Berbagai
ragam keindahan dan keunikan, flora Indonesia mempunyai peluang untuk
iberdayakan sebagai komoditas komersial yang penting dan dapat memberikan
kontribusi dalam peningkatan pendapatan petani tanaman hias dan devisa negara.Potensi untuk
mengembangkan usaha Tanaman Hias sangatlah prospek dalam peluang pasar
Internasional. Nilai ekspor tanaman hias pada
2010 mencapai USD9,042 juta dengan volume 4.293 ton. Sementara itu untuk tahun 2009 mencapai USD7,717 juta dengan volume 5.111
ton, dan 2008 mencapai USD6,717 juta dengan volume 3.225 ton. Berdasarkan data nilai
ekspor tanaman hias nasional masih sangat kecil dibandingkan nilai perdagangan
tanaman hias dunia yang sudah lebih dari US$ 90 miliar. Indonesia memiliki
potensi yang cukup besar mengingat keanekaragaman yang dimiliki. Dari jenis
bunga anggrek saja sekitar 40% dari 25.000 jenis anggrek di dunia terdapat di
Indonesia. Selain itu ditunjang oleh letak geografis Indonesia yang sangat mendukung
pemasaran tanaman hias ke pasar dunia seperti Singapura, Taiwan, Hongkong,
Jepang dan RRC.
Untuk komoditas
tanaman hias harus menguasai perilaku pasar dan trend terhadap tanaman. Ada
beberapa hal yang terkait dalam masalah ini yaitu:
1) Perilaku pasar sangat
dinamis sehingga memaksa kita untuk tetap
proaktif mengikutinya.
2) Data dan Informasi untuk
Tanaman Hias, perlu sosialisasi antar
sesama pelaku pasar sejenis.
3) Trend masyarakat terhadap
tanaman cepat berubah.
4) Channel Distribution didalam
pengembangan pasar Tanaman Hias.
Perilaku pasar terhadap tanaman hias, terbukti
cepat berubah karena hal ini terkait dengan selera konsumen, informasi tentang
manfaatnya dan harga pasaran. Sebagai contoh periode tahun 2004-2005 trend
masyarakat terhadap bunga adenium. Salah satu contoh pada saat sekarang ini
adalah bunga adenium karena keindahan bunganya yang bermacam-macam warna, dapat
menarik perhatian masyarakat hobis dan bunga ini sangat laku dengan harga yang
cukup mahal. Akibatnya banyak pengusaha tanaman hias yang memanfaatkan untuk
membuat bibit adenium secara besar-besaran dengan mendatangkan jenis-jenis baru
dari luar negeri sebagai pohon induk. Selang beberapa saat banyak bermunculan
tanaman hias yang berdaun indah yaitu aglonema, maka trend masyarakat beralih
pada tanaman ini. Aglaonema dapat menarik perhatian para hobis dan harga tiap
daunnya dapat mencapai ratusan ribu rupiah bahkan jutaan rupiah. Tetapi trend
pasar berubah dan mengakibatkan anjloknya untuk tanaman aglonema tersebut. Dan
kemudian untuk informasi tentang sansiviera atau lidah mertua yang berdasarkan
hasil penelitian dapat menyerap palutan di udara maka tanaman ini banyak
diminati masyarakat untuk dijadikan penghias taman ataupun di dalam rumah
sebagai tanaman indoor. Terkait trend masyarakat yang cepat berubah sehingga
perlunya sosialisasi antar sesama pelaku pasar tanaman hias. Budidaya
tanaman hias, menuntut penanganan yang spesifik
dan berbeda-beda.
Oleh karena itu usaha agribisnis
tanaman hias ini, akan lebih
baik bila dikelola dalam suatu lembaga khusus
dan secara berkelompok.
Untuk keanekaragaman anggrek Indonesia
yang memiliki berbagai jenis dan ragamnya.
Salah satu keunikan adalah Anggrek Hitam atau Black Orchid, karena pada lidahnya terdapat warna hitam. Coelogyne pandurata
Lindley tersebar di Kalimantan, Irian Jaya, Sumatra, Malaysia, dan di Philipina
di Mindanao, Luzon dan pulau Samar. Pada umumnya tumbuh pada pohon tua, didekat pantai atau di daerah rawa dataran rendah yang cukup panas. Prioritas bagi komoditas tanaman hias yang dikembangkan
adalah, tanaman hias unggulan yang dinilai mempunyai prospek pasar dan nilai
ekonomi yang tinggi. (Berbagai sumber terkait, Ditjen
Hortukultura, Kementan, ASBINDO, data diolah oleh: F. Hero K. Purba)
No comments:
Post a Comment