Banjir terjadi hampir diseluruh wilayah Jakarta dan sekitarnya, di di minggu kedua bulan Januari 2013 ini yang mengakibatkan keresahan di mata masyarakat. Dimana daerah Ibukota DKI Jakarta dikepung banjir sejak hari Kamis 17 Januari 2013. Banjir ini tidak hanya menggenangi perumahan, luapan air bahkan sudah tumpah ke jalan-jalan protokol, seperti Jalan MH Thamrin, Jalan Jenderal Sudirman, dan Jalan Gatot Subroto. Bahkan Istana Negara terpaksa harus basah-basahan karena air yang mengalir masuk ke kantor Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bagaimana kita menyelesaikan solusi bersama untuk mengatasi banjir ini. Hal ini tidak bisa dianggap sepele, karena air hujan yang terus berjatuhan di wilayah Jakarta harus menjadi pertimbangan untuk mengatasi dampaknya. Daerah resapan adalah daerah yang saat hujan turun, tanah di bawahnya dapat menyerap air itu agar tidak terjadi aliran permukaan (surface run-off). Dengan mengubah permukaan puncak bukit menjadi semen, tanpa pepohonan, maka seberapa air yang tidak bisa diserap, dan mengalir di permukaan, lalu menjadi banjir. Dengan menanami bukit-bukit itu, tanah kembali memiliki kemampuan daya serap sehingga air dapat terserap. Secara alami, akar pepohonan bahkan rumput dapat mengurangi aliran air permukaan. Maka, dengan menanam pohon dan tumbuhan lain, banjir dapat dikurangi. (Berbagai sumber media terkait, flood solution, hardware solution flood, data diolah F. Hero K. Purba). Yang Kedua yaitu kita harus memerhatikan daerah aliran sungai (DAS). Daerah ini sangat penting, dan menurut Keppres no 32 tahun 1990 mengenai kawasan lindung, Langkah ini pernah terjadi pada sungai Rhein di Eropa karena dilakukan pelurusan sungai. Sungai dibuat berkelok kelok sehingga arus sungai dapat diredam dan tidak merusak tepi sungai. Pembetonan juga akan mengakibatkan percepatan aliran sungai sehingga sedimentasi juga lebih mudah terjadi. Dan cara yang Ketiga : Harus adanya peraturan Pemerintah yang tegas. Dimana peraturan yang sudah ada sebaiknya dilaksanakan. Minimal ada tim yang kenar-benar kompeten yang mampu mengatur pelaksanaan UU, PP, Keppres, dll. Ketegasan itu juga harus adil. Bukan berpihak pada perseorangan, institusi, ataupun lembaga apapun. Manajemen Banjir (Flood Management) dan solusi pengendaliannya di perlukan disaat kejadian terjadi.
Seperti di Australia yang memiliki PowerDrain, terdiri dari tugas berat
polimer tahan lama saluran drainase beton
modular. Untuk memastikan
efisiensi hidrolik optimal
untuk proyek ini, saluran pracetak berkumpul
untuk menghasilkan berjalan miring, sehingga jatuh
di bagian datar dari Jalan Pulau Bribie.
PowerDrain juga menyediakan penguncian keamanan yang tinggi dengan PowerLook dipatenkan
sistem penguncian, memungkinkan cepat dan mudah pas
dan penghapusan Grates untuk memfasilitasi operasi pemeliharaan jalan.
Sistem ini juga dirancang dengan lugs shunt
anti dan fitur penyerap
goncangan untuk menahan grates
di tempat sementara memberikan menahan diri dari gerakan roda longitudinal
dan getaran lalu lintas umum.
Menanggapi sejumlah bencana dan peristiwa diberbagai negara termasuk
banjir, tornado, kebakaran
hutan, badai es, badai salju dan gempa
bumi, tsunami membutuhkan banyak koordinasi
dengan manajemen darurat lokal,
penegakan hukum baik diseluruh wilayah di
seluruh kabupaten / kota sekitarnya.
Hal ini selalu merupakan upaya tim untuk mengatasi respon terhadap situasi yang sedang
terjadi dan melindungi warga
negara,
No comments:
Post a Comment