Thursday, November 30, 2023

Potensi Pengembangan Akses Pasar Ekspor Excelsa Jawa Timur

Varietas Kopi Excelsa merupakan salah satu varietas kopi yang populer dan paling dikenal di dunia yakni Robusta, Arabika, Liberica, dan Excelsa. Kopi Excelsa dihasilkan dari perkebunan di lereng Gunung Anjasmoro Wonosalam Jombang.Penghasil kopi Excelsa terbesar di Indonesia. Hamparan tanaman kopinya terbentang di kaki Gunung Anjasmoro yang berbatasan dengan Kabupaten Kediri, Malang, dan Mojokerto. Dusun Pucangrejo, Desa Wonosalam, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang mengatakan sebagai kawasan penghasil kopi  petani kopi Wonosalam terus berjuang menembus pasar nasional dan dunia. kapasitas produksi petani kopi Wonosalam mencapai 20 ton per tahun. Untuk harga jual biji (green bean) Excelsa juga lebih murah dibanding Robusta dan Arabica, yakni sekitar Rp 85.000 per kilogram di tingkat petani.

Potensi sektor pertanian pada produk kopi excelsa di Desa Sumberjo, Kecamatan Wonosalam perlu dioptimalkan dan diharapkan mampu didorong menjadi daya saing daerah, dan berimplikasi pada akselerasi dalam mewujudkan model pembangunan yang inklusif. Kopi Excelsa masuk pada Penetapan dan pengembangan Produk Unggulan Daerah Jombang. Kopi Excelsa merupakan jenis kopi yang memiliki rasa buah Nangka yang cenderung asam dan aromanya tajam. Sehingga rasa kopi Excelsa cukup otentik, perpaduan rasa asam, manis, asin dan juga sepat dan juga gurih menjadi ciri khas rasanya. Cita rasa kopi Excelsa lembut dan memiliki kadar kafein dibawah robusta. Bentuk biji kopi Excelsa ini cukup unik mirip dengan tetesan air dan berukuran kecil. Kopi Excelsa (Coffea liberica var. dewevrei) secara taksonomi tergolong dalam sub-seksi Pachycoffea, satu kelompok dengan kopi Liberika (Coffea liberica Bull ex Hiern) dan masuk dalam kelompok Liberoid, namun berbeda kelompok dengan kopi Arabika (Arabikoid) maupun kelompok kopi Robusta (Robustoid) (Udarno & Setiyono, 2015). Harapan petani kopi liberika di Excelsa Jombang untuk terus maju dan meningkatkan kemampuan produktivitas kopi Excelsa sehingga bisa terkenal lebih luas di mancanegara. (Sumber: Data Disbun, media terkait, data diolah F. Hero Purba)

Wednesday, November 8, 2023

Potensi dan Peluang Kopi Semendo, Sumatera Selatan dalam Pengembangannya

Potensi pengembangan agribisnis Kopi yang diusahakan oleh rakyat di Sumatera Selatan adalah jenis kopi robusta. Kopi robusta Semendo memang cukup terkenal di Provinsi Sumatera Selatan. Mutu kopi yang dihasilkan petani relatif masih rendah. Rendahnya mutu produksi kopi robusta terutama disebabkan oleh pengelolaan kebun, panen dan penanganan pasca panen yang kurang memadai karena hampir seluruhnya kopi robusta diproduksi oleh perkebunan rakyat. Disamping itu, pasar kopi masih menyerap seluruh produk kopi dan belum memberikan insentif harga yang memadai untuk kopi bermutu baik. Kopi khas Provinsi Sumatera Selatan tersebar di lahan sekitar 276.864 Ha atau 11,98% dari total luas areal perkebunan di Sumatera Selatan, dengan produksi sekitar 160.665 ton pada tahun 2011 (Disbun Sumsel, 2012). Pada tahun 2008 produksi kopi di Sumatera Selatan telah mencapai 155.372 ton terbagi dalam beberapa daerah penghasil kopi.  Sebagian besar perkebunan kopi tersebut diusahakan oleh petani secara tradisional. Kopi yang diusahakan rakyat di Sumatera Selatan adalah jenis kopi robusta. 

Gabungan Kelompok Tani /Gapoktan Semende Coffee "Tunggu Tubang" Kopi Bubuk Asli Semende yang di Produksi oleh Kelompok Tani Tunggu Tubang Muara Enim,  Provinsi Sumatera Selatan. kopi robusta yang terbuat dari biji kopi pilihan terbaik dari tanaman kopi yang berasal dari perbukitan tertinggi daerah Semendo, yang terletak di Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Kopi Semendo merupakan salah satu produk kopi yang tergolong spesial dan asli Sumatera Selatan. Kopi semendo ini diminati oleh banyak orang. Kopi semendo mempunyai bau yang khas dan harum mungkin karena diolah secara tradisional, diambil dari buah yang matang, bijinya dijemur hingga kering, disanggrai hingga masak dan ditumbuk halus oleh masyarakat setempat. pada umumnya masyarakat setempat menjual biji kering kepada pengumpul, dan dari pengumpul di bawa ke pabrik. Kopi bubuk Semendo dengan harga beli premium, yakni 7 dollar AS (sekitar Rp.125.000) per kilogram.  Saat ini ulai bibit, olah tanam, naungan, proses panen, proses penjemuran, proses pengolahan. Lain semua, termasuk harga. Jauh berbeda, dua kali lipat lah. Kalau arabika kan dari menjual untuk buah ceri kopi saja sudah lumayan. Petani nggak perlu jemur lagi. Rp 6.000 per kg.  Pangsa pasar ekspor kemasan modern dan berkualitas dari kopi Semendo di kemas dengan baik. (Sumber: Data Disbun, media terkait, data diolah F. Hero Purba)