Produksi kedelai tahun lalu mengalami penurunan
sebesar 7,99 persen. Produksi 2012 hanya mencapai 783.000 ton, lebih rendah
dari tahun 2011 yang bisa mencapai 851.000 ton. Penurunan produksi disebabkan
keengganan petani menanam komoditas ini. Selain margin keuntungannya kecil,
kedelai mudah terserang penyakit. Produksi pangan di Indonesia
berkaitan dengan terpusatnya penduduk dan produksi di Jawa, dan pesatnya
pertumbuhan penduduk. Luas Jawa hanya 7% dari seluruh luas Indonesia, tetapi dihuni kurang
lebih 60% dari seluruh penduduknya. Dengan demikian 60% dari 17,4 juta keluarga
petani menggarap kurang dari 0,5 ha lahan pertanian, sedangkan 5% merupakan
petani yang tidak memiliki lahan
(Sources
data newspaper sindonews, other resources, data diolah F. Hero K. Purba).
Perkembangan harga
kedele tahun 2012 yakni Rp 6.700 per
kilogram, sementara di tingkat konsumen Rp 7.000-Rp 7.050 per kilogram.
Sementara sebelumnya, harga kedelai sempat menyentuh level Rp 8.300 per
kilogram pada Juni-September 2012. Harga kedelai terendah di dalam negeri
sempat terjadi 5 bulan lalu, di harga Rp 5.600 per kg. Badan Pengawas
Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Menurut data dari TradeMap (2012),
impor kedelai telah meningkat secara akselerasi sebesar 85% selama 10 tahun
terakhir. Misalnya, pada 2001, impor biji kedelai tercatat 1,14 juta ton,
tetapi pada tahun 2011, impor biji kedelai bisa tembus menjadi 2,09 juta ton. Data Badan Pusat Statistik, tahun 2011,
produksi kedelai lokal hanya 851.286 ton atau 29 persen dari total kebutuhan.
Karena itu, Indonesia harus mengimpor kedelai 2.087.986 ton untuk memenuhi 71
persen kebutuhan kedelai dalam negeri. Pada tahun 2012, total kebutuhan kedelai
nasional 2,2 juta ton. Jumlah tersebut akan diserap untuk pangan atau perajin
83,7 persen, industri kecap, tauco, dan lainnya 14,7 persen, benih 1,2 persen,
dan untuk pakan 0,4 persen. Anomali cuaca yang melanda Amerika Serikat dan
Amerika Selatan, pasokan kedelai pun turun dan harganya melonjak. Harga kedelai
internasional pada minggu ke-3 Juli 2012 mencapai 622 dollar AS per ton atau Rp
8.345 per kilogram untuk harga paritas impornya di dalam negeri. Untuk impor
kedelai terbesar Indonesia berasal dari Amerika Serikat dengan jumlah 1.847.900
ton pada tahun 2011. Menyusul impor dari Malaysia 120.074 ton, Argentina 73.037
ton, Uruguay 16.825 ton, dan Brasil 13.550 ton.Tempe yang merupakan makanan
khas tradisional Indonesia bisa dikelompokkan dalam kategori pangan fungsional
yang mempunyai manfaat kesehatan di luar kandungan gizinya. Selain
lecithin yang merupakan unsur gizi, kedelai juga mengandung genistein (senyawa
nongizi) yang bersifat antikanker. Untuk itu perlu pengembangan kedelai untuk
produksi nasional, konsumsi kedelai penduduk Indonesia seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk serta berkembangnya industri pangan olahan yang berbahan baku kedelai
tidak diimbangi dengan produksi dalam negeri yang mencukupi sehingga impor kedelai terus dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri.
No comments:
Post a Comment