cepat.
Karena itu diperlukan para pemodal kuat yang tetap dapat bertahan sampai modal
agribisnis manggisnya kembali setelah menunggu 11 tahun sejak tanam. Untuk ekspor manggis Indonesia
termasuk sebagai salah satu produsen terbesar di dunia setelah Thailand. Solusi beberapa data bahwa dalam pengelolaan kebun manggis harus dalam satu
manajemen usaha tani yang memenuhi SOP (standard
operational procedure) dalam mengelola pertanaman manggis pada areal yang
sama. Dalam hal ini sangat penting untuk mengatasi tukar menukar informasi
antar kelompok pekebun manggis dalam memajukan usaha tani manggis yang
berkesinambungan, sehingga supply chain manggis dan akses pasarnya dapat secara
kontinur berkesinambungan untuk usaha agribisnis manggis ini. (Berbagai sumber terkait, media, data Kementan, data
diolah F. Hero K. Purba)
No comments:
Post a Comment