Thursday, January 26, 2012

Strategi Memenangkan suatu Negosiasi Bisnis dalam Persaingan Global dalam Ekspansi Pasar Internasional


Sebagaimana yang kita ketahui bahwa transaksi perdagangan internasional dilakukan melalui dua (2) cara yaitu cara yang pertama dan utama adalah melalui korespondensi atau surat menyurat dan cara kedua yakni melalui negosiasi tatap muka. Negosiasi merupakan suatu hal yang pokok dan terpenting dalam bisnis untuk melalkukan rencana pengembangan dengan mitra bisnis. Jika kita telusuri pengertian Negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan cara berunding untuk mencapai kesepakatan kedua belah pihak. Dalam negosiasi, kita dituntut untuk memahami medan mitra bisnis kita. Dengan begitu, kita bisa melihat banyak peluang. Ada dua hal penting yang perlu kita kuasai saat negosiasi. Pertama, menguasai materi dan mengenal partner yang akan diajak negosiasi. Kedua, mengendalikan emosi. Negosiasi ada macam-macam jenisnya. Antara lain negosiasi bisnis (jual beli) antara dua pihak yang ingin melakukan kerjasama bisnis seperti contoh diatas. Kemudian lainnya negosiasi pihak manajemen dengan pekerja, negosiasi politik hingga negosiasi sehari-hari. Negosiasi bisnis berbeda dengan jenis negosiasi lainnya. Dalam suatu negosiasi bisnis, setiap pihak yang terlibat berusaha untuk menemukan suatu win-win solution. Dalam win-win solution, kedua pihak sama-sama mencari solusi yang dapat memuaskan bagi kedua belah pihak.


Dalam hal ini, penting untuk membedakan antara apa yang harus Anda capai dan apa yang ingin Anda capai, sehingga bangunan di beberapa kelonggaran untuk menyerah pada persyaratan dari sisi lain. Negosiasi bersama, pada tingkat psikologis, mana mungkin muncul bahwa telah ada beberapa bentuk kompromi, dapat memiliki efek yang signifikan pada penutupan penjualan dan negosiasi kontrak, dan dapat meninggalkan pihak lain dengan perasaan negosiasi seolah-olah kedua belah pihak telah mendapat kesepakatan yang terbaik. Untuk suatu negosiasi bisnis, dapat melibatkan pula pihak ketiga baik langsung maupun tidak langsung. Hal yang terpenting adalah, dalam negosiasi bisnis kita harus mengetahui pihak mana yang paling berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Sehingga kita tidak melakukan langkah yang salah dalam negosiasi. Jangan sampai kita sudah melakukan negosiasi panjang, ternyata pihak lawan bukanlah key person yang berpengaruh dalam isu tersebut. Didalam negosiasi bisnis ini selain berorientasi pada transaksi bisnis, juga memperhatikan orientasi hubungan antara kedua belah pihak. Kedua pihak saling berusaha untuk memahami dan bekerjasama untuk memperoleh solusi yang memuaskan. Tuntutan dalam persaingan global sangat berarti dalam negosiasi bisnis, tentunya dengan concept yang kita gunakan win-win solution akan mengambilkan suatu hasil yang berarti dengan mitra bisnis kita. Dalam era persaingan global, negosiasi bisnis sangat penting dilakukan dengan trik dan cara yang berbeda untuk mengetahui rekan bisnis kita.

Berdasarkan sumber penulis Cepiar bahwa ada beberapa hal penting yang diperhatikan dalam negosiasi dengan mitra bisnis: 1. Pisahkan pokok masalah yang dinegosiasikan dengan lawan. Jangan sampai masalah pribadi menghambat proses negosiasi yang sedang berjalan. Tak heran perusahaan-perusaha an besar biasanya mempunyai tim negosiasi yang terdiri dari beberapa orang dengan keahlian berlapis-lapis. Dengan begitu, tidak akan pernah terjadi konflik pribadi dengan proses negosiasi. 2. Selalu mengacu pada tujuan utama negosiasi. Apa hasil akhir yang kita inginkan dalam negosiasi ini? Bukan masalah menang atau kalah, apalagi sampai menjatuhkan lawan. So, tetap berkepala dingin dan jangan pernah terpancing dengan emosi atau ego mau menang sendiri. 3. Berikan alternatif win-win solution pada lawan. Selalu fleksibel selama negosiasi agar terhindar dari jalan buntu. Persiapkan beberapa solusi alternatif yang diprediksi bisa menciptakan kondisi saling menguntungkan bagi lawan. 4. Selesaikan proses negosiasi dengan cepat dan tidak bertele-tele. Hindari faktor-faktor yang bisa melelahkan lawan seperti proses negosiasi yang terlalu lama, tempat negosiasi yang tidak kondusif, dll. Karena faktor-faktor tersebut cenderung membuat lawan jadi emosional dan berbalik menekan kita. 5. Riset, riset dan riset. Hal terpenting dalam negosiasi sering berkaitan dengan etika dan budaya. Negosiator ulung selalu melakukan riset untuk mengetahui karakter lawannya. Apa latar belakangnya, kebiasaan, hobi, kesukaan, dll. Terbukti bahwa kebanyakan kontrak besar bisnis dimenangkan bukan di meja rapat, tapi di lapangan golf, kapal pesiar atau restoran. Jadi dalam hal ini negosiator selalu dituntut untuk selalu tahu kapan sebaiknya memberi dan kapan harus menerima, juga peka melihat situasi dan suasana kapan untuk menekan lawan bicaranya. Inilah hal hal yang perlu kita perhatikan dalam negosiasi baik dengan mitra lokal maupun International dalam persaingan global. Dan perlu kita perhatikan bahwa negosiasi dalam bisnis dengan seseorang yang telah kita sudah berbicara dengan dan berbagi hubungan positif dengan jauh lebih mudah, dan jauh lebih mungkin untuk menghasilkan hasil yang saling menguntungkan. (sources: Berbagai sumber terkait, data diolah Frans Hero K. Purba, http://id.shvoong.com/business-management/2172801)

Thursday, January 19, 2012

Peluang Ekspor Indonesia ke Turki dalam Ekspansi Perdagangan Internasional


Turki merupakan salah satu mitra dagang potensial. Selama 2006-2010, neraca perdagangan Indonesia dengan Turki selalu surplus, kecuali pada 2009. Menurut data Kementerian Perdagangan, neraca perdagangan Indonesia dengan Turki surplus sebanyak 768,99 juta dolar AS pada 2010. Nilai ekspor Indonesia ke Turki pada 2010 mencapai 1,07 miliar dolar AS, sedangkan impor dari Turki hanya 304,76 juta dolar AS. Indonesia antara lain mengimpor tepung terigu, tembakau, kaca optik, dan alat pertanian dari Turki. Sedangkan ekspor Indonesia ke negara ini di antaranya mencakup tekstil dan produk tekstil, ban, alas kaki, dan bahan baku plastik. Ekspor tekstil Indonesia ke Turki cukup besar, yakni mencapai 450 juta dolar AS pada 2010. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total nilai impor komoditas dari Turki ke Indonesia sepanjang Januari-Agustus 2011 mencapai US$ 318,38 juta atau naik 84,17% dibandingkan tahun 2010 yang hanya US$ 172,88 juta. Produk yang di impor dari Turki tersebut antara lain, tembakau, mesin traktor, alumunium dan karpet. Pertumbuhan trend nilai ekspor pada tahun 2006 mencapai US$ 116, 7 juta menguasai 16,12% ekspor Indonesia ke Turki. Dan produk pertanian kedua yang diminati oleh Turki dari Indonesia adalah karet alam dengan kenaikan trend 39,88% mencapai US$ 54,7 juta pada tahun 2006 dengan pangsa pasar 7,55%. Turki yang wilayah posisinya berada diantara dua benua yaitu Eropa di Utara dan Asia Selatan. Wilayahnya berbatasan dengan Yunani dan Bulgaria di Barat dan Utara; Azerbaijan dan Bulgaria di Timur Laut, Suriah dan Irak di Selatan serta Iran di Tenggara. Melihat posisi wilayah negara Turki ini sangatlah potential bagi peluang ekspor Indonesia, maka daripada itu dalam situasi peningkatan hubungan kerjasama Indonesia-Turki haruslah tetap dijaga terhadap negara-negara pesaing ekspor, terutama untuk minyak nabati seperti minyak sawit dan karet yang menjadi andalan ekspor kita yang bersaing dengan negara Malaysia, Amerika, Vietnam, Argentina dan sebagainya.

Berdasarkan data Badan Statistik Turki, ekspor Indonesia ke Turki antara Januari-November 2008 mencapai USD 1.334.779.000 (sekitar Rp 15,8 triliun). Sementara pada periode yang sama 2007 mencapai USD 1.359.928.000 (sekitar Rp 16 triliun). Memang terjadi penurunan sekitar USD 24 ribu akibat krisis keuangan dunia yang juga dirasakan Turki. Sementara itu impor Indonesia dari Turki periode Januari-Nopember 2008 mencapai USD 277.872.000 (hampir Rp 3,3 triliun), sementara periode yang sama 2007 mencapai USD 173.736.000 (hampir Rp 2,1 triliun). Jadi Indonesia surplus cukup besar. Pameran Produk Makanan Internasional dan Pameran Teknologi Pengolahan, yang akan diselenggarakan pada pada tanggal 2 - 5 Desember 2009 oleh Istanbul Trade Fairs didukung oleh Republik Turki oleh Kementerian Pertanian dan Pedesaan Negeri, Perdagangan Luar Undersecretariat, KOSGEB-Kecil dan Menengah Ukuran Organisasi dan Pengembangan Industri TGDF-Federasi Industri Makanan & Minuman Asosiasi Turki. Hosting pameran termasuk Ulker, Reis, Seyidoglu, Kervan, Bifa, Balparmak, Cargill, Gulluoglu, Orkide dan Kristal, GIDA 2009 akan memberikan kesempatan untuk komersial dan kerjasama strategis antara produsen makanan dan pembeli. 17th International Food Products & Processing Technologies Exhibition diharapkan menjadi tuan rumah sekitar 3,000 pengunjung internasional. Target pengunjung negara-negara adalah Jerman, Amerika Serikat, Azerbaijan, UAE, Belgia, Afrika Selatan, Georgia, Belanda, Inggris, Irak, Iran, Israel, Swiss, Kanada, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Kuwait, Lebanon, Malaysia, Mesir , Uzbekistan, Rumania, Rusia, Singapura, Suriah, Arab Saudi, Yordania dan Yunani. Beberapa negara yang berpartisipasi pada pameran adalah Sri Lanka, Malaysia, Jerman, Iran, Italia, Cina, India, Libanon, Mesir, The USA, Kosovo dan Suriah. Menghadiri asosiasi dari luar negeri adalah Badan Teh Sri Lanka, Sri Lanka, selatan Amerika Serikat Asosiasi-The USA, Halal Industry Development Corp-malaysia, Indian Oil Seeds & Produksi Ekspor Asosiasi-India dan Puglia Konsorsium-Italia. (Sources: Berbagai sumber terkait, data BPS, data diolah Frans Hero K. Purba)

Tuesday, January 17, 2012

Peluang Peningkatan Ekspor Minyak Atsiri Indonesia


Seperti yang kita ketahui bahwa Minyak atsiri digunakan secara luas pada parfum, kosmetik, perasa makanan dan minuman, dan juga pada produk pembersih rumah tangga. Destilasi untuk minyak atsiri dilakukan dengan cara menampung bahan baku yang berasal dari tanaman, seperti daun, kulit kayu, biji, dan akar, ke alat destilasi di atas air. Ketika air dipanaskan, uap air akan melewati bahan baku tersebut dan ikut menguapkan minyak atsiri. Uap minyak atsiri akan mengalami kondensasi kembali menjadi cairan dan ditampung di alat penampung. Produk minyak atsiri Indonesia untuk minyak nilam 800 ton per tahun, minyak kenanga 25 ton, akar wangi 30 ton, serai wangi 500 ton, pala 350 ton, sengkeh 2500 ton. Negara tujuan ekspor minyak atsiri Indonesia meliputi Eropa, AS, Australia, Afrika, Kanada dan negara-negara ASEAN. Ekspor produk minyak atsiri Indonesia selama ini masih dalam bentuk setengah jadi. Pada tahun 2008 nilai ekspor minyak atsiri kasar sebesar US$ 100 juta sedangkan untuk produk turunannya mencapai mencapai US$ 286,4 juta untuk produk parfum, kosmetik, toiletries. Untuk ekspor produk turunan atsiri, Indonesia cukup tinggi mencapai US$ 435,5 juta. Pelaku agrobisnis biofarmaka untuk lebih berupaya lagi didalam mewujudkan potensi biofarmaka menjadi salah satu penggerak pembangunan pertanian melalui mutu dan kontinuitas penyediaan bahan baku.

Ekspor minyak atsiri tahun ini ini sendiri masih lebih baik ketimbang tahun lalu. BPS mencatat, nilai ekspor minyak atsiri Januari-Agustus 2011 mencapai Rp 3,4 triliun, atau meningkat 31,27% dari periode sama tahun 2010 yang sebesar Rp 2,6 triliun. Dalam kesempatan ini peluang prospek bisnis tanaman berbasis biofarmaka masih memiliki peluang yang cerah untuk memenuhi potensi pasar. Sebagai dasar bahan konsumsi obat-obatan untuk pasokan pabrik obat/medicinal factory tentunya memerlukan jumlah untuk bahan baku yang cukup sesuai dengan mutu dan standardisasinya. Untuk itu diperlukan penanganan yang serius bagi petani ataupun pelaku usaha yang bergerak di bidang agrobisnis biofarmaka. Kesempatan ini tentunya yang mendasari untuk menjadi peluang pelaku usaha minyak atsiri didalam menentukan pasar produk tersebut. Tentunya dapat dilakukan kemitraan dengan petani atau pelaku usaha pelaku usaha minyak atsiri dengan kesepakatan yang jelas mengenai pasar, sehingga para petani dapat mengetahui pangsa pasar yang jelas dan keadaaan situasi pasar. Dengan demikian prospek dan peluang pasar domestik dan Internasional semakin terbuka lebar apabila keiinginan yang ingin dicapai dari atsiri Indonesia ini lebih diperhatikan sesuai dengan kebijakan dan strategi pasar yang mau berupaya didalam pengembangannya. (Sources: berbagai media terkait, data diolah Frans Hero K. Purba)

Monday, January 16, 2012

Perkembangan dan Peluang Ekspor Karet Indonesia


Komoditi Karet Indonesia merupakan komoditas eksport andalan perkebunan kedua setelah CPO, dan Indonesia merupakan negara penghasil dan pengekport karet alam urutan ke 2 setelah Thailand. Estimasi produksi karet di Indonesia pada tahun 2011 adalah 2,64 juta ton dengan luas lahan 3,45 juta hektar (Ditjenbun 2011). Sedangkan kontribusi eksport karet dan produk karet terhadap ekport non migas pada periode Januari-Agustus 2011 sebesar 9,51 %, dengan demikian menurut Dedy karet diharapkan menjadi penggerak roda pembangunan ekonomi melalui peningkatan mutu yang akan meningkatkan eksport.Produksi karet alam Indonesia pada tahun 2011 diperkirakan mencapai 2,972 juta ton, meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat 2,736 juta ton. Berdasarkan data data yang diolah Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO), area perkebunan karet di Indonesia pada 2010 seluas 3.445 juta hektare, dan diperkirakan bertambah 5.000 hektare pada 2011.Untuk harga karet jenis SIR 20 di pasar bursa Singapura pada pembukaan 11 November untuk pengapalan Desember melemah delapan sent dolar AS per kg dari harga di 10 November 2011. Pada 10 November 2011, harga SIR 20 ditutup sebesar 3,149 dolar AS per kg untuk pengapalan Desember dan 3,171 dolar AS per kg untuk Januari 2012. Dengan adanya kemerosotan harga karet itu diduga kuat akibat tindakan spekulan melepas posisinya memanfaatkan krisis ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa. Menurut data SICOM (Singapore Commodity Exchange ) harga karet berjangka untuk penyerahan September 2011 ditutup pada level harga Usc468 per kg dari harga sebelumnya Usc476 per kg. Untuk Tokyo Commodity Exchange (TOCOM) harga Karet berjangka RSS3 ditutup melemah. Harga Karet berjangka untuk penyerahan Agustus 2011 ditutup pada level harga ¥351,2 per kilogram dari harga sebelumnya ¥354,3 per kilogram.Untuk nilai ekspor karet alam pada 2010 mencapai US$7.32 miliar. Asia Pasifik merupakan konsumen karet terkemuka, 56 persen dari kebutuhan karet dunia pada tahun 2008. Selain itu, daerah akan posting pertumbuhan terkuat permintaan karet sampai 2013, meskipun fakta bahwa pasar karet penting Jepang diharapkan dapat melihat penurunan karena penurunan tingkat produksi kendaraan bermotor di negara ini setelah kinerja cukup kuat di tahun 2008. Amerika Utara dan Eropa Barat akan terus melihat bawah standar keuntungan relatif terhadap rata-rata global, meskipun kedua daerah akan melihat peningkatan dari penurunan dari periode tahun 2003 sampai 2008. Non-ban permintaan karet akan melebihi permintaan ban karet sampai 2013. Permintaan produk karet non-ban akan mendapatkan keuntungan dari naiknya tingkat industrialisasi di negara-negara berkembang.

Untuk kebutuhan karet domestik hanya 460.000 ton, naik 4.78% dibandingkan de-ngan kebutuhan karet lokal pada tahun lalu 439.000 ton. Total produksi karet dunia pada tahun ini diperkirakan mencapai 10,97 juta ton naik dibandingkan dengan tahun lalu 10,22 juta ton. Thailand menjadi negara produsen karet terbesar diperkirakan mencapai 3,47 juta ton pada tahun ini disusul Indonesia. Sedangkan Malaysia menempati posisi ketiga sebanyak 1,10 juta ton, India 893.000 ton, Vietnam 780.000 ton dan China 679.000 ton. Dengan kondisi cuaca yang anomali menjadi pengaruh yang besar terhadap produksi karet. Pada saat ini kan seharusnya sudah berakhir masa gugur daun dan di wilayah selatan garis khatulistiwa seharusnya sudah mulai musim kemarau. Ini menghambat kenaikan produksi. Anomali iklim dapat mengakibatkan penurunan produksi karet , pada sekitar 3%-4% dari perkiraan awal produksi karet 2011 sebanyak 3,45 juta ton.

Produksi karet alam dunia Tahun 2011 diasumsikan hanya berkisar 10,970 juta ton sementara untuk konsumsi diperkirakan mencapai 11,151 juta ton sehingga terjadi kekurangan pasokan atau minus sekitar 181.000 ton. Kurangnya produk karet alam dunia di tahun 2011 salah satunya di karenakan terganggunya produksi karet di beberapa negara seperti Australia, hujan deras yang disebabkan oleh lamina yang juga menyebabkan banjir di negara tersebut telah mengganggu proses penyadapan karet. Kemudian di Thailand asosiasi natural rubber producing countries di Thailand memperkirakan produk karet alam pada musim dingin yang berlangsung mulai Febuari-Mei berdampak pada menurunnya produk karet hingga 50 persen. Berdasarkan asumsi tersebut, dipastikan Indonesia berpeluang besar untuk memasok karet alam hasil produk Indonesia ke luar negeri/ekspor dan tentunya dengan catatan untuk produk karet Indonesia agar lebih ditingkatkan.(Berbagai data sumber terkait, data diolah F. Hero K. Purba)

Thursday, January 12, 2012

Potensi Ekspansi Pasar Indonesia ke Kanada


Untuk tingkat ekspor nonmigas Indonesia ke Kanada pada tahun 2010 meningkat hingga 57,5 persen dari tahun 2005, yaitu dari sebesar US$ 464 juta meningkat menjadi US$ 731 juta. Sedangkan produk ekspor utama ke Kanada antara lain karet alam, produk kertas, kamera, peralatan rekam video, sepatu olahraga, pakaian dalam wanita, ban mobil, funiture kayu, biji kakao, dan kopi. Potensi peluang Indonesia untuk dapat lebih meningkatkan hubungan ekonomi dengan Kanada secara optimal dapat dikatakan cukup besar potensinya sepanjang Indonesia dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan daya saing di pasar Kanada. Kanada adalah negara terbesar pertama di benua Amerika yang terluas kedua dibumi dengan jumlah penduduknya 31.000.000 jiwa dan pertumbuhan penduduknya 0,8% pertahun. Memperhatikan kondisi ini didukung oleh adanya prospek ekonomi Kanada yang menjanjikan, dimana Kanada diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan sebesar Berdasarkan neraca perdagangan untuk tahun 2007 total perdagangan Indonesia-Kanada mencapai 1,862 milyar US$ atau naik 20.99% dibanding tahun sebelumnya. Ekspor Kanada ke Indonesia tahun 2007 senilai 933.35 juta US$, naik 32,70% dari tahun 2006 (703.37 juta US$). Impor Kanada tahun 2007 senilai 928,90 juta US$, naik 11,15% dari tahun 2006 (835.74 juta US$). Nilai ekspor Indonesia merupakan mitra Kanada keempat terbesar dalam investasi di Asia, setelah Jepang, Singapura, dan Hongkong, dengan jumlah total investasi hampir CAD $ 2 miliar. Investasi Kanada di Indonesia dapat dibagi ke dalam sektor sumber daya alam dan sektor keuangan. Pada tahun 2007, Investasi Asing Langsung (FDI) Kanada untuk Indonesia adalah USD $ 1,910 miliar, meningkat menjadi USD $ 2,250 miliar pada tahun 2008, dan pada 2009 meningkat menjadi USD $ 2453000000. Dalam rangka untuk melindungi investasi dari kedua negara, Indonesia dan Kanada sedang bernegosiasi Perlindungan Penanaman Modal Asing dan Persetujuan Promosi (FIPPA).

Selanjutnya, Indonesia dan Kanada menandatangani "Pengaturan pada Mutual Recognition Ikan dan Perikanan Inspeksi Produk dan Sistem Kontrol" pada tahun 2002. Kedua belah pihak setuju pada pertukaran informasi tentang pemeriksaan dan pengawasan produk-produk perikanan yang diekspor dari Indonesia ke Kanada, serta memperbarui daftar eksportir perikanan Indonesia yang sesuai dengan Standar Pemeriksaan Kanada dan Kontrol.
Kanada ke Indonesia kini menjadi lebih tinggi daripada nilai impornya. Akibatnya, neraca perdagangan bilateral yang sebelumnya senantiasa surplus bagi Indonesia, pada tahun 2007 terjadi pembalikan yaitu surplus bagi Kanada atau defisit bagi Indonesia senilai 4,45 juta US$.Dengan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi Kanada (khususnya dalam sektor perdagangan eceran), maka perkembangan ini diperkirakan akan memberikan dampak positif bagi hubungan ekonomi bilateral Kanada-Indonesia. Komoditi Ekspor Utama Indonesia ke Kanada : Karet Alam, Kakao, Pakaian, Elektronik dan peralatan elektronik, Mesin dan peralatan mesin, Mebel, Kayu, Kertas, Alas Kaki, Perikanan, sedangkan impor Kanada: Gandum, Pulp & Kertas, Pupuk, Mesin dan peralatan mesin, Otomotif, Elektronik dan peralatan elektronik, Salt & Sulfur & Stone, Timah dan produknya, Nikel dan produknya, Plastik. Indonesia merupakan ekportir terbesar ke-17 Kanada sedangkan Kanada merupakan pasar tujuan ekspor terbesar Indonesia ke-22. Indonesia merupakan eksportir Karet terbesar dan Kakao ketiga terbesar ke Kanada. Komoditi Ekspor Utama Indonesia: Karet Alam. Pakaian, Elektronik dan peralatan elektronik, Mesin dan peralatan mesin, Mebel, Kayu, Kertas, Biji Coklat, Alas Kaki, Perikanan, Komoditi Impor Utama Indonesia ke Kanada: Gandum, Pulp & Kertas, Pupuk, Mesin dan peralatan mesin, Otomotif, Elektronik dan peralatan elektronik, Salt & Sulfur & Stone, Timah dan produknya, Nikel dan produknya, Plastik. Dengan melihat peluang kerjasama Indonesia ini, hal ini merupakan kesempatan yang baik apabila dilihat dari nilai ekspor pertanian Indonesia ke Kanada.

Karektristik buyer Kanada biasanya banyak menuntut dan kebanyakan produk yang dijual di Kanada berkualitas relatif tinggi. Karena importir bertanggungjawab secara hukum untuk produk yang cacat, buyer kemungkinan tidak akan membeli produk bila diproduksi secara buruk, atau bila supplier mempunyai reputasi yang patut dipertanyakan. Perhatian khusus harus diberikan kepada hasil kerja secara keseluruhan dan kualitas detail. Ketidakmampuan untuk memenuhi persyaratan regulasi tentang barang impor bisa menyebabkan pemberian denda atau bahkan penyitaan barang, membuat produk tersebut tidak dapat dijual lagi di Kanada. Untuk memenuhi tuntutan kualitas, garansi yang lebih luas untuk barang konsumen kini semakin banyak ditawarkan. Prospek peluang peningkatan ekspor Indonesia ke Kanada cukup besar antara lain karena produk asal Indonesia mempunyai daya saing yang cukup tinggi di pasar Kanada terutama produk - produk pertanian, tentunya dengan menjaga kualitas dengan negara-negara pesaing lainnya. (Sumber: KBRI Ottawa, Kanada, data BPS, Berbagai sumber terkait, data diolah F. Hero K. Purba)