Tuesday, May 28, 2019

Pemanfaatan dan Pengembangan Ubi Kayu/Singkong


Tanaman singkong tumbuh subur di Negara Kita. Dengan kata lain, stok singkong di negeri ini melimpah ruah. Pada tahun 2016 diperkirakan akan diperkirakan terjadi surplus ubikayu 327,27 ribu ton, pada tahun 2017 diperkirakan surplus 656,17 ribu ton, tahun 2018 diperkirakan surplus 923,85 ton. Pada tahun 2019 dan 2020 diperkirakan masih surplus masing-masing sebesar 469,29 juta ton dan 708,31 ribu ton. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) dari Januari hingga Juni 2011, Indonesia mengimpor ubi kayu dengan total 4,73 ton dengan nilai 21,9 ribu dolar AS.Ubi kayu sebagai sumber karbohidrat bagi sekitar 500 juta manusia di dunia. Di Indonesia, tanaman ini menempati urutan ketiga setelah padi dan jagung. Sebagai sumber karbohidrat, ubi kayu merupakan penghasil kalori terbesar dibandingkan dengan tanaman lain.Komoditas Ubi kayu (singkong) adalah salah satu sumber daya alam yang dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol untuk menggantikan premium. Ubi kayu atau singkong (Mannihot esculenta) berasal dari Brazil, Amerika Selatan, menyebar ke Asia pada awal abad ke-17 dibawa oleh pedagang Spanyol dari Meksiko ke Philipina. Indonesia merupakan negara yang melimpah sumber daya alamnya, yang masih luas lahan–lahan yang tidak produktif, menunggu sentuhan program yang nyata, khususnya pembangunan ekonomi yang pro rakyat. Ubi kayu mengandung air sekitar 60%, pati 25%-35%, serta protein, mineral, serat, kalsium, dan fosfat. Sumber energi yang dihasilkan ubi kayu lebih tinggi dibandingkan padi, jagung, ubi jalar, dan sorgum. Ubi kayu dapat diolah menjadi bioetanol sebagai pengganti premium. Ubi kayu merupakan salah satu sumber pati senyawa karbohidrat kompleks (Soerawidjaja,Tatang H, 2007). Mengingatkan kita akan lagunya Koes Plus, “kata orang tanah kita tanah surga, tongkat kayu pun menjadi tanaman”. Tanaman singkong tumbuh subur di Negara Kita. Dengan kata lain, stok singkong di negeri ini melimpah ruah. Kita merasa terkejut, ternyata negeri ini malah mengimpor singkong dari Cina, Vietnam hingga Italia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) dari Januari hingga Juni 2011, Indonesia mengimpor ubi kayu dengan total 4,73 ton dengan nilai 21,9 ribu dolar AS. Negara Italia merupakan negara dengan nilai terbesar yaitu 20,64 ribu dolar AS dengan berat 1,78 ton. Sedangkan Cina merupakan negara pensupply ubi kayu impor terbesar yaitu 2,96 ton dengan nilai 1.273 dolar AS. Data BPS pada bulan April dan Mei 2012, sebanyak 5.057 ton singkong asal China dengan nilai US$ 1,3 juta masuk ke Tanah Air. Pada Mei impor singkong (manihot utilissima) dilakukan dari negara Vietnam. Sebanyak 1.342 ton singkong dengan nilai US$ 340 ribu masuk ke Indonesia.

Budidaya ubi kayu /singkong relatif mudah dan banyak dilakukan oleh para petani, karena tanaman singkong dapat tumbuh disemua tipe tanah (dataran tinggi, dataran rendah) dan tanaman singkong tidak banyak penyakitnya. Untuk komoditi Singkong dan produk-produk berbahan baku singkong sangat dikenal masyarakat luas dan telah menghidupi keluarga petani dalam jumlah besar. Singkong sebagai bahan baku pangan non beras dan non gandum adalah salah satu komoditas penting pendukung diversifikasi pangan. Adapun manfaat dan khasiat singkong singkong juga dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit yaitu: 1. Meningkatkan Stamina; Untuk meningkatkan stamina, campurkan 100 gram singkong, 5 butir angco (sejenis kurma Tiongkok), dan air. Untuk menghindari rasa pahit, tambahkan sedikit madu.2. Demam.;Rebus 60 gram batang singkong dan 300 gram daun singkong dengan 800 cc air. Biarkan rebusan menyusut sampai 400 cc, saring dan minum. Untuk hasil maksimal, harus meminumnya dua kali sehari. 3. Luka; Singkong juga dapat digunakan untuk mengobati luka yang telah memasuki tahap infeksi. Caranya: Tumbuk batang singkong yang masih segar, lalu boreh di daerah yang luka. Boleh juga dibalut lagi dengan perban. Untuk luka yang disebabkan oleh benda panas, singkong dapat diparut dan diperas. Kemudian olesi di daerah luka. Lakukan hingga luka mengering. 4. Sakit Kepala.;Minum obat sakit kepala terlalu banyak juga tidak baik untuk kesehatan. Oleh karena itu, sebaiknya coba cara alami dengan menumbuk daun singkong sampai halus, lalu menaruhnya di atas kepala untuk kompres.5. Diare.;Untuk mengobati diare atau sakit perut, coba deh gunakan daun singkong. Caranya dengan merebus tujuh lembar daun singkong, dengan 800 cc air, biarkan hingga menyusut 400 cc, saring dan minum.;6. Rematik.; Untuk mengobati rematik, pengobatan dengan singkong bisa dari dalam maupun luar. Pada pemakaian luar, gunakan daun singkong lima lembar ditambah 15 gram jahe. Lalu aduk dan oleskan pada tubuh. Untuk pengobatan dari dalam, gunakan 100 gram batang singkong, serai, garam, jahe 15 gram. Semua bahan tersebut direbus dengan 1000cc air hingga menjadi 400 cc, saring. Minum sebanyak 200cc sekali dalam sehari. Lakukan selama dua hari. 7. Beri-beri.;Beruntung bagi mereka yang gemar menyantap daun singkong, karena akan terhindar dari penyakit ini. Namun, bagi yang sudah terkena penyakit beri-beri, harus mengonsumsi 200 gram daun singkong rebus seperti sayuran segar.Pengembangan agroindustri untuk ditingkat petani perlu adanya Klastering Agroindustri Singkong. Karena manfaat singkong dalam diversifikasi pangan dimanamulai dari raw material singkong segar dapat dibuat menjadi produk olahan langsung dan produk awetan. Produk olahan langsung terdiri dari produk olahan kering (misalnya keripik singkong dan kerupuk singkong) dan produk olahan semi basah (contohnya tape, getuk dan makanan tradisional lainnya). Untuk produk awetan olahan singkong dapat dijadikan produk tapioka dan turunanya, gaplek dengan produk turunannya (antara lain tiwul, nasi rasi (beras singkong), serta tepung singkong sebagai bahan baku untuk tiwul instan dan juga berbagai aneka kue. Nilai ekonomi dari agroindustri singkong dan suatu produk di era kreatif tidak lagi ditentukan oleh bahan baku atau sistem produksi seperti pada era industri, tetapi inovasi terhadap poroduk dan pengembangaanya. Diharapkan singkong dapat lebih baik lagi di kembangkan dan tidak menjadi barang impor dan pengembangan dalam negeri lebih aktif dikembangkan dan dilestarikan untuk pangan rakyat. (Berbagai sumber media terkait, dan peluang usaha, majalah kesehatan, wikipedia, data diolah F. Hero K. Purba).