Wednesday, October 31, 2012

Pengolahan Gambir (Uncaria Roxb) dalam Potensi Pengembangan dan Pemanfaatan Produk Agribisnis

Potensi Gambir (Uncaria gambir Roxb-red) merupakan sejenis getah yang dikeringkan, berasal dari ekstrak remasan daun dan ranting tumbuhan bernama (Uncaria gambir Roxb-red). Di Indonesia gambir pada umumnya digunakan untuk menyirih. Kegunaan yang lebih penting adalah sebagai bahan penyamak kulit dan pewarna. Gambir juga mengandung katekin (catechin), suatu bahan alami yang bersifat antioksidan. Sementara, India mengimpor 68% gambir dari Indonesia dan menggunakannya sebagai bahan campuran menyirih. Gambir juga digunakan sebagai bahan baku industri tekstil dan batik, yaitu sebagai bahan pewarna yang tahan terhadap cahaya matahari (Risfaheri et al., 1993), disamping juga sebagai bahan penyamak kulit agar tidak terjadi pembusukan dan membuat kulit lebih baik (Bachtiar, 1991).  Katekin gambir juga potensial untuk digunakan sebagai anti bakteri Pambayun et al., 2007). Muis et al. (2008) menambahkan bahwa gambir juga potensial digunakan sebagai pestisida nabati.   Pada saat ini katekin gambir sedang dicoba untuk dijadikan bahan perekat industri kayu lapis atau papan partikel.  Produk gambir ini memang masih harus bersaing dengan sumber perekat kayu lainnya seperti kulit kayu Acacia mearusii, kayu Schinopsis balansa, serta kulit polong Caesalpinia spinosa yang dihasilkan di negara lain.  Pada tahun 1983 diproduksi 10.000 ton perekat berbasis tanin Acacia mearusii di Afrika Selatan. 
Pengolahan dari Gambir yang dihasilkan mempunyai warna beragam mulai dari kuning, kuning kecoklatan sampai dengan coklat kehitaman. Selain itu bentuk cetakannya beragam mulai dari ukuran diameter 1,5 cm sampai 2 cm dengan ketebalan 2 cm sampai 2,5 cm hingga ukuran berbentuk batok kelapa dengan diameter 9 cm sampai 12 cm dan ketebalan 2 cm sampai 3 cm. Keterbatasan modal usaha petani gambir untuk membeli alat pengempa modern dalam pengembangan usahanya, menyebabkan petani lebih memilih alat pengempa daun gambir yang mudah dan murah dalam pembuatannya. (Berbagai sumber media terkait, data litbang, data daerah, data diolah F. Hero K. Purba)
Dalam hal ini juga Perlu peran serta pemerintah dalam pemecahan masalah yang dihadapi petani terutama permodalan untuk mengembangkan usaha gambir termasuk pembelian alat kempa modern. Selain itu perlu dibentuk sistim kelembagaan pengusahaan gambir yang kuat mulai dari petani sampai kepada konsumennya, sehingga petani gambir yang merupakan produsen tingkat pertama dalam pengusahaan gambir dapat ikut merasakan pembagian keuntungan secara adil dari gambir yang dihasilkan.
Gambir / Uncaria lainnya adalah flavonoid (terutama gambiriin), katekin (sampai 51%), zat penyamak (22-50%), serta sejumlah alkaloid (seperti gambirtannin dan turunan dihidro- dan okso-nya.[2] Selain itu gambir dijadikan obat-obatan modern yang diproduksi negara jerman, dan juga sebagai pewarna cat, pakaian.Untuk pangsa pasar internasional gambir Indonesia antara lain Singapura, Pakistan, India, Bangladesh, Taiwan, Korea Selatan, Jepang dan beberapa negara Eropa.  Gambir memiliki volume produksi dan nilai untuk ekspor yang terus meningkat. Gambir adalah komoditas ekspor Indonesia dari sub-sektor perkebunan yang masih diusahakan secara tradisional.

Tuesday, October 30, 2012

Potensi Pengolahan Gula Kelapa dalam Pengembangan Akses Pasar dan Peningkatan Perekonomian



Komoditas Kelapa yang merupakan pohon kehidupan dengan berbagai macam manfaat. Kelapa adalah tanaman yang dari semua bagiannya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Produk utama dari gula kelapa dipasarkan sebagai gula konsumsi untuk pasar nasional dan ekspor. Pemasaran gula kelapa melalui dua saluran distribusi, yaitu pemasaran langsung kepada konsumen dan kepada pedagang pengumpul kecil maupun besar. Pemasaran langsung kepada konsumen sebagai bahan pemanis bagi ibu rumah tangga maupun sebagai bahan pelengkap dalam industri makanan atau minuman, antara lain gula kacang (ampyang), enting-enting, kue satu, nopia, wajik, kecap, dan lain sebagainya. Pohon kelapa saja dapat menghasilkan gula yang indeks glikemiknya berbeda, apalagi kalau dibandingkan dengan gula aren yang jenis pohonnya saja berbeda. Kalau anda mencari informasi melalui google mengenai glikemik indek anda akan menemukan beberapa informasi yang menyatakan bahwa indeks glikemik gula aren adalah 35. Produksi dan pengembangan minyak kelapa dipedesaan memberikan suatu dampak positif yaitu:
1.       Produksi minyak kelapa dapat dijual di pasar lokal maupun regional yang hasilnya merupakan pendapatan tunai keluarga petani. Nilai pendapatannya akan jauh lebih menguntungkan apabila dibandingkan dengan pengolahan kelapa menjadi kopra.
2.     Dengan adanya minyak kelapa, ketergantungan masyarakat pedesaan terhadap konsumsi minyak makan dari minyak nabati lain akan berkurang.
3.     Pendapatan petani dan nilai tambah/ added value komoditas meningkat.
4.     Penganekaragaman produk olahan kelapa dan efisiensi pemanfaatan bahan baku.
5.     Terciptanya lapangan kerja di pedesaan dan perkotaan
Hasil dari Nira kelapa, gula kelapa yang bermutu baik didapatkan dengan melakukan pengendalian mutu mulai dari tahap produksi nira sampai dengan pengemasan gula kelapa. Nira yang digunakan harus bermutu baik dan tidak berwarna (bening). Pemasakan nira harus memperhatikan waktu dan suhu pemasakan agar tidak menyebabkan pembentukan gula reduksi yang berlebihan sehingga gula berwarna hitam. Untuk Gula merah ekspor yang ada di koperasi dalam bentuk kristal atau gula semut. Rumitnya pembuatan gula membuat harganya mencapai 2 kali lipat dibandingkan harga gula merah di tingkat petani. Beberapa produk kelapa asal Indonesia lebih murah. Hal ini mengindikasikan dalam perolehan manfaat perdagangan kelapa Indonesia pengaruh faktor non harga masih cukup signifikan. Faktor-faktor yang terkait dengan: kualitas produk, tingginya biaya transportasi, dan kompleksitas prosedur ekspor diduga turut berpengaruh terhadap perolehan manfaat perdagangan (ekspor) produk kelapa Indonesia yang belum maksimal. Harapkan potensi pengolahan gula kelapa ini dapat secara optimal dimanfaatkan dalam peningkatan perekonomian di tingkat petani dan masyarakat. (Berbagai sumber media terkait, data Litbang, data diolah F. Hero K. Purba).


Monday, October 29, 2012

Pengembangan Potensi Ekspor Produk Pertanian Indonesia ke Korea



Ekspor pertanian olahan yang diminati Korea Selatan dari Indonesia adalah seperti vegetables oil, produk buah-buahan olahan dari: Mango, pineapple, guava, star fruits, etc, coffee, Chocolate dan sebagainya. GDP untuk industri makanan untuk Korea Selatan sebesar 4%. Konsumsi untuk produk makanan olahan Korea Selatan seperti: Wheat Flour, Sugar, Soda, Juice, Tea, Instant Noodle (Ramyeon), processed grain, Kimchi, Soy oil, Bread, Tofu, Coffee dan sebagainya. Berdasarkan data statistik untuk jumlah Coffee Shops di Korea Selatan 31.949 buah dan jumlah restaurant sebayak 600.233 buah.
Produk-produk Indonesia yang diekspor ke Korea meliputi produk perikanan, alas kaki, karet, batu mulia, kayu, kertas, dan besi. Beberapa produk yang ditargetkan bisa segera menembus pasar Korea adalah  produk hasil pertanian, seperti buah-buahan, produk makanan dan minuman, peralatan rumah tangga, tekstil dan produk tekstil, serta peralatan rumah tangga. Berdasarkan data ini bahwa peluang produk pertanian olahan dan produk rempah sangat tebuka peluang pasarnya, sehingga perlunya promosi yang lebih rutin dan kerjasama bilateral yang berkelanjutan antara Indonesia dan Korea Selatan. Sebagai contoh bahwa pada tahun 2006 total ekspor kopi ke Korea mencapai US$ 1,3 juta, meningkat menjadi US$ 1,6 juta di tahun 2007, meningkat kembali US$ 1,7 juta pada tahun 2008. Pada akhir bulan Agustus 2009 ekspor kopi Indonesia ke Korea menembus US$ 2,2 juta.
Neraca perdagangan Indonesia dengan Korea sejak tahun 2006 hingga 2010 menunjukkan bahwa Indonesia mengalami surplus dalam perdagangan.  Neraca perdagangan tahun 2010 surplus bagi Indonesia sebesar US$ 4,8 miliar, atau naik 43,1% dibandingkan dengan tahun 2009 yang tercatat surplus sebesar US$ 3,4 miliar. Sementara, untuk periode Januari-September 2011, Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 2,6 miliar, atau turun 21% dibandingkan periode yang sama tahun 2010 yaitu surplus sebesar US$ 3,2 miliar. Neraca perdagangan Indonesia dengan Korea pada periode 2006-2010 menunjukkan surplus bagi Indonesia. Pada 2010, neraca perdagangan 2010 surplus bagi Indonesia sebesar US$ 4,8 miliar. Posisi itu naik 43,1% dibandingkan 2009 yang tercatat surplus sebesar US$ 3,4 miliar. Trend positif berlanjut pada periode Januari-September 2011 saat Indonesia surplus sebesar US$ 2,6 miliar. Sayangnya, surplus itu turun 21% dibandingkan periode yang sama pada 2010 sebesar US$ 3,2 miliar. (Berbagai sumber media terkait, data BPS, data diolah F. Hero K. Purba)

Thursday, October 25, 2012

Potensi Kelapa sebagai Pohon Kehidupan dalam Pengolahan Agribisnis Kelapa


Prospek komoditi Kelapa Indonesia menjadi agribisnis baik skala besar maupun kecil  mulai dari pengadaan sarana produksi (bibit, pupuk, pestisida, dll); proses produksi, pengolahan produk kelapa (turunan dari daging, tempurung, sabut, kayu, lidi, dan nira), dan aktivitas penunjangnya (keuangan, irigasi, transportasi, perdagangan, dan sebagainya). Serta daya saing produk kelapa pada saat ini terletak pada industri hilirnya, tidak lagi pada produk primer, di mana nilai tambah dalam negeri yang dapat tercipta pada produk hilir dapat berlipat ganda daripada produk primernya. Adapun jenis dari olahan minyak Kelapa sebagai berikut: 1. Minyak RBD, Minyak ini berasal dari kopra. Kopra biasanya tercemar oleh debu, kotoran, jamur, kuman dan lain sebagainya. Maka untuk membuatnya jadi minyak berkualitas, kopra diproses dengan 3 tahap yaitu Refining/Netralisasi, Bleaching (pemucatan) dan Deodorisasi (mengurangi warna yang tidak sedap). Minyak ini banyak beredar di pasar-pasar dan supermarket. 2. Minyak Kelapa Tradisional / Kampung.Minyak Tradisioanal/kampung adalah yang paling umum ditemui di masyarakat. Aroma baunya harum, sementara blondo (sisa minyak) digunakan sebagai bumbu masak. Minyak ini diproses dengan cara perasan santan dipanaskan dengan api sedang sampai keluar minyaknya dan terpisah dengan blondonya (ampas). Kelemahan minyak ini adalah tidak tahan lama atau cepat tengik. 3. Minyak Kelapa Murni, Minyak ini diperoleh dari santan dengan tanpa pemanasan, minyak ini terkenal dengan VCO (Virgin Coconut Oil). Khasiat dari minyak ini adalah mampu sebagai obat. Penggunaanya sangat kecil dibandingkan untuk konsumsi. Aroma minyak ini sangat kuat jika digunakan untuk langsung menggoreng dan asapnya sangat banyak, sehingga kadang sangat menggangu udara. Karakteristik minyak ini kurang disukai oleh Ibu-ibu untuk menggoreng atas dasar alasan diatas.  4. Minyak Goreng Kelapa Murni. Kelemahan yang ada pada minyak VCO untuk menggoreng, kami yang ada di Kawasan Industri minyak Kelapa Galur Kulonprogo telah menyempurnakan VCO layak menjadi minyak goreng kelapa premium. Artinya minyak ini mampu  bersaing dengan minyak RBD dalam hal kualitas ketahanan minyak, yaitu dapat tahan 2-3 tahun, lebih unggul dari minyak tradisioanal dan lebih sempurna dari minyak VCO jika digunakan untuk minyak goreng.  Istilah yang kami kembangkan untuk jenis minyak ini adalah Refined VCO. (Berbagai sumber terkait media, litbang kementan, data diolah F. Hero K. Purba)
Peranan ekonomi untuk  komoditas kelapa belum secara optimal dimanfaatkan bila dilihat dari segi pendapatan petani, pemenuhan kebutuhan bahan baku industri, dan sumber devisa. Hal ini disebabkan oleh rendahnya produktivitas usahatani dan sangat bervariasinya jumlah pohon kelapa yang ada dalam satu hektar dan rendahnya harga yang diterima oleh petani. Apabila dilihat dari dari segi umur  produktif tanaman kelapa berada pada usia tanaman 15 – 50 tahun. Lokasi  penanaman sangat menentukan produksi/buah kelapa yang dihasilkan dalam 1 pohon. Pada lokasi dataran/pesisir dapat menghasilkan buah antara 35 – 50 biji  per musim panen. Sedangkan pada daerah perbukitan dan daerah – daerah dengan tingkat kesuburan tanah yang rendah seperti di beberapa wilayah kepulauan hanya menghasilkan 15 – 35 biji kelapa per musim. Musim panen  dilakukan setiap 3 bulan dengan produksi rara-rata 30 biji per  pohon. Sehingga dalam 1 hektar dapat menghasilkan biji kelapa sebanyak 4.140 per panen. Potensi  komoditi kelapa yang tinggi di sentra kelapa maka para pelaku usaha ini tetap  berminat dan  termotivasi menggeluti usaha kelapa yang diolah menjadi kopra atau produk turunan lainnya. Para petani/pelaku usaha lainnya sangat berminat jika  ada pembeli dari luar yang ingin menampung produksi kelapa dengan berbagai produk olahan tersebut. 

Thursday, October 18, 2012

Potensi Perkembangan Agribisnis Manggis dalam Prospek Peluang Akses Pasar Lokal dan Internasional



Untuk harga ekspor manggis di pasar dunia bisa mencapai 8 hingga 10 dollar AS perkilogram. Namun di tingkat petani harganya hanya Rp 500,- perkilogram. Penjualan manggis selama ini berdasarkan sortasi, untuk mendapat ukuran yang seragam. Namun dari hasil panen yang ada hanya sekitar 5 hingga 10 persen yang memenuhi syarat untuk diekpor. Kinerja ekspor manggis pada dua buulan pertama tahun ini mendekati realisasi ekspor sepanjang 2009 lalu yang volumenya 9.987 ton dengan nilai US$ 6.451.923. Manggis yang diekspor umumnya berasal dari daerah penghasil utama di Sentra Produksi manggis, seperti: Tasikmalaya, Purwakarta, Bogor, Sukabumi, Lampung, Kampar, Purwerejo, Blitung, Lahat, Tapanuli Selatan, Limapuluh Kota, Padang Pariaman, Trenggalek, Blitar, dan Banyuwangi.
Manggis yang memiliki banyak khasiat, dimana penelitian badan-badan pengobatan dunia menunjukan bahwa buah manggis secara langsung menyembuhkan berbagai penyakit. Penelitian terbaru menemukan bahwa satu dari 4 rakyat Amerika Serikat mengidap kanker, dan 1 dari 5 orang akan meninggal pada usia dini. Solusi terbaik dari masalah ini adalah pencegahan. Kami merawat banyak pengidap kanker di tempat kami. Kami mendetoksifikasi logam berat dengan buah manggis. Kulitnya mengandung xanthone penyembuh kanker payudara, kanker paru-paru, kanker perut, leukimia, dll. Apabila dilihat dari tingkat konsumen di Jakarta, untuk harga manggis masih berkisar di bawah Rp 10.000,- per kilogram, tergantung kualitas dan lokasi penjualannya. Meskipun sudah sejak 20 tahun terakhir manggis naik daun, namun sampai sekarang di Indonesia belum ada kebun manggis monokultur yang dikelola secara profesional. Sehingga ekspor manggis Indonesia, masih mengandalkan hasil panen dari kebun rakyat. Adapun kendala agribisnis manggis adalah umur panen tanaman yang bisa mencapai 6 tahun, sehingga pengembalian modal tidak dapat berlangsung cepat. Karena itu diperlukan para pemodal kuat yang tetap dapat bertahan sampai modal agribisnis manggisnya kembali setelah menunggu 11 tahun sejak tanam. Untuk ekspor manggis Indonesia termasuk sebagai salah satu produsen terbesar di dunia setelah Thailand. Solusi beberapa data bahwa dalam pengelolaan kebun manggis harus dalam satu manajemen usaha tani yang memenuhi SOP (standard operational procedure) dalam mengelola pertanaman manggis pada areal yang sama. Dalam hal ini sangat penting untuk mengatasi tukar menukar informasi antar kelompok pekebun manggis dalam memajukan usaha tani manggis yang berkesinambungan, sehingga supply chain manggis dan akses pasarnya dapat secara kontinur berkesinambungan untuk usaha agribisnis manggis ini. (Berbagai sumber terkait, media, data Kementan, data diolah F. Hero K. Purba)

Wednesday, October 17, 2012

Potensi Jahe dalam Peluang usaha Agribisnis dan Prospek Pemanfaatannya



Jahe merupakan salah satu komoditas biofarmaka yang sangat potensial yang merupakan salah satu komoditas yang potensial. Indonesia pernah menguasai pangsa pasar jahe dunia dengan nilai ekspor terbesar pada tahun 1990 sampai 1993 namun sejak tahun 1994 sampai tahun 2007 posisi ini digantikan Cina. Lima negara pengekspor jahe terbesar pada tahun 2007 adalah Cina dengan nilai ekspor US$ 153.298.869, Belanda US$ 16.178.743, Thailand dengan nilai ekspor sebesar US$ 14.890.545, India di urutan keempat dengan nilai US$ 8.951.147, dan Brazil sebesar US$ 6.436.831 sedangkan pada tahun 2009, Indonesia hanya menempati posisi ke-14 dengan nilai ekspor sebesar US$ 1.635.026. Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan Jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat-obatan tradisional. Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), se-famili dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak (Cucuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), lengkuas (Languas galanga) dan lain-lain. (Sources data media terkait, data Kemebtan, data diolah F. Hero K. Purba)
Untuk Industri pengolahan komoditas jahe adalah industri obat tradisional industri makanan dan minuman juga industri kosmetika. Kondisi masyarakat yang back to nature membuat industri obat tradisional menjadi besar dan kebutuhan akan jahe ikut meningkat karena jahe merupakan salah satu bahan penting dari industri ini. Seiring perkembangan, industri makanan dan minuman yang berbahan dasar jahe juga digemari oleh masyarakat sehingga kedua industri ini menjadi industri yang sangat kuat mendukung perkembangan dalam komoditas jahe.
Jahe pada umumnya ditanam pada daerah tropik dan sub tropik yang mendapat curah hujan yang agak merata sepanjang tahun dan curah hujan yang cocok berkisar antara 1.500 – 4.000 mm / tahun.   Selain itu tanaman jahe paling cocok ditanam pada daerah yang beriklim sejuk dengan ketinggian tempat antara 500 – 1.000 m dari permukaan laut.   Walaupun demikian jahe gajah masih dapat ditanam pada lahan yang curah hujannya kurang dari 2.500 mm, dataran rendah dan lahan gambut dengan penambahan unsur hara dan pengaturan drainase.
Untuk nilai ekspor dan volume, jahe adalah salah satu rempah-rempah perdagangan utama di dunia. Negara-negara pengekspor utama jahe adalah Cina, Belanda, Thailand, India dan Nepal. Pertumbuhan tahunan nilai antara tahun 2005 sampai 2010 adalah 9%. Nilai ekspor tertinggi pada tahun 2008 (ITC, 2010). Tabel 6 memberikan indikator perdagangan dari top 10 negara pengekspor pada tahun 2010. Menurut data, jumlah total ekspor jahe pada tahun 2010 adalah 491.408 MT dengan nilai USD 406 juta. Cina memiliki dominasi yang besar untuk ekspor jahe. China tetap berada di posisi teratas dalam jumlah ekspor dan menangkap pangsa 69,3% di ekspor dunia. Beberapa negara utama pengimpor jahe Cina adalah Jepang, Pakistan, Amerika Serikat, Bangladesh, negara-negara Arab, Inggris, Belanda, Kanada, Republik Korea dan Vietnam. Nilai unit tertinggi (USD / MT) ditawarkan kepada jahe Cina adalah USD 5000 oleh Suriname yang diimpor hanya 3 MT sedangkan nilai unit terendah yang ditawarkan adalah USD 305 oleh Vietnam. Nilai unit rata-rata dihitung untuk ekspor Cina sebesar USD 828. Nepal juga mengimpor 6110 MT jahe yang dihargai Rupee 3.578.000 dari China dengan nilai satuan rata-rata USD 586.

Tuesday, October 16, 2012

Peluang Usaha Agribisnis Minyak Sereh Wangi dalam Potensi Pasar Lokal dan Ekspor



Untuk tanaman sereh wangi (Cymbopogon nardus L.,) dalam dunia perdagangan dikenal dua tipe minyak sereh wangi, yaitu tipe Ceylon dan tipe Jawa (Indonesia). Tipe Ceylon kebanyakan diproduksi di Srilanka, sedangkan tipe Jawa diproduksi selain di jawa juga dibeberapa negara lain seperti Cina, Honduras dan Guatemala. Mutu Minyak sereh wangi tipe Ceylon tidak dapat menyaingi mutu tipe Jawa. Daerah penanaman dn produksi minyak sereh wangi di Indonesia terutama di Jawa, khususnya di Jabar dan Jateng. Menurut data Stastistik, daerah yang mengembangkan sereh wangi hanya di Riau, Jabar, Jateng, Kalbar dan Sulsel. Pangsa produksi minyak sereh wangi Jabar & Jateng mencapai 95 % dari total produksi Indonesia. Daerah sentra produksi di Jawa Barat adalah : Pandeglang, Bandung, Sumedang, Ciamis, Cianjur, Lebak, Garut dan Tasikmalaya. Untuk wilayah di Jawa Tengah adalah Cilacap dan Pemalang. (Berbagai media terkait, Litbang Kementan, data diolah F. Hero K. Purba)
Komoditi untuk Minyak atsiri sereh wangi merupakan bahan alami yang mudah terurai sehingga aman terhadap lingkungan dan produk pertanian. Selain itu mudah didapatkan di pasar karena banyak usaha rumah tangga yang bergerak dalam bidang produksi minyak atsiri sereh wangi, memiliki harga yang relatif lebih murah dibanding dengan bahan pestisida sintetik, serta mudah dalam pengaplikasian sehingga dapat dilakukan oleh setiap orang.Sebagai pengendali hama, minyak atsiri sereh wangi bekerja sebagai bahan penolak. Mekanismenya adalah mengacaukan aroma penarik yang dikeluarkan tanaman inang sehingga pergerakan hama menuju tanaman inang tersebut dapat dialihkan. Minyak ini juga sebagai bahan penghambat makan dimana minyak atsiri sereh wangi yang diaplikasikan pada tanaman inang mampu menekan peran bahan perangsang makan yang dihasilkan tanaman tersebut dan menimbulkan ketidaksukaan sehingga konsumsi hama pada tanaman inang menjadi jauh berkurang. Akibatnya pertumbuhan hama dan perkembangan populasi menjadi terhambat.
Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati menghasilkan 40 jenis dari 80 jenis minyak atsiri yang diperdagangkan dipasar dunia. Dari jumlah tersebut, 13 jenis telah memasuki pasar atsiri dunia, yaitu nilam, serai wangi, cengkih, jahe, pala, lada, kayu manis, cendana, melati, akar wangi, kenanga, kayu putih, dan kemukus. Di Indonesia secara umum tanaman sereh dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu: sereh Lemon atau sereh bumbu (Cymbopogon citratus) dan sereh Wangi atau sereh sitronella (Cymbopogon nardus). Umumnya kita tidak membedakan nama sereh wangi dan sereh Lemon, meskipun kedua jenis ini mudah dibedakan. Sereh Wangi di Indonesia ada 2 jenis yaitu jenis mahapengiri dan jenis lenabatu. Maha pengiri dapat dikenal dari bentuk daunnya lebih pendek dan lebih luas daripada daun lenabatu. Dengan destilasi jenis ini memberikan hasil minyak yang lebih tinggi dari pada lenabatu, juga kwalitasnya lebih baik, artinya kandungan geraniol dan sitronellelal lebih tinggi dari pada lenabatu. Demikian pula, mahapengiri memerlukan tanah yang lebih subur, hujan yang lebih banyak, pemeliharaan yang lebih baik dari pada lenabatu. Untuk Pertama kali di Eropa mengenai minyak sereh ditulis oleh Nicolaus Grimm, yaitu seorang tabib tentara yang belajar obat-obatan di Colombo pada akhir abad 17. Grimm menamakan rumput yang menghasilkan minyak tersebut Arundo Indica Odorata. Pengiriman dari “Olium Siree” yang pertama sampai di Eropa adalah pada awal abad 18, pada waktu itu minyak tersebut kelihatannya hanya sedikit diekspor. Berdasarkan data untuk perkiraan pemakaian dunia pada tahun 2010 lebih dari 2000 ton / tahun. Indonesia adalah produsen ketiga dunia setelah Cnia dan Vietnam. Beberapa  negara yang selalu aktif membeli sereh wangi Indonesia antara lain adalah Singapura, Jepang, AS, Australia, Belanda, Inggris, Perancis, Jerman, Italia, India, dan Taiwan. Dengan pembeli utama adalah AS, Perancis, Italia, Singapura dan Taiwan. Volume ekspor minyak sereh wangi relatif kecil, yakni sebesar 115,67 ton dengan nilai US$ 701,0 pada tahun 2004. Adapun Minyak sereh dengan wangi grassy-citrus yang hangat dikenal sebagai deodorant alami. Kehangatan dan kesegarannya mempunyai manfaat aromaterapi. Minyak sereh juga bersifat anti serangga dan mampu mengurangi gatal pada kulit. Potensi pemanfaatan pengolahan atsiri sereh wangi yang sangat potensial dalam pengembangan pasar lokal dan ekspor.

Monday, October 15, 2012

Potensi Peternakan Kambing dan Domba Potong dalam Usaha Agribisnis



Dalam pengembangan agribisnis ternak kambing maupun domba dalam keluarga petani belumlah memberi penghasilan yang baik bila faktor-faktor panca usaha ternak kambing seperti : pemilihan bibit yang baik, pemberian pakan yang memenuhi gizi dan pencegahan terhadap penyakit belum dilaksanakan secara maksimal. Adapun jenis-jenis kambing dan domba potong yaitu: 1.. Kambing kacang; Cirinya adalah badannya kecil dan relatif pendek, telinga pendek dan tegak, jantan dan betina memiliki tanduk, leher pendek dan punggung meninggi, warna bulu bervariasi, ada yang hitam, coklat, merah atau belang hitam-putih. 2. Kambing Peranakan Etawah (PE); Sasaran utama dari kambing PE pada dasarnya adalah penghasil susu, tetapi dapat digunakan juga sebagai penghasil daging, terutama setelah masa afkir. Ciri dari kambing ini adalah bagian hidung ke atas melengkung, panjang telinga antara 15-30 cm, menggantung ke bawah dan sedikit kaku, warna bulu bervariasi antara hitam dan coklat, memiliki bulu tebal dan agak panjang dibawah leher dan pundak (jantan), di bagian bawah ekor (betina)3. Domba Ekor Gemuk;
Memiliki ciri bentuk ekor yang panjang, tebal, besar dan semakin ke ujung makin kecil; tidak mempunyai tanduk; sebagian besar bewarna putih, tetapi ada anaknya yang bewarna hitam atau kecoklatan. 4. Domba Ekor Tipis
Memiliki ciri tubuh yang kecil, ekor relatif kecil dan tipis, bulu bewarna putih, tidak bertanduk (betina), bertanduk kecil dan melingkar (jantan). (Berbagai sumber media terkait, data diolah F. Hero K. Purba). Untuk beternak kambing, merupakan salah satu usaha yang cukup menjanjikan. Pertama, karena beternak kambing tidak memerlukan lahan yang luas. Kedua, kambing memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan sehingga mudah dipelihara dan dikembangkan. Ketiga, untuk berkembang biak kambing tidak memerlukan waktu yang lama. Keempat, bahan pangan kambing tidak mahal harganya karena dapat memanfaatkan limbah pertanian. Kambing merupakan sumber protein yang bernilai gizi tinggi. Pangsa pasar kambing tergolong baik, karena kambing disamping sangat dibutuhkan masyarakat sebagai sumber pangan dan gizi serta peluang ekspornya masih terbuka.
Berdasarkan data yang diolah dari Kementerian Pertanian (2008), terungkap bahwa daerah yang populasinya paling padat dan cocok untuk mengembangkan kambing dan domba sebagai sumber bibit dan bakalan untuk komoditas :(1) Kambing secara berturut-turut adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darusallam, dan Sulawesi Selatan.(2) Domba secara berturut-turut adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Nanggroe Aceh Darusallam.Upaya pengembangan komoditas peternakan, termasuk pengembangan dan peningkatan produktivitas domba dan kambing, tidak terlepas dari visi pembangunan sektor pertanian dan misi pembangunan peternakan yang telah ditetapkan sebagai arah dalam upaya pengembangan setiap komoditas ternak. Sementara itu untuk konsumsi daging domba dan kambing di Indonesia sampai saat ini hanya mencapai 0,24 g (Data Diolah, 2010), sedangkan data konsumsi daging doka di beberapa negara maju adalah sebagai berikut Jerman 3,33 g, Rusia 3,36 g, Cina 6,39, Perancis 13,89, Inggris 16,94, Yunani 38,61, Australia 52,50 g, dan yang tertinggi adalah New Zealand yaitu 81,11 g (Anonimous, 2003).

Thursday, October 11, 2012

Minyak Nilam dalam berbagai Potensi Pengembangan Usaha Agribisnis minyak Atsiri



Nilam (Pogostemon patchouli, atau Pogostemon cablin Benth alias Pogostemon  mentha) adalah suatu semak tropis penghasil sejenis minyak atsiri yang dinamakan sama ( minyak nilam). Ekspor minyak nilam dimasa datang masih cukup besar sejalan dengan semakin tingginya permintaan terhadap parfum dan kosmetika, trend mode dan belum berkembangnya materi subsitusi minyak nilam di dalam industri parfum maupun kosmetika. “Nilam berasal dari daerah tropis Asia Tenggara terutama Indonesia dan Philipina, serta India, Amerika selatan dan China (Grieve, 2003). (Berbagai sumber media terkait, data diolah F. Hero K. Purba). Adapun minyak yang berasal dari nilam dimanfaatkan sebagai obat-obatan seperti anti septik, anti jamur, anti jerawat, obat eksim, dan kulit pecah-pecah, serta ketombe, mengurangi peradangan, bahkan dapat membantu mengurangi kegelisahan dan depresi, atau membantu penderita insomnia ( gangguan susah tidur) dan masih banyak manfaat lainnya.
Dalam peningkatan mutu minyak nilam digolongkan dalam tiga jenis berdasarkan aromanya, yaitu : ordinary dan medium yang merupakan minyak nilam hasil sulingan Indonesia dan Singapura; special dan exfra special yang merupakan hasil sulingan Perancis dan Inggris yang dilakukan secara tidak langsung dan daun dipilih terlebih dahulu. Untuk standar minyak nifam Indonesia yang ditetapkan oleh Dewan Standardises! Nasional dengan nama Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-2385-1991 meliputi ruang lingkup (syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengemasan), definisi, jenis mutu, pengambilan contoh dan rekomendasi. Persyaratan ekspor minyak nilam selanjutnya meliputi hal-hal sebagai berikut: (1) Minyak nilam wajib dikemas dalam drum aluminium, atau drum dari pelat timah putih, atau drum besi galvanis, atau drum dilapisi timah putih, atau drum besi diiapisi cat enamel; (2) isi tiap drum 50 kg netto atau 170 kg netto. Wadah tidak boleh disi penuh, harus diberi rongga 5-10% dari volume drum, Bagian luar drum wajib diberi merek dengan cat (dalam bahasa Inggris) : product of Indonesia, nama barang, negara tujuan, berat netto dan bruto; dan (3) sebelum dikapalkan, tiap drum wajib diambil contoh untuk diperiksa oleh petugas pengujian mutu.

Minyak nilam (patchouli oil) yang dihasilkan melalui penyulingan tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth). Tanaman nilam dari famili Lamiaceae (Labiatae) merupakan tanaman herbal semusim, tumbuh tegak kurang lebih setinggi 1 meter dengan percabangan yang banyak. Batang berkayu berwarna keunguan dan memiliki daun berwarna hijau berbentuk lonjong. Karena permintaan minyak atsiri diberbagai pasar luar negeri cukup banyak. Kontribusi ekspor minyak atsiri relatif kecil terhadap nilai devisa total Indonesia. Pasar minyak nilam Indonesia diperkirakan mencapai 80% dari ekspor minyak nilam dunia. Pesaing utamanya yaitu minyak nilam asal RRC dan Brazil. Secara kuantitas minyak nilam Indonesia lebih unggul disbanding dengan negara lain, namun dari segi mutu masih kalah bersaing dan harga yang diberikan untuk minyak nilam Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan RRC. Singapura dikenal sebagai penyalur minyak nilam dunia, tetapi sebagian besar minyaknya berasal dari Indonesia. Ternyata terjadi kenaikan permintaan setiap tahun. Bahkan peningkatannya cukup tajam. Sehingga peluang usaha minyak atsiri dalam hal pengembangan industrinya sangatlah terbuka lebar.

Wednesday, October 10, 2012

Potensi Produk olahan Kelapa dalam Pembuatan Nata de coco dalam Peluang Pengembangan Usaha



Peluang potensi pasar di dalam negeri yang cukup besar di sektor makanan dan minuman, melainkan terbukanya pasar produk nata de coco di luar negeri, khususnya di Taiwan dan Jepang.Nata de Coco sebagai makanan yang banyak mengandung serat, mengandung selulosa kadar tinggi yang bermanfaat bagi kesehatan dalam membantu pencernaan. Produk Nata de Coco diolah dengan menambahkan gula dan flavouring agent yang disukai konsumen akan memberikan nilai tambah yang optimal. Untuk pengemasan terhadap produk Nata de Coco bertujuan; (a). mengawetkan produk agar bertahan lama tidak rusak, (b). memberikan sentuhan nilai estetika terhadap produk sehingga memiliki daya tarik yang lebih tinggi, (c). meningkatkan nilai tambah secara ekonomi terhadap produk, (d). memudahkan proses penyimpanan dan distribusi produk. Dalam olahan air kelapa dalam jumlah besar hasil samping industri pembuatan kopra dan desiccated coconut yang dibuang begitu saja ke dalam tanah akan terbentuk asam yang akan menurunkan pH tanah, yang akhirnya menggangu pertumbuhan tanaman sekitar dan menimbulkan bau. Dalam air kelapa cukup banyak mengandung zat–zat gizi yang dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup. Komposisi air kelapa antara lain karbohidrat (sukrosa, glukosa, fruktosa dan sorbitol) mineral (K, Na, Mg, P, Cl, Fe dan Cu), protein (asam–asam amino essencial) dan vitamin B dan C. Air kelapa dapat dimanfaatkan untuk pembuatan “nata de coco “, yaitu jenis makanan berbentuk seperti gelatin yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum. Nata de coco dihidangkan setelah dimasak dalam sirup kental, sering disajikan bersama campuran es buah. (Sources: media, artikel terkait, data diolah F. Hero K. Purba).
Dalam proses fermentasi nata de coco dibantu oleh sejenis bakteri bernama Acetobacter xylinum. Enzim yang dihasilkan bakteri nata de coco mengubah gula yang terkandung dalam air kelapa menjadi lembaran-lembaran serat selulosa. Lembaran-lembaran selulosa itu kemudian menjadi padat dan berwarna putih bening yang dinamakan nata.Produk olahan kelapa untuk nata de coco merupakan bahan pangan yang makin diminati masyarakat, bukan hanya dalam negeri saja, tetapi pangsa pasar luar negeri semakin terbuka lebar. Peluang pasar Nata de Coco tidak hanya terbatas pada pasar domestik, karena prospek ekspor juga sangat terbuka luas, dan bahkan dapat menjadi komoditas andalan Indonesia kalau berhasil dikembangkan, karena Indonesia terkenal dengan negeri berbagai Pulau Kelapa.Untuk mengembangkan menuju pangsa pasar ekspor diperlukan Peningkatan kualitas Nata De Coco dan Ketersediaan jumlah barang sesuai permintaan pasar ekspor.

Tuesday, October 9, 2012

Potensi peluang usaha Bebek Pedaging / Potong dalam Pengembangan Agribisnis Peternakan



Peluang usaha dan potensi bebek potong sebenarnya pangsa pasar bebek bukan hanya pada telurnya saja,tetapi saat ini permintaan akan daging bebek potong juga semakin meningkat seiring dengan menjamurnya restoran dan warung makan yang menjual menu bebek potong sebagai menu khasnya.Tak ayal dengan keadaan seperti ini permintaan akan bebek potong juga ikut terangkat naik,apalagi daging bebek memiliki cita rasa yang unik dan khas. Dalam usaha peternakan bebek pedaging /potong dan petelur yang dilakukan dengan sistem intensif dan terpadu, dikarenakan mahalnya harga pakan ternak bebek. Sistem peternakan bebek pedaging dan petelur sebagian besar dilakukan dengan cara tradisional dengan cara di’angon’ pada daerah daerah yang sedang mengalami panen padi, dimana tersedia sumber pakan gratis yang melimpah. Sayangnya masa panen padi ini terbatas, hanya sekitar 3 bulan. Untuk di luar masa panen para petani bebek akan mengurangi jumlah bebek yang di peliharanya. (Berbagai sumber artikel pemanfaatan bebek pedaging potong, artikel media, majalah, data diolah F. Hero K. Purba).
Untuk pemeliharaan bebek potong, peternak sebaiknya memelihara bebek jantan. Kenapa? Hal ini dimaksudkan karena bebek jantan memiliki berbagai keunggulan dan keuntungan apabila ditinjau dari segi ekonomi. Harga bibit bebek jantan lebih murah dibanding dengan harga bibit bebek betina, lalu dari segi pemeliharaan pun pertumbuhan bebek jantan lebih baik daripada bebek betina sehingga dalam waktu yang relatif tidak lama antara 2-3 bulan berat badan bebek bisa mencapai tidak kurang dari 1,5 kg. Dalam hal ini adalah berat yang biasa dibutuhkan oleh konsumen. Selain berat juga dikarena pada umur yang muda menghasilkan daging yang lebih empuk, gurih dan nilai gizi yang lebih tinggi. Dalam hal peternakan bebek potong, untuk ramuan bebek yang berumur 20 hari, rata – rata peternak bebek potong menggunakan nasi aking, tepung bulu, dan pakan jadi (buatan pabrik) yang kemudian dicampur menjadi satu tentu saja dengan takaran yang sesuai. Dengan pakan tersebut, rata – rata peternak ketika waktu panen mampu menghasilkan bobot bebek yang sesuai dengan permintaan pasar.
Jika kita melihat dari segi resto dan kuliner permintaan terhadap daging bebek semakin meningkat, ini bisa kita lihat dengan semakin merebaknya restoran dan rumah makan yang secara khusus menawarkan sajian daging bebek, dengan aneka pilihan menu. Melihat potensi yang ada maka bisnis budidaya bebek potong dapat dijadikan pilihan didalam melakukan usaha. Bila kita melihat usaha kuliner bebek potong, selain dalam hal itu bebek juga punya aroma daging yg khas. Kebanyakan masalah saat mengolah bebek adalah timbulnya bau amis yg tidak bisa hilang sekalipun daging telah masak. Untuk mengurangi aroma anyir, daging bebek bisa direndam dalam larutan jeruk nipis atau cuka. Ketika memasaknya, campurkanlah bumbu penambah aroma seperti sereh, daun salam, daun jeruk, atau lengkuas. Bau amis bebek juga bisa dihilangkan dgn cara merebusnya bersama tumisan kunyit dan jahe.
Berdasarkan data bahwa di negeri China, Indonesia kalah jauh. Indonesia hanya memproduksi 25.800 ton. Dalam hal ini pun masih kalah dari Malaysia yang sudah memproduksi sebanyak 107.900 ton. Di bawah Indonesia adalah Bangladesh, dengan produksi sebanyak 23.000 ton. Sedangkan negara Asia lain seperti India, Korea Selatan, Myanmar, Thailand, dan Vietnam, secara berturut-turut memproduksi sebanyak 46.200 ton, 55.000 ton, 81.000 ton, 77.400 ton, dan 80.600 ton. Di Indonesia, umumnya warung-warung makan yang menyediakan menu utama bebek, dengan berat karkas 1 kg, yang biasanya lebih didominasi oleh bebek afkir. Sementara restoran-restoran bebek ternama yang ada di Indonesia menggunakan daging bebek yang sudah berkualitas, baik dari segi breed maupun dari aspek manajemen pemeliharaan sampai proses pemotongannya. Pada dasarnya peluang potensi pengembangan bebek potong ini sangat menjanjikan dan merupakan peluang usaha bagi peternak dengan pangsa pasar yang potensial.

Monday, October 8, 2012

Minyak Lada Hitam (Black Pepper Oil) dalam Pemanfaatan Peluang Potensi Pasar lokal dan Ekspor



Lada atau merica (Piper nigrum L.) yang juga merupakan produk rempah dapat diola menjadi atsiri atau disuling menjadi minyak lada. Adapun kandungan kimia dalam lada hitam adalah saponin, flavonoida, minyak atsiri, kavisin, resin, zat putih telur, amilum, piperine, piperiline, piperoleine, poperanine, piperonal, dihdrokarveol, kanyo-fillene oksida, kariptone, tran piocarrol, dan minyak lada. Lada hitam (Piper nigrum) atau black pepper adalah jenis rempah-rempah yang paling populer. Ditemukan pertama kali di Malabar, pantai barat India bagian Selatan sekitar 2000 tahun yang lalu. Kini lada banyak ditanam di wilayah Asia, terutama Malaysia dan Indonesia. Sifat kimiawi lada adalah pedas dan beraroma sangat khas. Di Indonesia untuk komoditi lada terutama dihasilkan di Pulau Bangka. Lada disebut sahang dalam bahasa Melayu Lokal seperti bahasa Banjar, Melayu Belitung, Melayu Sambas. (Sources: data artikel, Wikipedia, data media, diolah oleh F. Hero K. Purba).
Minyak lada hitam/ Black Pepper dapat untuk mengatasi anemia, karena merupakan stimulan dari limpa, Yang terlibat dalam produksi sel-sel darah baru. Tindakan ini juga berguna besar Setelah perdarahan berat, atau mengalami luka parah. Menggunakan minyak lada hitam, yang utama untuk menempatkan lada hitam dalam campuran pijat untuk nyeri otot, kekakuan dan kelelahan, tetapi penting untuk menjaga proporsi lada hitam dalam campuran yang sangat rendah, karena mungkin untuk iritasi lokal diproduksi oleh berlebihan . Karena stimulan dan sifat tonik, saya sering menyertakan minyak minyak pijat untuk digunakan oleh penari dan atlet. Digunakan sebelum pelatihan atau kinerja, tampaknya Mencegah nyeri dan kekakuan dan mungkin meningkatkan kinerja. Dikombinasikan dengan Rosemary untuk digunakan sebelum menjalankan, telah digunakan oleh pelari maraton, yang repori ditingkatkan kali dan kelelahan jauh lebih sedikit otot dan nyeri. Jadwal pelatihan mereka juga termasuk pijat sesegera mungkin setelah menjalankan, dengan berbagai campuran terutama berdasarkan Lavender dan marjoram. Lada hitam juga dapat digunakan dalam pijat, meskipun dengan pertimbangan, untuk membantu linu dan rematik. Dari titik murni estetika pandang, dalam minyak pencampuran, sebuah Black Pepper sedikit dapat diberi lebih menarik untuk campuran banyak. Potensi ekspor untuk minyak lada hitam merupakan suatu peluang dan pemanfaatan untuk pangsa pasar lokal dan Internasional.