Dalam
sektor pertanian, prioritas pembangunan pertanian dewasa ini adalah
melestarikan swasembada pangan, peningkatan ekspor non migas dan mengurangi
pengeluaran devisa yang sekaligus memperluas lapangan kerja, meningkatkan
kesejahteraan petani serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu
itu pengembangan wilayah pedesaan merupakan salah satu tujuan utama pembangunan
pertanian maka sangat diharapkan perkembangan agribisnis daerah yang berdaya
saing sesuai dengan keunggulan komparatif masing-masing daerah, berkelanjutan,
berkeadilan dan demokrasi. Di Indonesia hubungan investasi pertanian & non
pertanian harus ditingkatkan agar ketergantungan Indonesia pada pinjaman LN
menurun. Kondisi
yang harus dipenuhi untuk merealisasi hal tersebut: Harus ada surplus produk
pertanian agar dapat dijual ke luar sectornya. Market surplus ini harus tetap
dijaga & hal ini juga tergantung kepada factor penawaran è Teknologi, infrastruktur
& SDM dan factor permintaan è nilai tukar produk
pertanian & non pertanian baik di pasar
domestic & LN;Petani harus net saversè Pengeluaran konsumsi
oleh petani < produksi; Tabungan petani > investasi sektor pertanian.
Kontribusinya melalui : Secara langsungè ekspor produk
pertanian & mengurangi impor. Secara tidak langsungè peningkatan ekspor
& pengurangan impor produk berbasis pertanian spt tekstil, makanan &
minuman, dan lain sebagainya.
Serta adanya Permasalahan antara lain sistem pertanian yang berkembang sampai saat ini
masih belum mendukung peningkatan daya saing, selain itu sebagian besar petani
Indonesia adalah petani kecil dengan luas rata-rata lahan yang dimiliki kurang
dari 0,5 Ha dan ditambah lagi para petani atau pekerja di sektor ini pada umumnya
berpendidikan rendah, yaitu sekitar 90 % hanya tamat sekolah dasar
(Kartasasmita,1996: 400).
Suatu usaha dalam bidang pertanian tidak hanya
cukup dengan modal kuat dan sarana prasarana yang cukup melainkan juga harus
memikirkan faktor-faktor lain yang akan mempengaruhi usaha tersebut. Beberapa alasan sector pertanian
harus kuat dlm proses industrialisasi:Sektor pertanian kuatè pangan terjaminè tdk ada laparèkondisi sospol stabil;Sudut Permintaanè Sektor pertanian kuatè pendapatan riil
perkapita naik, permintaan oleh petani
thd produk industri manufaktur naik berarti industri manufaktur berkembang
& output industri menjadi input sektor Pertanian, Sudut Penawaranè permintaan produk pertanian sbg bahan baku oleh industri manufaktur.Adapun
kelebihan output siktor pertanian digunakan sbg sb investasi sektor industri
manufaktur spt industri kecil dipedesaan. (Berbagai
sumber terkait, data diolah F. Hero K. Purba)
Permasalahan yang kita hadapi dalam kehidupan bangsa ini bagaimana untuk mempengaruhi proses politik
yang menentukan dalam mengarahkan pembangunan pertanian (dalam arti luas, yang
mencakup usaha perikanan laut dan pengolahan sumberdaya hutan) yang sekaligus
mendukung pembangunan pedesaan yang saling dukung dan berkelanjutan ? Karena
masalah mengatasi kemiskinan di antara pelaku utama (petani dan buruh tani)
kita kaitkan dengan pola pembangunan yang melibatkan peluang luas bagi mereka
semua yang masih tertinggal itu, jelas bahwa masalah kemiskinan adalah juga
masalah politik. Adapun secara vertikal politik pertanian dapat distratifikasi
atas dasar situasi dan kondisi lahan garapan, proses, maupun produk. Misalnya,
bagaimana kebijakan yang akan dianut terhadap lahan garapan di dataran tinggi
atau rendah, di tegalan atau pesawahan, di pesisir atau pegunungan.
Untuk itu Stratifikasi dalam produk juga bisa dilakukan, misalnya produk
yang diorientasikan untuk ekspor atau untuk kepentingan domestik, penting
tidaknya pemilahan (grading), dan
perhatian terhadap pengepakan produk. Majunya agribisnis yang digelorakan dalam
bisnis petani, perlu ada agropolitik yang diserapkan di kalangan masyarakat.
No comments:
Post a Comment