Thursday, August 28, 2014

Pengembangan Prospek Agribisnis Peternakan Bebek dan Itik dalam Potensi Usaha dan Pemasaran



  
Prospek Pengembangan Bebek dan Itik di Indonesia pada umumnya diusahakan sebagai penghasil petelur namun ada pula yang diusahakan sebagai penghasil daging. Peternakan itik didominasi oleh peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional di mana itik digembalakan di sawah atau tempat-tempat yang banyak airnya, namun dengan cepat mengarah pada pameliharaan / budidaya secara intensif perlu dilakukan penangangannya dengan baik.  Adapun berbagai jenis itik Indonesia seperti Itik Bali, Itik Pegagan, Itik Mojosari, Itik Tegal, Itik Alabio, Itik Rambon dan jenis itik atau bebek lainnya. Pengembangan usaha agribisnis peternakan bebek potong merupakan peluang yang sangat potensial. Apabila kita melihat dalam suatu restaurant menu masakan bebek yang disajikan bermacam-macam mulai dari bebek goreng, bebek bakar, bebek sambal ijo dan bebek balado. Aneka kuliner Bebek Goreng dan aneka pilihan lainnya. Banyak rumah makan yang menyajikan makanan dengan bahan dasar bebek, dan ternyata sangat disukai oleh sebagian besar orang. Akibatnya saat ini harga kuliner yang berbahan dasar bebek menjadi lebih mahal jika dibandingkan dengan yang berbahan baku dasar ayam. Tentunya dalam hal ini usaha peternakan bebek pedaging /potong dan petelur yang dilakukan dengan sistem intensif dan terpadu, dikarenakan mahalnya harga pakan ternak bebek. Sistem peternakan bebek pedaging dan petelur sebagian besar dilakukan dengan cara tradisional dengan cara di’angon’ pada daerah daerah yang sedang mengalami panen padi, dimana tersedia sumber pakan gratis yang melimpah. Sayangnya masa panen padi ini terbatas, hanya sekitar 3 bulan. Untuk di luar masa panen para petani bebek akan mengurangi jumlah bebek yang di peliharanya.Pembesaran bebek adalah proses pembesaran bebek dari DOC (hari pertama menetas) sampai 40 hari. Anakan bebek (meri) yang di besarkan adalah jenis betina yang memang dari segi harga lebih mahal sehingga memerlukan perawatan extra. Dalam hal ini harus menyiapkan kandang yang sesuai dengan kebutuhan, dengan penghangat, agar suhu temperatur sesuai yang dibutuhkan. Ini perlu dilakukan untuk menekan tingkat kematian. Untuk tingkat kematian normal 20% dari jumlah anakan. Usaha pembesaran ini merupakan usaha yang paling cepat menghasilkan dan resiko paling rendah ,tapi juga membutuhkan investasi besar karena harus membuat kandang khusus dan rumah kandang. Peluang usaha dan potensi bebek potong sebenarnya pangsa pasar bebek bukan hanya pada telurnya saja,tetapi saat ini permintaan akan daging bebek potong juga semakin meningkat seiring dengan menjamurnya restoran dan warung makan yang menjual menu bebek potong sebagai menu khasnya.Tak ayal dengan keadaan seperti ini permintaan akan bebek potong juga ikut terangkat naik, apalagi daging bebek memiliki cita rasa yang unik dan khas.
Pemeliharaan bebek potong, peternak sebaiknya memelihara bebek jantan. Kenapa? Hal ini dimaksudkan karena bebek jantan memiliki berbagai keunggulan dan keuntungan apabila ditinjau dari segi ekonomi. Harga bibit bebek jantan lebih murah dibanding dengan harga bibit bebek betina, lalu dari segi pemeliharaan pun pertumbuhan bebek jantan lebih baik daripada bebek betina sehingga dalam waktu yang relatif tidak lama antara 2-3 bulan berat badan bebek bisa mencapai tidak kurang dari 1,5 kg. Dalam hal ini adalah berat yang biasa dibutuhkan oleh konsumen. Selain berat juga dikarena pada umur yang muda menghasilkan daging yang lebih empuk, gurih dan nilai gizi yang lebih tinggi. Dalam hal peternakan bebek potong, untuk ramuan bebek yang berumur 20 hari, rata – rata peternak bebek potong menggunakan nasi aking, tepung bulu, dan pakan jadi (buatan pabrik) yang kemudian dicampur menjadi satu tentu saja dengan takaran yang sesuai. Dengan pakan tersebut, rata – rata peternak ketika waktu panen mampu menghasilkan bobot bebek yang sesuai dengan permintaan pasar.
Kebutuhan untuk resto dan kuliner permintaan terhadap daging bebek semakin meningkat, ini bisa kita lihat dengan semakin merebaknya restoran dan rumah makan yang secara khusus menawarkan sajian daging bebek, dengan aneka pilihan menu. Melihat potensi yang ada maka bisnis budidaya bebek potong dapat dijadikan pilihan didalam melakukan usaha. Bila kita melihat usaha kuliner bebek potong, selain dalam hal itu bebek juga punya aroma daging yg khas. Kebanyakan masalah saat mengolah bebek adalah timbulnya bau amis yg tidak bisa hilang sekalipun daging telah masak. Untuk mengurangi aroma anyir, daging bebek bisa direndam dalam larutan jeruk nipis atau cuka. Ketika memasaknya, campurkanlah bumbu penambah aroma seperti sereh, daun salam, daun jeruk, atau lengkuas. Bau amis bebek juga bisa dihilangkan dgn cara merebusnya bersama tumisan kunyit dan jahe.

Menurut data bahwa di negeri China, Indonesia kalah jauh. Indonesia hanya memproduksi 25.800 ton. Dalam hal ini pun masih kalah dari Malaysia yang sudah memproduksi sebanyak 107.900 ton. Di bawah Indonesia adalah Bangladesh, dengan produksi sebanyak 23.000 ton. Sedangkan negara Asia lain seperti India, Korea Selatan, Myanmar, Thailand, dan Vietnam, secara berturut-turut memproduksi sebanyak 46.200 ton, 55.000 ton, 81.000 ton, 77.400 ton, dan 80.600 ton. Di Indonesia, umumnya warung-warung makan yang menyediakan menu utama bebek, dengan berat karkas 1 kg, yang biasanya lebih didominasi oleh bebek afkir. Sementara restoran-restoran bebek ternama yang ada di Indonesia menggunakan daging bebek yang sudah berkualitas, baik dari segi breed maupun dari aspek manajemen pemeliharaan sampai proses pemotongannya. Adapun cara paling efektif untuk menjaga kestabilan harga dan ketersediaan barang adalah melakukan kontrak atau perjanjian kerjasama dengan pihak tertentu. Perjanjian kerjasama biasanya menyangkut masalah harga dan jangka waktu kerjasama. Hal ini akan menguntungkan bagi kedua belah pihak, dimana pihak peternak akan merasa aman dan tidak perlu khawatir itiknya tidak laku terjual sedangkan bagi pengepul sendiri merasa terbantu dengan ketersediaan itik dalam jangka waktu tertentu.(Berbagai sumber artikel pemanfaatan bebek pedaging potong, artikel media, majalah, data diolah F. Hero K. Purba).

Wednesday, August 27, 2014

Potensi Pengolahan Daging Kerbau dan Pemanfaatan Ternak Kerbau Dalam Potensi Usaha



 




Dengan meningkatnya penduduk Indonesia dan semakin meningkatnya pendapatan masyarakat, maka meningkat pula konsumsi daging untuk memenuhi kebutuhan protein hewani bagi tubuh. Umumnya, kebutuhan daging di Indonesia dipenuhi dari daging sapi dan ayam. Adapun salah satu untuk memenuhi kebutuhan daging selain daging sapi dan ayam yaitu daging yang berasal dari ternak Kerbau. Dalam hal ini, menunjukkan bahwa ternak kerbau mempunyai potensi untuk dikembangkan sehingga dapat memenuhi kebutuhan daging bagi masyarakat Indonesia.  Berdasarkan data jumlah populasi kerbau pada tahun 2010 yang mencapai 2,5 juta ekor, sementara total populasi ternak sapi potong plus sapi perah 11,2 juta ekor, maka peranan ternak kerbau sebesar 22 % dan ternak sapi sebesar 78 %. Sebagai contoh di Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan ada potensi lokal dari olahan susu sapi fermentasi (dangke) merupakan produk olahan turunan dari Pengolahan Susu. Adapun proses pembuatan dangke juga cukup sederhana. Dangke dibuat dengan merebus campuran susu kerbau atau sapi, garam dan memanfaatkan getah papaya untuk fermentasi. Di Sumatera Utara ada pengolahan Susu Ni Horbo, Dali ni horbo (susu kerbau) adalah salah satu makanan yang khas batak nya. Makanan ini terbuat dari dali horbo yang dimasak dengan bawang rambu (bawang batak), cabai, daun ubi/ singkong, garam, dan sedikit andaliman. Makanan ini biasa dimasak dengan cara arsik (direbus dengan bumbu). Makanan ini dapat dengan mudah didapatkan di sekitar Danau Toba, mulai dari Parapat sampai ke Tarutung (Toba). Hampir semua rumah makan di daerah tersebut menyajikan makanan Susu ni Horbo ini. Harganya bervariasi, mulai Rp.6.000 sampai Rp.15.000. Proses pembuatannya cukup sederhana, sediakan dali, air secukupnya untuk merebus, daun ubi, cabai, garam, bawang rambu, kunyit dan sedikit andaliman. Pertama-tama daun ubi dan bawang rambu disusun diatas kuali, lalu dali di atasnya (dali tidak langsung kena kuali), masukkan bumbu dan air. Lalu kuali ditutup, dan siap dimasak sampai airnya agak mengering.


Setiap daerah memiliki pangan lokal hasil pengolahan susu yang bervasiasi. Susu kerbau biasanya diolah menjadi susu pasteurisasi, mentega, keju, es krim, yoghurt, dan pastillas de leche. Keju yang terbuat dari susu kerbau memiliki warna yang putih dan sangat disukai (International Relations National Research Council, 1981). Keju mozzarella dan ricotta di Itali adalah contoh keju yang paling diminati yang terbuat dari susu kerbau. Produk susu kerbau yang terdapat di Indonesia adalah Dali ni Horbo, dadih, cologanti dan dangke. Diharapkan potensi pangan lokal dimasa mendatang ini dapat lebih dikembangkan lagi dengan melihat potensi pasal lokal dan ekspor.  Diharapkan potensi pangan lokal dimasa mendatang ini dapat lebih dikembangkan lagi dengan melihat potensi pasal lokal dan ekspor. (Sumber: Media terkait, data diolah F. Hero K. Purba)
Untuk daging kerbau memiliki struktur, komposisi kimia, nilai nutrisi, palatabilitas dan bagian karkas yang dapat dimakan hamper sama dengan daging sapi. Perbedaannya terletak pada penyebaran lemak, yaitu lemak daging kerbau terpusat di bawah kulit dan rongga tubuh dan lebih sedikit yang ada diantara daging (marbling) (COCHRILL, 1974). Dengan jumlah lemak yang lebih sedikit (2,42g/100 g) dibanding lemak daging sapi (10,15 g), maka daging kerbau lebih sedikit tingkat kolesterolnya (82 mg/100 g) disbanding kolesterol daging sapi (86 mg/100 g) (http://www. americangourmet.net/healthybuffalo.html). Sebagai contoh lain seperti Kerbau Murrah merupakan kerbau sungai yang paling penting di India dan beberapa negara lainnya. Kerbau Murrah terdapat juga di Indonesia yang dipelihara di Sumatera Utara oleh orang-orang keturunan Sikh, India. Bangsa kerbau Murrah berasal dari India di Negara Bagian Uttar, Pradesh, Haryana, Punyab dan Delhi (Fahimuddin, 1975). Kerbau Murrah termasuk kerbau yang paling efisien dalam menghasilkan susu. Produksi susunya diperoleh sebanyak 1800 kg per laktasi dengan kadar lemak 7-8%, sedangkan lama laktasi 9-10 bulan (International Relations National Research Council, 1981). Ciri-Ciri Umum Kerbau Murrah adalah : Tubuh padat dan pendek, Leher dan kepala relatif kecil, Warna kulitnya hitam dengan warna putih pada dahi dan kaki, Punggungnya lebar,Tanduk melingkar rapat seperti spiral dan sangat kecil,Bobot badan betina dewasa 450 kg dan dewasa jantan 550 kg,Menghasilkan susu 2.050 liter/laktasi. Produktivitas dari ternak kerbau tidak lebih rendah daripada sapi potong . Berbagai hasil penelitian yang ada diberbagai belahan dunia termasuk di Indonesia menunjukkan, tingkat produksi kerbau tidak berbeda jauh dengan sapi. Dalam hal ini bagaimana pengembangbiakan ternak kerbau yang dapat mencukupi kebutuhan nasional selain komoditi ternak lain dalam pengembangan kebutuhan nasional dengan memperhatikan pasokan yang ada serta memperhatikan kapasitas, kontinuitas dan akses pemasarannya.

Tuesday, August 26, 2014

Prospek Pengembangan Usaha Budidaya Kelinci dan olahannya




 
Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari daging kelinci mengandung asam lemak tak jenuh dan kadar proteinnya tinggi, sehingga sangat baik untuk segi ekonomis terutama dalam segi gizi yang terkandung dalam daging kelinci, di sana terdapat berbagai manfaat yang dibutuhkan oleh tubuh kita dan untuk kesehatan. Adapun. Daging kelinci tahan lama dalam penyimpanannya, hal itu membuat kepraktisan dan nilai tambah ekonomis dalam hal pengecilan biaya operasional bisnis. Sehingga dalam rangka pemesanan daging kelinci lintas daerahpun akan semakin terjangkau biayanya. Karena tidak ada dua kali kerja, sebab seperti pemotongan kelinci sudah dilaksanakan di suatu tempat tertentu, dimana kita tidak usah menyediakan tempat lain untuk penampungan kelici hidup lagi. Produk lain dari ternak kelinci adalah daging , dan produk olahannya yang banyak diminati adalah sosis, bakso, nugget, burger dan abon. Pasar utama daging kelinci adalah Italia, Perancis dan Spanyol, dengan pemasok utama adalah Cina, dan pada tahun 1992 pasar Eropa mengalami devisit daging kelinci sebesar 12.000 ton (Raharjo, 2003). Dari uraian tersebut maka perlu dilihat analisis usaha peternakan kelinci apakah menguntungkan dan dapat diandalkan untuk menambah pendapatan masyarakatdan lebih jauh lagi dapat menjadi produk ekspor non migas teritama dari fur yang dihasilkan. Untuk permintaan dari restoran, hotel dan pabrik pengolahan daging sebetulnya banyak, namun sampai kini belum ada peternak yang sanggup memasok secara kontinu. (Sources data: Litbang Deptan,Wikipedia, artikel Media, majalah, data diolah F. Hero K. Purba)

Hampir setiap negara di dunia ini memiliki ternak kelinci (Leporidae) karena kelinci mempunyai daya adaptasi tubuh yang relatif tinggi sehingga mampu hidup di hampir seluruh dunia. Kelinci dikembangkan di daerah dengan populasi penduduk relatif tinggi, Adanya penyebaran kelinci juga menimbulkan sebutan yang berbeda, di Eropa disebut rabbit, Indonesia disebut kelinci, Jawa disebut trewelu dan sebagainya. Potensi budidaya Kelinci tidak hanya bisa menjadi alternatif pengganti daging sapi saja, ternyata kelinci memiliki banyak nilai tambah dan ekonomi yang bernilai tinggi. Indonesia banyak terdapat kelinci lokal, yakni jenis Kelinci  jawa (Lepus negricollis) dan Kelinci Sumatera (Nesolagus netseherischlgel). Kelinci jawa, diperkirakan masih ada di hutan-hutan sekitar wilayah Jawa Barat. Warna bulunya cokelat perunggu kehitaman. Ekornya berwarna jingga dengan ujungnya yang hitam. Untuk berat Kelinci jawa dewasa bisa mencapai 4 kg.
Seperti negara negara produsen daging kelinci terbesar untuk daging kelinci seperti Rusia, Prancis, Italia, China dan Negara-negara di Eropa Timur, disamping itu ada pula beberapa negara yang memproduksi daging kelinci dalam jumlah kecil yang hanya ditujukan untuk konsumsi sendiri seperti beberapa negara Afrika dan Amerika Latin, Philipina, Malaysia, Mesir dan beberapa negara berkembang (Raharjo, 1994), sedangkan di Indonesia sampai saat ini sulit untuk memperoleh data produksi dan konsumsi daging kelinci, namun menurut Lebas dan Collen (1994), bahwa konsumsi daging kelinci di Indonesia baru mencapai 0,27 kg/kapita/tahun. Daging kelinci dapat dijadikan peluang yang baik untuk mewujudkan standar norma gizi protein hewani yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia, karena sampai tahun 2002 sektor peternakan baru mencapai 4,82 gram/kapita/hari Berdasarkan data bahwa Pemasaran produk kelinci di Jawa barat dan Jawa Timur terdiri dari 3 pasar yaitu daging kelinci, hewan kesayangan dan pembibitan. Persentase yang lebih besar ada di hewan kesayangan dengan penjualan per minggu ± 1000 ekor usia 1,52 bulan, untuk pemasaran daging permintaan pasarnya sangat tinggi namun daging yang dapat dipasok per minggunya ± 6 kuintal sedangkan pemasaran bibit per 3 bulan ± 200400 ekor berbagai jenis. Untuk itu mengembangkan budidaya usaha kelinci dengan sistem pembinaan kepada peternak serta potensi promosi lokal dan luar negeri.

Monday, August 25, 2014

Potensi Indikasi Geografis Produk Agribisnis Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam Pengembangan dan akses Pemasaran





Potensi pengembangan Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang memiliki potensi kekayaan alam yang memberikan nilai jual dari segi komoditas agribisnis dan agrowisatanya. Sebagai salah satu contoh komoditas buah lokal Jeruk keprok SoE berada di kawasan Gunung Mutis dengan ketinggian 2.000 meter dpl, di Kecamatan Molo Utara dan Molo Selatan. Jeruk soe memiliki ciri-ciri, antara lain, kulit tipis merah, mudah dikupas, rasa manis keasaman, berbentuk bulat sedang, ketinggian batang 2-4 meter, dan usia berbuah 2-3 tahun. Orang-orang lebih suka menyebut jeruk keprok soe atau jeruk soe karena hanya tumbuh, berkembang, dan berbuah dalam jumlah besar di wilayah itu. Berdasarkan data bahwa tahun 1995-2008 produksi jeruk keprok soe sampai 500 kilogram per pohon. Jeruk waktu itu dikirim ke Timor Timur (Timor Leste), Kupang, Flores Timur, Manggarai, Bajawa, Maumere, Rote Ndao, dan Sabu Raijua melalui pedagang. Jeruk soe tidak kalah bersaing dengan jeruk dari luar NTT. Waktu itu jeruk soe dijual di swalayan dan toko-toko di Kupang dengan harga Rp 5.000- Rp 25.000 per kilogram, bahkan harga sampai saat ini mencapai Rp. 40.000/kg. Di Kabupaten Ngada, Bajawa tidak hanya Kopi Arabika Ngada, ternyata ada beberapa produk unggulan provinsi NTT lainnya yang dapat bersaing di pasaran, antara lain yaitu:
1). Mente yang sentra produksinya di Flores Timur, Sikka, Lembata, Ende, dan Nagekeo. Semuanya diantar pulaukan yang selanjutnya di ekspor ke India;2). Kakao yang sentra produksinya di Ende, Sikka dan Nagekeo. Komoditas ini diprediksi sebagai produk unggulan baru;3). Ubi kayu Nuabosi asal Ende dengan rasa khas karena Indiksi Geografis nya;4). Pisang baranga yang sudah dilepas sebagai varietas Nasional dengan nama Varietas (Var.) Kelimutu;5). Kacang merah asal Ngada, sudah dilepas sebagai var. nasional dengan nama Var. Inerie;6). Avokad dari Sikka yang juga sudah dilepas sebagai varietas nasional dengan nama Var.Ledenpuan;7). Mangga Alor yang juga karena indikasi geografis, 5 tahun lalu sudah dilepas sebagai Var. nasional;8). Mangga lokal dan mangga introduksi, yang diproduksi di pulau Timor, dimana cita-rasa dari mangga yang tumbuh dan berproduksi di Timor, sudah pasti punya karakter dan daya kompetisi yang kuat.Kacang tanah asal Sumba Timur, sudah dilepas sebagai varietas Nasional juga dan tak kalah Unggul adalah kacang tanah lokal asal rote dan kupang yang punya keunggulan kompetitf;9). Padi gogo dari Sumba Barat, sudah dilepas sebagai varietas Nasional, dulu nama lokalnya sering kita sebut, padi Kodi;10). Jeruk Keprok SoE/JKS Kabupaten Timor Tengah Selatan (sudah dilepas sebagai var. Nasional; Sudah lebih 10 tahun telah menjadi kebanggaan Nasional sebagai buah unggul nasional sekaligus telah dilepas sebagai varietas unggul oleh menteri pertanian dimana keunggulannya juga karena indikasi geografis;11). Kacang hijau asal Belu , dimana varietas lokal ini yang pertama kali dilepas dari NTT sebagai varietas Nasional dengan naman Var. Vore-belu dan kacang hijau asal Sabu, juga disukai pasar;12). Jagung kuning (sudah dilepas sebagai varietas nasional dengan nama Var. Piet Kuning. Varietas ini diperoleh dari persilangan dari 200-an sesi (bahan) genetik jagung lokal NTT dan telah dirilis sejak lebih dari lebih dari 6 tahun lalu, semasa gubernur Piet A. Talo, Pemberian nama var. Piet Kuning sebagai penghargaan kepada beliau, karena serius mendukung karya para peneliti NTT dalam proses menghasilkan varietas yang berkelas nasional;13). Sapi Bali Timor (sekalipun belum dilepas sebagai jenis lokal unggulan, tetapi UNDANA saat ini bekerja untuk hal ini);14). Bawang putih asal TTU/Eban;15). Bawang merah asal Rote, Sabu, Semau;16). Semangka (betun) dan17). Cabe kecil/kurus padi dari Timor. Cabe/Lombok kecil ini, masih segar dalam ingatan kita bahwa ketika presiden SBY datang ke sini dua tahun lalu, gubernur kita memberi bibit dan buahnya sebagai cendra-mata;
Berdasarkan data yang menyatakan bahwa Perlindungan Indikasi Asal mencakup produk  pertanian dan produk makanan yang diproses dan diproduksi di kawasan geografi tertentu dengan menggunakan cara pembuatan yang diakui. Perlindungan Indikasi Geografis mencakup produk pertanian dan produk makanan yang erat berkaitan dengan kawasan geografi tertentu. Paling sedikit satu tahap produksi, pemrosesan, atau pemasakan berlangsung di kawasan geografi tersebut. Jaminan Keistimewaan Tradisional menjamin sifat tradisional, baik dalam komposisi atau cara berproduksi dari daerah tersebut. Indikasi Geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan tempat, wilayah tertentu atau daerah asal suatu barang, yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, yang memberikan ciri, karakteristik, reputasi atau kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan.Tanda yang digunakan sebagai Indikasi Geografis dapat berupa etiket atau label yang dilekatkan pada barang yang dihasilkan. Tanda tersebut dapat berupa nama tempat, daerah, atau wilayah, kata, gambar, huruf, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut. Adapun tujuan Pendaftaran produk indikasi geografis itu akan memberikan nilai tambah dan keuntungan kepada para stake holders yang terlibat seperti petani dan eksportir.Dai sisi konsumen, dengan adanya sertifikat produk indikasi geografis yang ditempelkan pada kemasan produk yang bersangkutan, berarti produk tersebut adalah asli. Perlindungan secara hukum hak indikasi-Geografis, merupakan salah satu kekhususan yang merupakan bagian dari tanggung jawab daerah otonom. Pemerintah Daerah perlu menentukan kebijakan dalam rangka memberikan jaminan perlindungan akan hak indikasi geografis yang ada di daerahnya, sebagai bentuk kepedulian terhadap kekayaan daerah. (Sumber: DJHKI, Juli 2013, data media,wikipedia data diolah F. Hero K. Purba).