Sebuah bisnis atau usaha yang tidak
hanya menghasilkan keutungan materi, dan memberikan manfaat bagi konsumen. Kemampuan
dalam menciptakan iklim investasi dan lingkungan bisnis yang yang lebih kondusif
membuat perekonomian masing-masing negara memiliki keunggulan tersendiri.
Indonesia misalnya sudah lama menyikapi secara akademis arus globalisasi
sebagai suatu kecenderungan yang tidak dapat dihindari. Bahkan proaktif
membuka diri dengan melakukan liberalisasi ekonomi nasional. Strategi dalam
bisnis global telah memasuki arena yang cukup ketat dalam perjuangan suatu
usaha, hal ini dilihat sebagi contoh dalam FTA ASEAN-China yang telah
diberlakukan pada 1 Januari 2010. Persaingan dalam bisnis yang semakin banyak
tantangan yang dihadapi dengan peningkan mutu dan services selalu sangat
diperhatikan. Para pelaku usaha harus benar-benar menerapkan
strategi right to protect with good
product and services. Di dalam kehidupan berbisnis menjalin hubungan dengan
orang lain, kita juga harus mengedepankan filosofi bisnis. Seseorang jika ingin
dihormati dan dihargai orang lain maka terlebih dahulu yang harus dilakukan
adalah menghormati dan menghargai orang lain. Menurut Thomas John Watson, Sr. founder
dari IBM (International Business Machine) alias Big Blue. Salah satu kutipan mashurnya adalah “THINK”
(Berpikir). Begitu luar biasanya satu kata ini, sampai-sampai gambar di atas
dipampang di setiap ruang di semua gedung IBM waktu Beliau masih menjabat
menjadi Chairman.
Semua stationary
dan merchandise
juga terdapat slogan ini. Majalah bulanan IBM juga bernama sama, “Think”. Watson mendorong semua orang dalam
organisasi bisnisnya untuk terus “berpikir aktif”. Nilai dalam suatu bisnis yang menjadi ruh
sebuah usaha. Dengan nilai-nilai yang dipercayai dan dilaksanakan itu, bisnis Anda
memiliki pegangan bagaimana seharusnya bertindak.
Berkarya dalam
membangun suatu bisnis adalah mengisi waktu-waktu dengan bekerja, berwirausaha,
berbisnis, intinya jangan sampai kita membiarkan sedetik pun dalam hari-hari
kita tidak terisi dengan karya nyata, tidak terisi dengan kegiatan yang
bermanfaat. Ibarat barisan semut dengan Kepedulian diantara semut. Semut
akan saling bersentuhan bila mereka bertemu dan berpapasan yang mungkin bila
diterjemahkan dalam bahasa hal ini adalah adanya tegur sapa dan bersalaman bila
bertemu dan berjumpa dimana saja. ini menyimbolkan bahwa diantara kedua belah
pihak terjalin kepedulian dan keakraban yang tinggi. Dimana ada moment atau
ruang untuk “bershare” antara kedua belah pihak untuk menanyakan “uneg-uneg” /
keniginan yang belum tercapai dalam diri satu pihak, pihak lainnya jadilah
pendengar setia dan kalau mungkin ada masalah, pecahkan problema itu secara
bersama-sama, yakinkan di bisnis ini kita adalah sama dan tidak ada kasta yang
membentengi pergaulan kita. Kita berjuang bersama-sama untuk meraih tujuan
hidup yang lebih baik. Dalam pelajaran kepada semut tersebut merupakan suatu Philosophy
Business bagaimana kita saling bersatu padu dalam membangun bisnis dengan
taktik dan strategi yang berkesinambungan sesuai dengan era yang ada, serta
mengikuti perkembangan yang ada, terutama untuk perusahaan yang bergerak dalam
bentuk produk yang dihasilkan untuk dipasarkan kepada konsumen. Dengan meraih
kesuksesan karena rantai kerjasamanya yang luar biasa diantara pengikat
didalamnya dan saling membangun. dalam era desentralisasi dan globalisasi sekarang,
setiap masyarakat di daerah menghadapi tantangan yang berbeda dari lingkungan
eksternal. Dalam pemecahan masalah tidak dapat dilakukan dengan kebijakan sama
yang berlaku umum dari tingkat pusat. Kebijakan dan strategi yang dikembangkan
haruslah sesuai dengan spesifikasi atau kondisi yang dibutuhkan oleh daerah
yang bersangkutan.
Masalah daerah memerlukan solusi kedaerahan. Wewenang yang selama ini
dipengang pemerintah pusat harus diberikan kepada pemerintah daerah untuk
menangani masalah di daerahnya. Dalam kaitan ini, strategi pembangunan daerah haruslah
dilakukan dengan proses kolaborasi berbagai unsur terkait dengan masyarakat di
daerah. Kebijakan dan strategi yang dikembangakan harus menggunakan sumberdaya
lokal yang efisien, termasuk sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber
daya budaya. Lintas pelaku di masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan
nilai sumberdaya setempat. Dalam
penerapannya ada empat filosofi yang ditarapkan di perusahaannya, yakni pertama, kejujuran, tidak memberi informasi
yang menyesatkan kepada pelanggan. Kedua,
memberikan nilai lebih pada hasil karyanya terhadap uang jasa yang di terima.
Ketiga, pelayanan yang baik kepada Pelanggan, Keempat inovasi dan kreatif
terhadap produk yang diciptakan untuk bisnis/peluang usaha. Menggapai
kesuksesan dalam bisnis dan kehidupan
yang penuh intrik dan strategi dalam penerapannya tergantung bagaimana kita
melihat peluang dan cara yang terbaik yang kita lakukan. (source: Philip
Kotler, Thomas John Watson, Sr. founder dari IBM, other resources material, related data diolah oleh
Frans Hero K. Purba)
No comments:
Post a Comment