Meningkatnya pendapatan masyarakat terutama di
kalangan petani akan meningkatkan kebutuhan pangan berkualitas dan beragam / diversifikasi.
Keragaman produk menuntut adanya pengolahan hasil pertanian dengan kapasitas,
kualitas dan kontinuitas; Pembangunan dan perkembangan pertanian menjadi sangat
penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat terutama diwilayah pedesaan,
maka orientasi pembangunan pertanian diarahkan kepada model sistem agibisnis
terpadu dengan keterkaitan yang erat antara berbagai subsistemnya. Subsistem
dalam agribisnis tersebut adalah subsistem sarana produksi pertanian (down stream), subsistem usaha tani (farming), subsistem pengolahan dan
pemasaran (up stream) serta subsistem
penunjang (kebijakan pemerintah, penelitian, penyuluhan dan
perkereditan/pembiayaan). Adapun kendala dalam masa perkembangan reformasi dan perkembangan
merupakan warna dari mafia pertanian semakin terlihat jelas dalam suksesi revolusi
hijau (green revolution), eksploitasi
sumberdaya hutan, eksploitasi isi lautan dan swastanisasi perkebunan.
Indikasinya terlihat dari: 1) Derasnya aliran modal (utang) dan investor asing
yang membonceng banyak kepentingan; 2) kentalnya pengaturan kebijakan
pembangunan pertanian yang bias pangan (padi) dan perkebunan (sawit); 3) Kentalnya
pengaturan ekspor agro yang bias produk mentah (tidak bernilai tambah); 4)
longgarnya pengaturan impor input dan output pertanian; 5) Kentalnya pengaturan
kebijakan pengembangan industri yang tidak memihak pada sektor pertanian; 6) Kentalnya
pengaplingan hutan dan lautan oleh segelintir perusahaan dan kroni-kroni
seputar kekuasaan; 7) Kentalnya dominasi ekspor hasil pertanian, perikanan dan
kehutanan oleh mafia bisnis dalam lingakaran kekuasaan; 8) Mengkristalnya
monopoli produksi dan pasar komoditas agro strategis oleh segelintir korporasi;
dan 9) Subordinasi teknologi dan kelembagaan lokal oleh inovasi luar. (Berbagai
sumber, media terkait, data diolah F. Hero K. Purba).
Pemasaran dalam negeri untuk produk pertanian mencakup
banyak lembaga, baik yang berorientasi laba maupun nirlaba, baik yang terlibat
dan terkait secara langsung maupun yang tidak terlibat atau terkait langsung
dengan operasi sistem pemasaran pertanian. Khusus untuk beberapa komoditi
terutama komoditi yang berorientasi ekspor seperti komoditi perkebunan (kelapa
sawit, karet, kelapa, kakao, gambir dan lain sebagainya) sering dihadapi dengan
kendala pemasaran, terutama di daerah pedesaan. Komitmen Pemerintah untuk
memajukan sektor pertanian sudah besar, namun mengingat kemampuan pendapatan
negara terbatas, alokasi biaya pembangunan sektor pertanian menjadi tidak
ideal. Konsep agribisnis pada saat ini
merupakan konsep yang cocok untuk melihat permasalahan pertanian karena maju
mundurnya pertanian semata-mata tidak hanya diakibatkan oleh permasalahan
teknis produksi saja namun juga disebabkan oleh faktor diluar hal tersebut.
Pada akhirnya permasalahan kesejahteraan petani tidak hanya dipengaruhi oleh on-farm agribusiness tetapi juga oleh off-farm
agribusiness.
Produk pertanian Indonesia mampu menembus pasar dunia
dengan penguatan Pasar dosmestik yang kuat, maka dituntut terpenuhinya mutu
yang bagus, harga bersaing serta kontinuitas penyediaan produksi. Sebagai upaya
pelaksanaan strategi pemasaran, lanjut dia, diantaranya menggalakkan promosi
produk-produk pertanian dalam negeri agar lebih dikenal pasar domestik maupun
internasional. Dengan adanya kelembagaan Petani yang teroganisir dan bantuan
pembiayaan mikro sebagai mitra eksportir untuk membangun peningkatan ekspor.
Produksi dunia dapat ditingkatkan jika setiap negara penghasil komoditas yang
melakukan perdagangan dengan negara lain,memiliki keunggulan komparatif dan
keunggulan kompetitif. Adapun manfaat keunggulan kompetitif tersebut juga
tergantung pada nilai tukar perdagangan (terms of trade) antar negara
pelaku perdagangan.
No comments:
Post a Comment