Thursday, July 2, 2020

Bioindustri dan Bio Ekonomi Pengembangan Berbasis Korporasi Petani


Pengembangan untuk model bioindustri akan turut berperan dalam meningkatkan kemandirian ekonomi petani. Pada prinsipnya sistem pertanian bioindustri, tidak ada yang terbuang karena output satu sub sistem menjadi input bagi sub sistem lain, limbah pun dapat diminimalisi. Pemanfatan produk pertanian untuk konsumsi baik pangan, pakan, bahan baku industri dan energi secara berkelanjutan hanya dapat terwujud jika pemanfatan tersebut tidak mengabaikan kesehatan lahan di mana tanaman tersebut berasal. Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memungkinkan keseluruhan komponen biomassa dengan cermat dapat dimanfatakan untuk konsumsi sementara mineral dan bahan-bahan organik yang esensial bagi tanaman dapat didaur-ulang merupakan keharusan untuk menjaga pertanian berkelanjutan. Untuk menjadi suatu bahan evaluasi bahwa pembangunan ekonomi di sektor industri-industri besar belum cukup kuat sebagai penyangga ketahanan ekonomi Indonesia. Ketergantungan produk impor dan perlambatan ekspor sebagai penyebab defisit neraca perdagangan Indonesia dari tahun ke tahun.
Sistem pertanian yang pada prinsipnya mengelola dan/atau memanfaatan secara optimal seluruh sumberdaya hayati termasuk biomasa dan/atau limbah pertanian, bagi kesejahteraan masyarakat dalam suatu ekosistem secara harmonis (Prastowo, 2013). Relevansinya bahwa model Bio Industri merupakan pemanfaatan sumberdaya pertanian yang berbasis  teknologi dan dirangakai dengan Model bio-ekonomi dapat diandalkan karena, pertama model bioekonomi adalah alat analisis yang mengintegrasikan biologi dan ekonomi secara proporsional dalam kerangka ilmiah yang lebih utuh, sehingga cukup powerful untuk menangkap situasi riil karena dapat mengakomodasi dinamika sumber daya ikan dan faktor manusia (ekonomi), dan dengan pisau ekonomi kita bisa menentukan tingkat eksploitasi yang paling efisien dan menguntungkan ( Fauzi 2010). Kedua model bio-ekonomi mempunyai variasi yang cukup kaya sehingga mampu merepresentasikan kompleksitas sumber daya perikanan dari yang relatif sederhana sampai ke yang paling kompleks. Ke tiga, dalam model bio-ekonomi, baik aspek-aspek ekonomi penting seperti maksimisasi profit, dinamika populasi, maupun non-ekonomi seperti multiple-fleets, multi-species, dan pertumbuhan dengan interaksi variabel sudah secara eksplisit dipertimbangkan. Ke empat, model bio-ekonomi dapat mengakomodasi dinamika sumber daya dan sosial ekonomi secara dinamik. Ke lima, informasi yang diberikan dari hasil analisis dengan pemodelan bio ekonomi sangat rasional untuk perikanan yang efisien dan optimal, diantaranya dalam penentuan input dan output yang optimal (yang berguna dalam perencanaan investasi).
Pertanian berbasis Bioindustri dan Bioekonomi cenderung berbasis ilmu pengetahuan maju dan padat modal sehingga tidak mudah diakses oleh usaha pertanian rakyat dan usaha pertanian skala kecil yang hingga kini masih, bahkan, mendominasi sektor pertanian dan agribisnis di Indonesia. Bioekonomi mengacu pada aktivitas ekonomi yang melibatkan penggunaan bioteknologi dalam produksi barang, jasa, atau energi (berbasis bio) dari bahan biologis (atau biomassa ) sebagai basis sumber daya utama. Pembangunan berbasis pertanian (agricultural led Development) baik Bioindustri dan Bioekonomi perlu dirubah menjadi berorientasi pada dua paradigma baru yaitu paradigma pertanian untuk pembangunan (agriculture for development) dan paradigma pertanian bio-industri berkelanjutan.  Pembangunan konsep Bioindustri dan Bioekonomi merupakan strategi konsep yang perlu diterapkan untuk pembanguan pertanian bagi masyarakat petani yang mandiri dan berkelanjutan. (Sources data: United Nations. 2012. From Transition to Transformation: Sustainable and Inclusive Development in Europe and Central Asia, United Nations Conference on Sustainable Development, Rio +20, New York and Geneva 2012, data diolah FHKPurba)