Salak merupakan buah asli Nusantara ini juga
termasuk buah yang populer di masyarakat Indonesia dan cukup banyak pula
varietas yang telah dikembangkan, di antaranya salak pondoh (Sleman,
Yogyakarta), manonjaya (Tasikmalaya), condet (Jakarta), bali (Bali), dan
Padangsidimpuan (Sumatera Utara). Beraneka ragam varietas salak yang bisa
tumbuh di Indonesi. Ada yang masih muda sudah terasa manis, Varietas unggul
yang telah dilepas oleh pemerintah untuk dikembangkan ialah: salak pondoh,
swaru, nglumut, enrekang, gula batu (Bali), dan lain-lain. Sebenarnya jenis
salak yang ada di Indonesia ada 3 perbedaan yang menyolok, yakni: salak Jawa
Salacca zalacca (Gaertner) Voss yang berbiji 2-3 butir, salak Bali, Slacca
amboinensis, (Becc) Mogea yang berbiji 1- 2 butir, dan salak Padang Sidempuan
Salacca sumatrana (Becc) yang berdaging merah. Jenis salak itu mempunyai nilai
komersial yang tinggi. (Sources:Berbagai media sumber terkait, wikipedia, data
diolah F. Hero K. Purba).
Salak yang tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan rata-rata per
tahun 200-400 mm/bulan. Curah hujan rata-rata bulanan lebih dari 100 mm sudah
tergolong dalam bulan basah. Berarti salak membutuhkan tingkat kebasahan atau
kelembaban yang tinggi. Buah Salak punya sifat khas
kleistogami yakni untuk terjadinya pembuahan dapat dilakukan sendiri secara
otomatis, tidak mmbutuhkan bantuan manusia. Bentuk
tanaman tegak dengan tinggi pohon lima sampai tujuh meter itu pada bagian
batangnya bulat-bulat bekas tangkai daun, sekaligus tempat munculnya buah. Salak hanya dimakan
segar atau dibuat manisan dan asinan. Pada saat ini manisan salak dibuat
beserta kulitnya, tanpa dikupas. Batangnya tidak dapat digunakan untuk bahan
bangunan atau kayu bakar. Buah matang disajikan sebagai buah meja. Buah segar
yang diperdagangkan biasanya masih dalam tandan atau telah dilepas (petilan).
Buah salak yang dipetik pada bulan ke 4 atau ke 5 biasanya untuk dibuat
manisan.
Untuk Potensi serta promosi buah lokal nusantara ini nampaknya masih
menjanjikan untuk pasar ekspor, salah satunya adalah salak. Sangat di
sayangkan, minimnya promosi membuat pasar ekspor salak belum banyak mengenal
buah salak ketimbang buah-buah lainnya seperti manggis. Salak (Salacca Edulis) merupakan salah satu
buah tropis yang banyak diminati oleh orang Jepang, Amerika, dan Eropa. Buah
Salak ini memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dan dapat dikonsumsi
sebagai buah segar maupun diolah sebagai manisan. Daging buah ini mengandung
kalsium, tanin, saponin, dan flavonoida. Dalam perkembangan pasar yang semakin
meningkat membuat para pelaku usaha mulai kerepotan memenuhi besarnya
permintaan. Sehingga mereka mulai meningkatkan kapasitas produksi. Serta adanya
pengolahan buah salak yang dijadikan dodol serta produk olahan lainnya.. Para
pelaku usaha mencoba untuk mulai beralih menggunakan bantuan mesin
pembuat dan pencetak dodol, dalam proses produksi. Dengan bantuan mesin
tersebut, para pelaku usaha dapat memproduksi dodol salak dengan kapasitas
lebih banyak, dan hasil yang diperolehpun juga lebih maksimal. Diharapkan buah
salak dan produk olahan salak dapat dikembangkan dengan baik lagi dengan
mengembangkan prospek pasar sesuai dengan keinginan dan permintaan konsumen.
No comments:
Post a Comment