Tanaman tebu (Sugarcane) merupakan tanaman semusim,
sehingga tidak dipanen sepanjang tahun. Untuk menjamin rutinitas pasokan
bagasse, maka diperlukan tempat penyimpanan yang luas. Kendalanya adalah
bagasse bersifat kamba (bulky), sehingga memerlukan biaya transportasi dan
penggudangan yang mahal. Pada saat penggudangan bagasse mudah terserang jamur
dan serangga karena kandungan gula yang tersisa.Pengelolaan Ampas tebu
(bagasse) adalah limbah padat industri gula tebu yang mengandung serat selulosa
yang dapat dibuat pulp. Potensi bagasse di Indonesia cukup besar, menurut data
statistik Indonesia tahun 2005, luas tanaman tebu di Indonesia 395.399,44 ha,
yang tersebar di Pulau Sumatera seluas 99.383,8 ha, Pulau Jawa seluas
265.671,82 ha, Pulau Kalimantan seluas 13.970,42 ha, dan Pulau Sulawesi seluas
16.373,4 ha. Diperkirakan setiap ha tanaman tebu mampu menghasilkan 100 ton
bagasse. Potensi bagasse nasional yang dapat tersedia dari total luas tanaman
tebu mencapai 39.539.944 ton per tahun.
Beberapa wilayah di Indonesia
yang menjadi sentra atau pengembang komoditi tebu dengan tingkat populasi
ternak yang tinggi, selain meraup rupiah dari beragam hasil tebu termasuk
olahan seperti gula merah (saka), ampas tebu sendiri bisa dimanfaatkan menjadi
banyak hal berguna, bahkan bernilai ekonomis. Selain sebagai sumber energi
bahan bakar, ampas dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Dan bila skala
besar, hal ini juga bahkan membuka satu lagi peluang bisnis dari komoditi tebu
yakni pakan ternak seperti halnya kompos.
Bagase adalah hasil samping industri gula yang merupakan residu berserat
dari tanaman tebu (Saccharum of ficinarum) setalah dilakukan ekstraksi dan
pengempaan (Casey, 1960). agase mempunyai komposisi yang hampir sama dengan
komposisi kimia kayu daun lebar, kecuali kadar airnya. Ampas tebu merupakan limbah lignoselulosa yang
dihasilkan oleh pabrik gula setelah tebu diambil niranya. Ampas tebu mengandung
kadar sellulosa yang tinggi sekitar 37,65%. Dari besarnya kadar sellulosa yang
terdapat dalam ampas tebu tadi, maka dapat diambil suatu analisa bahwa ampas
tebu dapat digunakan sebagai bahan baku
pembuatan pulp yang sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu kondisi operasi
pada proses pembuatannya. Banyak alternatif lain untuk pemanfaatan ampas tebu
baik untuk campuran bahan baku industri, penghasil energi ramah lingkungan,
maupun kegunaan lain untuk skala rumah tangga. Dengan sedikit pengolahan ampas
tebu dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan bernilai ekonomis tinggi.
No comments:
Post a Comment