Thursday, February 25, 2010

Market Penetrasi Pasar Agribisnis Indonesia ke New Zealand

Dalam hubungan kerjasama Indonesia – New Zealand dalam berbagai bidang khususnya bidang pertanian merupakan peluang yang besar untuk pengembangan akses pasar. New Zealand yang selama ini relatif kecil ternyata mampu menyerap ekspor Indonesia lebih besar. Dalam tahun 2001 ekspor Indonesia ke negara yang memiliki pendapatan per kapita US$ 13.000, meningkat cukup signifikan sebesar 44,7% jika dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk neraca perdagangan bilateral dalam 2001 mencapai volume sekitar NZ$ 977,3 juta atau lebih tinggi 20,39% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-14 mitra dagang New Zealand. Total nilai perdagangan dua negara selama 5 tahun terakhir naik 23,1%. Pada 2006, total perdagangannya mencapai US$ 653,7 yang terdiri dari US$320juta ekspor Indonesia dan US$333,7 juta impor Indonesia dari New Zealand. Pada 2007 perdagangan Indonesia dengan New Zealand mengalami defisit. Ekspor Indonesia ke Selandia Baru US$ 320 juta lebih rendah dibandingkan impor dari negara itu US$ 333,7 juta. Nilai perdagangan kedua negara hingga bulan Mei 2008 mencapai US$1,7 miliar.
Hubungan Indonesia dan New Zealand ke depan akan semakin produktif dan lebih baik lagi dengan adanya kesepakatan kerjasama. Khususnya dibidang pertanian pada saat ini Indonesia menginginkan adanya kerjasama dalam bentuk joint venture atau investasi langsung dibidang produk susu dan turunan. Untuk kedepannya diharapkan Indonesia bisa memenuhi kebutuhannya sendiri untuk produk susu daging tanpa harus bergantung dengan New Zealand. Dengan mitra kerjasama ini diharapkan kedua negara dapat memberikan solusi yang terbaik untuk kesepakatan kerjasama yang baik dalam bidang pertanian dan perdagangan ini. (Sources: KBRI New Zealand dan sumber terkait, data diolah oleh F.Hero K Purba)

Wednesday, February 24, 2010

Ekspansi Peluang Ekspor Produk Agribisnis Indonesia ke Asia Tengah dan Asia Selatan

Untuk ekspansi peluang pasar ekspor untuk pasar Asia Tengah dan Selatan merupakan suatu jalur pasar yang sangat strategis untuk peluang ekspor produk agribisnis Indonesia. Diversifikasi Pasar untuk negara Asia Selatan dan Tengah kurangnya mendapatkan perhatian dari eksportir asal Indonesia. Jika melihat kemungkinan dan peluang potensi pasar yang ada padahal secara segmentasi dan target penjualan, sangat berpeluang besar, terutama untuk produk-produk Pertanian. Hubungan kerjasama Indonesia dengan negara-negara Asia Selatan dan Tengah melalui penguatan kerangka hukum dalam pelaksanaan hubungan bilateral dan perkembangan kerjasama disegala bidang baik bidang pertanian ekonomi, perdagangan, politik dan keamanan, dan social budaya. Langkah prioritas ditempuh melalui pembentukan Forum Konsultasi Bilateral dan Sidang Komisi Bersama, persetujuan-persetujuan (MoU atau Agreement) dan kegiatan sosialisasi, seminar, program pelatihan, forum bisnis/ pameran, saling kunjung pejabat dan pimpinan masyarakat.
Dimana pola eksportir Indonesia masih menggantungkan pada pasar di Amerika Tengah, Selatan, dan Eropa. Kecendetungan ini tentunya melihat peluang pada negara-negara kawasan Asia Tengah yakni: Uzbekistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan. Kawasan tersebut merupakan bagian dari kerajaan Rusia dan Cina sampai menjelang abad 20. Selanjutnya negara-negara Asia Tengah yang meliputi Kyrgyzstan, Kazakhstan, Turkmenistan, Tajikistan, Uzbekistan, serta 10 negara sekitarnya sempat menjadi negara bagian dari Uni Sovyet selama lebih dari 70 tahun. Ketika Glasnost dan Perestroika berhembus dan mengakibatkan jatuhnya Sovyet pada awal 1990an, negara-negara bagian tersebut satu demi satu memerdekakan diri.
Untuk membangun kerjasama dan diversifikasi pasar ekspor Uzbekistan merupakan negara Asia Tengah yang telah memiliki sarana dan prasaranalebih baik dapat menjadi pintu gerbang masuknya produk kita ke wilayah lainnya. Strategi pengembangan pasar ekspor untuk memasuki pasar di sana perlu disesuaikan dengan karakteristik setiiap negara dikawasan Asia Tengah. Berdasarkan data nilai perdagangan RI-Uzbekistan selama tahun 2006 tercatat senilai US$ 10,257 juta dengan angka minus untuk Indonesia sebesar US$ 8,175 juta Impor Indonesia pada tahun itu mencapai US$ 9,357 juta, sementara itu ekspor hanya senilai US$ 1,181 juta. Untuk 2007 nilai perdaganganIndonesia dengan Uzbekistan meningkat menjadi US$ 245 juta. Impor kita sekitar US$ 22,5 juta sementara ekspor hanya US$ 1,5 juta, dimana impor kita terbesar itu adalah kapas serta minyak dan gas. Untuk komoditas Indonesia seperti teh, kopi, karet dan produk bahan kimia sudah memasuki pasar Uzbekistan.Sementara itu untuk peluang kerjasama dengan negara Asia Selatan seperti India, Pakistan, Sri Lanka, Iran, Azerbaizan dan Bangladesh merupakan pasar negara yang sedang berkembang sangat potensial untuk Indonesia terutama untuk produk pertanian, farmasi, kesehatan dan sebagainya.

Kesempatan dan peluang strategi di Pasar Asia Tengah ini merupakan suatu peluang bagi Indonesia untuk ekspansi pasar bagi berbagai komoditi. Jadi pada intinya untuk ekspansi pasar Asia Tengah perlu menerapkan komponen strategy dilakukan eksplorasi pasar dengan melakukan segmentasi, targeting dan positioning. Selanjutnya taktik terdiri dari tiga komponen yaitu diferensiasi, marketing-mix dan selling. Pada bagian value terdiri dari brand yang harus dibangun oleh perusahaan sebagai value indikator dan harus ditingkatkan secara kontinyu melalui elemen service, dan didukung oleh proses (process) yang berperan sebagai value enabler. Selanjutnya arsitektur bisnis yang didesain untuk Pasar Asia Tengah tentunya berbeda dengan strategi pasar negara lain. (Sources Berbagai sumber terkait, KBRI Tashkent, Kementerian Luar Negeri, sumber terkait, data diolah Frans Hero K. Purba)

Friday, February 19, 2010

Ekspansi Pangsa Pasar/ Nich Market Agribisnis Indonesia ke Negara Syria

Memantau celah pasar untuk negara kawasan Timur Tengah ini merupakan peluang bagi Indonesia memperluas jaringan pasar, dalam hal ini melihat peluang pasar dari negara Syria. Syria yang beribukota Damaskus yang adalah ibukota sekaligus kota terbesar dan kota tertua. Jumlah penduduknya hampir 4,5 juta orang. Kota tua ini terletak 80 km dari Laut Mediteranian dan dikelilingi oleh pegunungan Lebanon. Disain kota kuno yang tertutup dengan dikelilingi tembok akan membuat Anda seakan berada di belahan bumi yang begitu jauh. Dari segi jumlah penduduknya negara Syria cukup besar dan merupakan pasar yang cukup potensial, negara Syria memiliki Gross Domestic Product (GDP) per kapitanya US$ 4.500 (estimasi tahun 2007) dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 3,9% pertahun (estimasi tahun 2007). Sedangkan tingkat inflasi sebesar 7% pertahun (estimasi tahun 2007) dan jumlah penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan sebesar 11,9% yaitu 2.349.963 jiwa (estimasi tahun 2007). Sedangkan pertumbuhan investasi dinegara Syria mencapai 21,3% (estimasi tahun 2007).
Untuk neraca perdagangan Syria mengalami minus sebesar USD 2,181 billion (Tahun 2007), dimana nilai importnya lebih besar daripada nilai eksportnya. Nilai Export Syria sebesar USD 10,58 billion dan komoditi yang paling banyak diekspor oleh Syria adalah : crude oil, minerals, petroleum products, fruits and vegetables, cotton fiber, textiles, clothing, meat and live animals, wheat, sedangkan negara utama tujuan ekspor Syria adalah Iraq 29.6%, Lebanon 9.8%, Germany 9.5%, Italy 7.9%, Egypt 5.5%, Saudi Arabia 5.1%, France 4.9% ( tahun 2006). Sedangkan nilai import Syria sebesar USD 12,38 milyar dan komoditi yang paling banyak di import oleh Syria adalah machinery and transport equipment, electric power machinery, food and livestock, metal and metal products, chemicals and chemical products, plastics, yarn, paper, sedangkan negara utama pemasok ke Syria adalah Saudi Arabia 12.1%, China 9.1%, Egypt 6.2%, Italy 6.1%, UAE 5.9%, Ukraine 4.9%, Germany 4.7%, Iran 4.4% (2006)

Menurut data sumber dari BPS, data perdagangan Indonesia – Syria selama periode 2003 – 2008 selalu menunjukan angka surplus bagi Indonesia. Total perdagangan Indonesia – Syria pada tahun 2008 (Januari–Pebruari) sebesar US$ 11,8 juta, meningkat 52,96 % dibanding tahun 2007 (Januari–Pebruari) sebesar US$ 7,7 juta, dan neraca perdagangan kedua Negara menunjukan surplus bagi Indonesia. Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia–Syria sampai periode Januari–Pebruari 2008 sebesar US$ 11,6 juta, naik 56,71 % dibanding dengan periode yang sama pada tahun 2007 sebesar US$ 7,4 juta. Neraca perdagangan kedua Negara menunjukan surplus bagi Indonesia, yaitu Ekspor Indonesia ke Syria: US$. 11,7 juta (Januari–Pebruari 2008) sedangkan Impor Indonesia dari Syiria: US$. 0,08 juta (Januari–Pebruari 2008). Syria untuk meningkatkan investasi dan meningkatkan pariwisata akan digoncang oleh penurunan ekonomi global, dengan pertumbuhan PDB riil jatuh dari 5,1% tahun 2008 untuk 2,1% pada tahun 2009, sebelum kembali sedikit ke 3,8% pada tahun 2010.Syria meningkatkan investasi Inflasi akan menurun tajam dari tahun 2008 puncak, untuk rata-rata 7,7% pada tahun 2009-10, sebagai perlambatan ekonomi global menekan harga komoditas.Neraca pembayaran yang defisit akan memperluas menjadi rata-rata US $ 1.2bn (2% dari PDB) di 2009-10, terutama karena kenaikan defisit perdagangan.
(Sumber BPS, wikipedia, data Berbagai sumber, data diolah Frans Hero K. Purba).

Peluang Pasar Eropa Timur melalui "Single Market Policy” untuk Negara Polandia

Kawasan negara Uni Eropa yang saat ini merupakan kekuatan ekonomi terbesar di dunia memberlakukan "Single Market Policy" yang berlaku di seluruh 27 negara anggotanya, termasuk di dalamnya negara-negara di kawasan Eropa Tengah dan Timur seperti Polandia , Bulgaria, Cheko, Estonia, Hungaria, Latvia, Romania, Slovakia dan Slovenia. Pasar yang tumbuh secara dinamis dan daya beli rakyatnya yang meningkat pesat telah menjadi faktor yang sangat menjanjikan bagi para investor maupun partner dagang dari negara lain untuk menjalankan usaha di kawasan ini. Apabila kita lihat perbedaan geografis ini antara Indonesia-Polandia tidak menyurutkan intensitas hubungan kedua negara. Hubungan diplomatik Indonesia-Polandia dijalin sejak 52 tahun lalu. Daya serap pasar Polandia yang berpen­duduk 38 juta jiwa terhadap produk Indonesia, khususnya karet alam terus membesar. Dari hasil survey data ITC UNCTAD / WTO menunjukan Indonesia sebagai pe­masok peringkat ke 37 (US$ 319 juta) dengan pangsa 0,31 % ke pasar Polandia tahun 2005. Sebagai Negara tujuan ekspor Polandia, peringkat Indonesia ke 71 (US$ 41 juta) dengan pangsa 0,05%. Trend pertumbuhannya 2001-2005 mencapai 65,62%. Komoditi ekspor utama Indonesia ke Polandia antara lain adalah produk-produk pertanian, perkebunan, kayu, mineral, tekstil dan produk tekstil serta produk manufaktur lainnya. Sedangkan impor utama Indonesia dari Polandia adalah mesin, produk baja, produk kimia, produk peternakan dan peralatan listrik. Angka perdagangan tertinggi tercatat pada tahun 2004 saat nilai seluruh transaksi mencapai 398 juta dollar AS dan pada tahun 2006 nilai perdagangan Indonesia-Polandia mengalami peningkatan sebesar 15 persen dan mencapai jumlah 425 juta dollar AS. (Berbagai sumber terkait dan media,Khabar Bisnis, data diolah oleh Frans Hero K. Purba).
Menurut Data Republik Polandia menyatakan bahwa total impor Polandia tahun 2007 mencapai US$412,3 juta dan di tahun 2008 meningkat menjadi US$531,3 juta. Sementara di 2009 dari Januari-Nopember tercatat mencapai US$388 juta. Impor terbesar dari Eropa mencapai 76%, sementara dari Asia masih sekitar 14%. Hal ini merupakan peluang bagi Indonesia sebagai negara agraris dengan berbagai komoditi agribisnis untuk memasuki pasar Eropa Timur khususnya Polandia.

Wednesday, February 17, 2010

Menjaring Ekspansi Pasar Ekspor Produk Agribisnis Indonesia ke Asia Tengah

Wilayah ekspansi pasar Asia Tengah merupakan suatu jalur pasar yang sangat strategis untuk peluang ekspor produk agribisnis Indonesia. Diversifikasi Pasar untuk negara Asia Selatan dan Tengah kurangnya mendapatkan perhatian dari eksportir asal Indonesia. Jika melihat kemungkinan dan peluang potensi pasar yang ada padahal secara segmentasi dan target penjualan, sangat berpeluang besar, terutama untuk produk-produk Pertanian. Dimana pola eksportir Indonesia masih menggantungkan pada pasar di Amerika Tengah, Selatan, dan Eropa. Kecendetungan ini tentunya melihat peluang pada negara-negara kawasan Asia Tengah yakni: Uzbekistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan. Kawasan tersebut merupakan bagian dari kerajaan Rusia dan Cina sampai menjelang abad 20. Selanjutnya negara-negara Asia Tengah yang meliputi Kyrgyzstan, Kazakhstan, Turkmenistan, Tajikistan, Uzbekistan, serta 10 negara sekitarnya sempat menjadi negara bagian dari Uni Sovyet selama lebih dari 70 tahun. Ketika Glasnost dan Perestroika berhembus dan mengakibatkan jatuhnya Sovyet pada awal 1990an, negara-negara bagian tersebut satu demi satu memerdekakan diri.
Untuk membangun kerjasama dan diversifikasi pasar ekspor Uzbekistan merupakan negara Asia Tengah yang telah memiliki sarana dan prasaranalebih baik dapat menjadi pintu gerbang masuknya produk kita ke wilayah lainnya. Strategi pengembangan pasar ekspor untuk memasuki pasar di sana perlu disesuaikan dengan karakteristik setiiap negara dikawasan Asia Tengah. Berdasarkan data nilai perdagangan RI-Uzbekistan selama tahun 2006 tercatat senilai US$ 10,257 juta dengan angka minus untuk Indonesia sebesar US$ 8,175 juta Impor Indonesia pada tahun itu mencapai US$ 9,357 juta, sementara itu ekspor hanya senilai US$ 1,181 juta. Untuk 2007 nilai perdaganganIndonesia dengan Uzbekistan meningkat menjadi US$ 245 juta. Impor kita sekitar US$ 22,5 juta sementara ekspor hanya US$ 1,5 juta, dimana impor kita terbesar itu adalah kapas serta minyak dan gas. Untuk komoditas Indonesia seperti teh, kopi, karet dan produk bahan kimia sudah memasuki pasar Uzbekistan.

Pada kesempatan tahun 2010 ini Uzbeksitan merencanakan kegiatan besar pada even promosi 5th Agro World Uzbekistan 2010 pada tanggal 24 – 26 Maret 2010. Event ini merupakan yang kelima kali diadakan oleh negara Asia Tengah di Uzbekistan, Dan kegiatan pameran promosi produk-produk pertanian dari beberapa negara bagian didunia. Diharapkan para pelaku agribisnis Indonesia dapat mempromosikan produk-produk olahan dan pertaniannya pada event ini, mengingat dalam meningkatkan nilai ekspor dan networking dalam suatu diversivikasi ekspansi pasar ekspor. (Sources Berbagai sumber terkait, KBRI Tashkent, DEPLU, sumber terkait, data diolah Frans Hero K. Purba)

Tuesday, February 16, 2010

Taktik dan Strategi The Art of War Guerilla Marketing dari Pemasaran Gerilya untuk Jasa Seni dan Produk

Kehidupan dan kompetisi global memberikan daya saing yang tinggi dalam pergolakan bisnis. Dunia marketing pemasaran mempunyai teknik tersendiri untuk memformulasi strategi dalam memasarkan produk maupun jasa yang akan diminati atau diinginkan oleh konsumen. Baik dari segi produk, Seni yang merupakan jasa, seperti lagu “Tak Gendong Kemana-mana” yang dipopulerkan dan diciptakan oleh Mbah Surip dapat memberikan omset penjualan yang sangat fantastis dengan nilai 4.6 Milyar dan juga penggemar Mbah Surip, hanya dapat melihat Mbah Surip untuk terakhir kali karena Mbah Surip telah Tiada. Tentunya kita patut bangga dengan seni creative marketing yang merupakan salah satu Marketing Gerilya dari tokoh tersebut yang dapat memberikan omset yang berarti pada penggemar pelaku nada dering pada provider jaringan telepon sellular.
Demikian juga dalan dunia self marketing, ada beberapa orang yang menerapkan strategy self marketing gerilya, langkah-langkahnya bertolak belakang dengan orang-orang yang menerapkan strategy populer, contoh seperti artis yang justru menerapan strategy harus populer, semakin dikenal dia akan semakin mahal. Sedangkan self marketing gerilya hanya menangkap segmen yang butuhkan saja, tidak perlu populer. Sebab saya menemukan ada beberapa pengusaha yang sukses, namanya tidak dikenal banyak orang, namun usahanya sangat besar dan maju.

Teknik Guerilla Marketing sebenarnya bagaimana situasi menangkap pasar konsumen. Demikian juga dalam dunia marketing, ada beberapa perusahaan yang menerapkan sistem Guerilla Marketing. Seperti Inovasi telah membuat percepatan market bersaing ketat , Blackberry saat ini merupakan penguatan pangsa pasar dalam produk telephone cellular.
Jika kita banding Guerilla Marketing untuk produk dan Seni / jasa, tergantung bagaimana seseorang itu menciptakan pasar. Penciptaan suatu pasar produk / jasa yang diinginkan konsumen, sehingga tidak membosankan konsumen, tetapi creative think to create product dengan strategy Guerilla Marketing. Jadi ciptakanlah pasar sesuai dengan selera konsumen, walaupun dalam marketing mix adanya: people, price, promotion, physical evidence memberikan dukungan untuk pengembangan pasar dan new product development.
Menurut Social Media Marketing Secrets terinspirasi oleh
Jay Levinson dan diadaptasi oleh Shane Gibson ada 3 gerilya Social Media Marketing Tips: 1. Bergantung - "The gerilya tugas tidak bersaing tetapi untuk bekerja sama dengan usaha yang lain. Pasar mereka kembali bagi mereka dalam pemasaran Anda. Menyiapkan tie-ins dengan orang lain. Menjadi lebih tergantung kepada pasar dan investasi kurang. "Mulai ke blog, melakukan wawancara dan profil Anda koperasi kompetitor online dan banyak orang akan saling memberi dan membantu Anda tumbuh dan klien Anda berikut dasar. 2. Perlengkapan perang - Lengan sendiri dengan seluruh media sosial alat yang dipakai pelanggan Anda atau menggunakan. Juga menemukan pasar-pasar baru melalui perlengkapan sendiri baru dengan jaringan sosial dan media. 3. Consent - Izin adalah nomor satu jika anda akan menjadi gerilya Sosial Media marketer. Luangkan waktu untuk membangun kepercayaan dan hubungan dan tidak terlalu keras atau melampaui hubungan Anda dengan pitches online dan pesan yang tidak diinginkan. Menetapkan Strategi dan taktik pemasaran gerilya dengan menggunakan berbagai alternatif senjata pemasaran yang paling efektif. Mengelola organisasi pelaksanaannya seperti membentuk Task Force, membuat SOP dan pengendalian proses yang dibutuhkan untuk memastikan tercapainya sasaran.Dengan demikian perlunya suatu konsep inovasi tertentu dalam penciptaan suatu pasar bagi konsumen untuk produk barang dan jasa.(sources berbagai sumber, data oleh Frans Hero K. Purba)

Friday, February 12, 2010

Ekspasi Pasar Agribisnis Indonesia untuk menembus Pasar Rusia

Rusia merupakan salah satu pasar potensial bagi produk ekspor Indonesia, pada tahun 2008 total ekspor komoditas pertanian Indonesia ke Rusia mencapai nilai 105,4 juta USD yang sebagian besar didominasi oleh komoditas perkebunan seperti CPO, teh, kopi, tembakau, karet. Sementara total impor Indonesia dari Rusia di tahun yang sama mencapai 23,064 juta USD yang didominasi oleh komoditas gandum dan gula. Ekspor utama Indonesia adalah produk-produk pertanian yang pada 2006 berjumlah US$ 272,5 Juta dan cenderung meningkat. Duta Besar RI Moskow dalam penyampaian hasil riset pasar Rusia mengatakan bahwa Ekonomi Rusia juga terhibas oleh arus Krisis global yang melanda dunia, tetapi yang paling merasakan dampaknya adalah golongan menengah keatas yang kebanyakan bermain dalam bidan saham, sedangkan dilvel bawah tidak terpengaruh. Hal ini terbukti pola konsumsi masyarakat moskow terhadap produk-produk makanan masih tetap tinggi hampir mencapai 70% dari pendapatanannya digunakan untuk keperluan bahan makanan. Dari konsumsi bahan makanan di sektor perhotelan dan kafe, 90% diantaranya merupakan produk impor.

Untuk tingkat pertumbuhan Ekonomi Rusia mencapai 7%/tahun, sehingga berdasarkan hasil riset dapat dikatakan bahwa Rusia merupakan salah satu pasar potensial bagi produk ekspor Indonesia:
1. Rusia memiliki luas wilayah yang membentang dari benua Eropa sampai Asia dan terhitung sebagai salah satu kekuatan ekonomi baru dunia bersama-sama dengan Brazil, India dan China.
2. Rusia berpenduduk sekitar 142 juta jiwa dengan pendapatan perkapitanya yang mencapai 14.600 USD.
3. Rusia dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam mineral dan logam yang terbesar di dunia.

Sehubungan dengan meningkatnya industri pengolahan makanan Rusia yang mencapai 15-20% per tahunnya, dilaporkan bahwa bahan mentah dan bahan khusus untuk kebutuhan industri harus diimpor karena pasokan lokal tidak mampu memenuhinya.

Luas wilayah Rusia meliputi 17.075.400 kilometer persegi yang terhitung sebagai negara terluas dunia yang mencakup seperdelapan luas daratan bumi. Jumlah penduduk Rusia sebesar 142 juta orang merupakan terbanyak ke-8 dunia. Angkatan produktif berusia 15-64 tahun terdiri dari 48,9 juta pria dan 53 juta wanita. Dari angka tersebut, tiga besar lahan pekerjaan adalah di bidang pertanian (10,8%), industri (21,9%) dan sektor jasa (60,1%).

Rusia tergolong negara importir untuk kebutuhan sehari-hari antara lain makanan dan pakaian. Pada sebagian besar supermarket/pertokoan di Rusia akan dengan mudah dijumpai produk-produk impor peralatan rumah tangga, bahan makanan, tekstil (pakaian), dekorasi rumah, dan lain sebagainya.

Sektor perdagangan internasional Rusia masih berjalan baik meskipun terkena dampak krisis.
• 2009, negara-negara tujuan ekspor utama Rusia adalah: Belanda (12,3%), Italia (8,6%), Jerman (8,4%), China (5,4%), Ukraina (5,1%), Turki (4,9%) dan Swiss (4,1%).
• 2009, negara-negara asal impor utama Rusia adalah: Jerman (13,9%), China (9,7%), Ukraina (7%), Jepang (5,9%), Korea Selatan (5,1%), Amerika Serikat (4,8%), Prancis (4,4%) dan Italia (4,3%)

KEBIJAKAN UMUM
Pemerintah Rusia tetap mengontrol sektor-sektor strategis terutama sektor energi. Campur tangan pemerintah dilakukan sejalan dengan kebijakan ekonomi pasar, tercermin dari langkah pemotongan pajak dan bantuan terhadap sektor UKM. Awal tahun 2009, pajak perusahaan dikurangi dari 24% menjadi 20% dan pajak terhadap sektor UKM berkurang dari 15% menjadi 5%.

KEBIJAKAN FISKAL
Defisit anggaran federal menrupakan yang pertama kalinya sejak tahun 1999. Prakiraan defisit sekitar 7,4% dari GDP.
Pendapatan negara ditetapkan sebesar 6,7 trilyun Rubel (191 milyar USD), Pengeluaran ditetapkan sebesar 8,7 trilyun Rubel.
Dibandingkan anggaran 2008, pendapatan nominal menurun 28% sementara perkiraan tingkat inflasi mencapai 13% dan kontraksi GDP sekitar 2,2%.

KEBIJAKAN MONETER
Mata uang Rubel mengalami tekanan yang cukup kuat. Bank Sentral Rusia melakukan intervensi dengan meningkatkan suku bunga sejak Februari 2009.
Neraca perdagangan Indonesia – Ruasia : Volume Perdagangan tahun 2007 sebesar : 916 juta US$, Volume Perdagangan tahun 2008 sebesar: 1.318 juta US$: Mengalami Peningkatan Sebesar 43,89%; Volume Perdagangan tahun 2007 sebesar : 794 juta US$ s/d Juli
Beberapa produk pertanian yang diminati antara lain ; (1). Minyak Kelapa Sawit beserta fraksinya (2). Minyak Kelapa (kopra); (3). Lemak Nabati beserta fraksinya; (4). Kopi dan berbagai variannya; (5). Teh6. Makanan Kaleng7. Tepung-tepungan (starches)

Dalam upaya mempromosikan produk makanan olahan yang sudah siap memasuki pasar Rusia, maka pihak perwakilan RI Moskow mengundang Instansi terkait dan para pelaku usaha yang berminat untuk ikut berpartisipasi pada ” World Food Moscow 2010 14-17 September 2010. Secara umum dapat disimpulkan bahwa : Rusia merupakan pasar yang potensial bagi beberapa produk Indonesia seperti palm kernel stearin, vegetable fats, furniture, tekstil/produk tekstil, starches, dessicated, Peluang memasuki pasar Rusia semakin terbuka dengan tingginya minat sejumlah perusahaan Rusia untuk berhubungan langsung (tanpa melalui pihak ketiga) dengan perusahaan Indonesia. Kendala yang ditemukan sejauh ini menyangkut sistem pembayaran (term of payment) yang umum digunakan oleh perusahaan Rusia yang biasanya memiliki jeda 60-120 hari sejak tanggal barang tiba. (Sources Data: KBRI Moscow, data terkait pada seminar Kementerian Perdagangan RI bekerjasama dengan Perwakilan RI Moskow mengadakan presentasi terhadap hasil riset tersebut pada hari Rabu, 10 – 11 Februari 2010 bertempat di Gedung Kementerian Perdagangan RI. – data diolah Frans Hero K. Purba)

Thursday, February 11, 2010

Strategi Peluang Pasar Ekspor Indonesia - Tanzania dalam Peningkatan Ekspor Pertanian ke Afrika Timur

Peluang pasar Afrika Timur merupakan daya tarik yang sangat baik dalam ekspansi perluasan pasar ekspor bagi Indonesia. Meningkatnya pasar domestik dan kemampuan daya beli masyarakat di Tanzania, mendorong persaingan yang ketat bagi negara-negara pengekspor produk ke Tanzania. Dalam stabilitas politik dan keamanan di Tanzania yang diikuti oleh pembangunan bidang sosial dan ekonomi. Perdagangan bilateral RI – Tanzania yang mengalami fluktuasi. Pasar Afrika Timur perlu digarap secara serius dan sistematis, mengingat peluang dan kendala yang ada. Perlunya langkah-langkah integratif antara Pemerintah dan swasta.

Neraca eskpor Indonesia tahun 2007 ke Tanzania US$ 129,303 Juta dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar US$158,389 Juta berdasarkan data Trade Statistic Section, Tanzania Revenue Authority. Dengan memanfaatkan peluang ekspor yang cukup potensial untuk wilayah Afrika Timur, produk Indonesia banyak diminati seperti CPO, Furniture, Animal/Veg Fats & Oil & Their Cleavage Products; dan lain-lain. Negara Afrika Timur pada tahun 2005 yang lalu telah mengalami pertumbuhan ekonomi cukup tinggi. Didalam peningkatan hubungan kerjasama Indonesia – Tanzania yang perlu diperhatikan dalam hal pengembangan kerjasamanya adalah sebagai berikut: a) Perlu adanya usaha-usaha promosi dan penetrasi pasar yang terorganisir secara baik dan berkelanjutan. b)Perlu adanya pendirian kantor-kantor dagang yang penanganannya lebih banyak dilakukan oleh swasta dan didukung pendanaannya oleh pemerintah. c) Upaya untuk menjajaki kemungkinan mengadakan investasi (trade related investment) yang dapat dijadikan sentra produk olahan . d) Khusus produk kelapa sawit, perlu dipertimbangkan untuk melakukan investasi di Tanzania mengingat potensi lahan dan marketnya yang besar. Dalam hal ini kesempatan dan peluang kerjasama didalam mengembangkan ekspansi pasar ekspor produk pertanian semakin terbuka luas, mengingat akan hal ini kesempatan peluang yang ada harus dapat dipertimbangkan dengan secara seksama dengan memperhatikan hal-hal terpenting yang menjadi prioritas untuk hubungan kerjasama tersebut.(Sources: Trade Statistic Section, Tanzania Revenue Authority, data diolah Frans Hero K. Purba)

Wednesday, February 10, 2010

Kunjungan Pelaku Usaha Polandia ke Indonesia dalam Investasi dan Peluang Pasar Agribisnis

Dalam hubungan kerjasama Indonesia dan Polandia pada desempatan ini Pengusaha Pakan ternak dan agribisnis asal Polandia, Mr. Denis Bashkov dan Mr. Andrew Liss dari Forum Wspolpracy Wschodniej pada tanggal 2- 3 Pebruari 2010 yang lalu mengunjungi Perkebunan PT. Shang Hyang Seri (SHS) pusat Jakarta dan melakukan diskusi dan peluang investasi dalam bidang tanaman pangan khususnya untuk Kedelai dan Padi dengan Bapak Nizwar Syafaat, Direktur Penelitian dan Pengembangan, PT. SHS. Mereka juga mengunjungi lokasi pertanian PT. Shang Hyang Seri (SHS) di Sukamandi, Jawa Barat. Pada kesempatan kunjungan tersebut pelaku usaha Polandia mendapat keterangan secara detail mengenai peluang Investasi Pertanian bidang tanaman Pangan oleh Bapak Tarip sebagai General Manager dari Regional I PT. PT. Shang Hyang Seri (SHS) tersebut. Dan ketertarikan pihak Pelaku Usaha Polandia untuk bermitra dengan PT. Shang Hyang Seri (SHS) dan kerjasama dengan para kelompok tani. Seperti yang dijelaskan bahwa untuk produk tanaman pangan berdasarkan peraturan pemerintah Indonesia dalam ijin investasi bahwa 49% kepemilikan lahan dimiliki oleh Investor asing dan 51% dimiliki oleh pelaku usaha Indonesia sendiri sebagai local partner.

Pelaku Usaha Polandia juga berkunjung ke PT. Alam Makmur Sembada didaerah Jalan Raya Rengas Bandung KM. 60, Desa Karang Sambung, Cikarang dan melakukan diskusi dengan Bapak Haryanto Dinata selaku Plant Director dari perusahaan tersebut. PT. Alam Makmur Sembada berdiri sejak tahun 1965 merupakan produsen penggilingan beras modern dengan jaringan pemasaran berskala nasional dan berlandaskan pada produk berkualitas tinggi melalui proses produksi. Kegiatan proses produk padi / beras dengan menggunakan mesin modern secara sehat dan higienes dan menghasilkan beras bermutu tinggi. Dalam diskusi dengan PT. Alam Makmur Sembada, pelaku usaha Polandia sangat antusias ingin melakukan kerjasama dengan bidang tanaman pangan dan juga hortikultura dalam pengembangan usaha kedepannya. Pada rancangan Perpres tersebut juga diberikan pembatasan mengenai luas lahan yang boleh dikelola oleh investor untuk pengembangan food estate yakni hanya 5.000 - 10.000 hektare. Dan untuk investasi asing dalam sektor tanaman pangan 49% dikuasai oleh asing dan 51% dikuasai oleh lokal partner dari Indonesia. Pelaku usaha Polandia tersebut juga mengunjungi Kabupaten Pare-pare dan Kabupaten Sidrap, Propinsi Sulawesi Selatan meninjau peluang usaha agribisnis pertanian khususnya tanaman kedelai didua lokasi tersebut. Diharapkan semoga dalam kesempatan ini Para pelaku usaha asal Polandia tersebut dapat menjalin kemitraan dengan pelaku usaha Indonesia dan bermitra dengan petani. (sources data: Kunjungan lapangan data diolah oleh Frans Hero K. Purba)

Thursday, February 4, 2010

Strategi Pengembangan Agribisnis Pertanian Organik di Era Global

Disaat sekarang ini pola hidup sehat mulai sangat penting diperhatikan terutama dari segi pangan organik untuk kesehatan sebagai pengembangan agribisnis. Tentunya kita harus mengetahui apa sesungguhnya pertanian organik yakni adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes). Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk pertanian organik dunia meningkat pesat. (Berbagai sumber terkait, data diolah Frans Hero K. Purba).
Luas lahan yang tersedia untuk pertanian organik di Indonesia sangat besar. Dari 75,5 juta ha lahan yang dapat digunakan untuk usaha pertanian, baru sekitar 25,7 juta ha yang telah diolah untuk sawah dan perkebunan (BPS, 2000). Pertanian organik menuntut agar lahan yang digunakan tidak atau belum tercemar oleh bahan kimia dan mempunyai aksesibilitas yang baik. Kualitas dan luasan menjadi pertimbangan dalam pemilihan lahan. Lahan yang belum tercemar adalah lahan yang belum diusahakan, tetapi secara umum lahan demikian kurang subur. Lahan yang subur umumnya telah diusahakan secara intensif dengan menggunakan bahan pupuk dan pestisida kimia. Menggunakan lahan seperti ini memerlukan masa konversi cukup lama, yaitu sekitar 2 tahun.
Volume produk pertanian organik mencapai 5-7% dari total produk pertanian yang diperdagangkan di pasar internasional. Sebagian besar disuplay oleh negara-negara maju seperti Australia, Amerika dan Eropa. Di Asia, pasar produk pertanian organik lebih banyak didominasi oleh negara-negara timur jauh seperti Jepang, Taiwan dan Korea.Untuk Potensi pasar produk pertanian organik di dalam negeri sangat kecil, hanya terbatas pada masyarakat menengah ke atas. Berbagai kendala yang dihadapi antara lain:1) Belum ada insentif harga yang memadai untuk produsen produk pertanian organik. 2) Perlu adanya investasi mahal pada awal pengembangan karena harus memilih lahan yang benar-benar steril dari bahan agrokimia. 3) Belum ada kepastian pasar, sehingga petani enggan memproduksi komoditas tersebut
Dalam Budidaya organik pertaniannya menggunakan teknologi dan pengetahuan organik yang dikembangkan sendiri berdasarkan temuan-temuan kondisi di lapangan tanpa menggunakan bahan kimiawi, non benih transgenik/hibrida, non pupuk kimiawi NPK, non racun pestisida atau insektisida. Selain itu juga mengembangkan pola-pola SQ/EQ pertanian dan mengembangkan usaha-usaha pertanian organik yang tergabung dalam komunitas Organik Hijau. Selain memecahkan permasalahan budidaya konvensional di kalangan petani, bersama petani membangun langkah-langkah praktis untuk membangun daerahnya dengan cara efisien, menggunakan materi disekitarnya, memangkas ongkos produksi sekaligus meningkatkan hasil budidayanya.(Sources: organikhijau, other sources material).
Strategi pengembangan pertanian organik sebagai agribisnis perlu dilihat dari beberapa aspek untuk memungkinkan pengembangan dimasa yang akan datang. Budidaya pertanian organik ternyata tak hanya mampu memperbaiki kondisi lingkungan yang rusak. Model usaha mikro pertanian ini ternyata mampu mendatangkan keuntungan yang lebih tinggi ketimbang budidaya anorganik. Hal ini perlu digiatkan dalam pembentuk kelembagaan petani organik dan system sertifikasi, sehingga dapat mampu bersaing di pasar global.

Monday, February 1, 2010

Antusiasime dalam Membangun Jaringan Bisnis Global

Dalam perjalanan hidup semakin jauh kita maju dalam perjalanan menuju sukses, kita akan semakin menyadari bahwa yang membuat kita sukses bukanlah uang, gagasan atau antusiasme semata, melainkan orang lain. Keberhasilan kita dalam membangun suatu jaringan bisnis / networking adalah tergantung ditangan kita bagaimana kita membuat suatu rancangan khusus terhadap ide atau inovasi dalam membangun jaringan. Kontak, uang, gagasan, dan antusiasme memang penting dan harus ada, tetapi semua itu tidak cukup kalau kita tidak mempunyai orang yang dapat kita andalkan. belajarlah untuk menyukai orang. Networking atau jaringan bukan lagi sekedar ketrampilan yang “nice to have” (bagus untuk dimiliki) tetapi sekarang menjadi “necessary to have” (harus dimiliki). Networking tidak hanya dilakukan dengan pihak eksternal organisasi tetapi juga dengan internal organisasi.

Kemampuan pelaku usaha / businessman diukur berdasarkan kualitas jaringan yang terbentuk. Tolok ukur yang digunakan adalah ruang lingkup dan keeratan hubungan dalam jaringan. Setelah kemampuan pengusaha diketahui, pengaruhnya terhadap kinerja usaha diukur berdasarkan korelasi antara kualitas jaringan dan tingkat tingkat keuntungan, produktuvitas modal, produktivitas tenaga kerja unit usaha. Faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap kemampuan pengusaha diidentifikasi berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan berbagai narasumber yang kompeten. Selanjutnya, berdasarkan sifat pengaruhnya, faktor-faktor tersebut dikelompok kedalam dua bagian, yaitu faktor pendorong dan faktor penghambat. (Sources: Berbagai terkait, data diolah Frans Hero K. Purba). Sebagai contoh pelaku usaha China, ada beberapa ilmu atau teknik yang perlu kita pelajari dari pengalamannya yakni: Dari diskusi di atas penulis menyimpulkan bahwa keberhasilan keturunan Cina di Indonesia dalam membangun jaringan perdagangan adalah: Adanya mentalitas perantau yang mempunyai ciri-ciri: ingin berhasil, perasaan kesendirian, dan kesetia-keluargaan membuat etos kerja mereka tinggi; Pendidikan kewira-usahaan yang ditanamkan sejak kecil dalam keluarga, baik secara budaya maupun dalam kehidupan sehari-hari;Keberpihakan sejarah karena posisinya yang unik di Indonesia.
Untuk membangun komunitas di network marketing perlu waktu yang relatif lama, perlu pembuktian, dan perlu pelayanan yang lebih dari anda. Jika demikian sesungguh strategi networking merupakan hal terpenting juga dalam memperkenalkan produk baik pasar domestic dan pasar internasional secara global. Fungsi utama lainnya dari dari networking adalah sebagai sarana perluasan akses pasar dan sosialisasi teknologi tepat guna kepada para pelaku usaha yang membutuhkannya. Bagi pelaku usaha di Indonesia yang terkendala oleh keterbatasan pengetahuan dan akses teknologi tepat guna yang dibutuhkan dalam proses pengembangan usaha mereka. Dalam hal ini jaringan bisnis yang menjadi akses teknologi sekarang sangat membantu untuk pencapaian kemajuan yang akan datang.