Monday, April 13, 2020

Strategi menghadapi Perekonomian Dalam Pasca Corona /Covid19


Kekurangan pasokan diperkirakan akan memengaruhi sejumlah sektor karena panik membeli, meningkatnya penggunaan barang untuk memerangi pandemi, dan gangguan pada pabrik dan logistik di beberapa negara, di samping itu, hal itu juga menyebabkan dampak harga. Ada banyak laporan tentang kelangkaan pasokan obat-obatan, dengan banyak daerah yang mengalami panik membeli dan akibatnya kekurangan makanan dan barang kebutuhan pokok lainnya. Industri teknologi, khususnya, telah memperingatkan tentang keterlambatan pengiriman barang elektronik.Ekonomi Indonesia pada 2019 tumbuh 5,02 persen. Adapun dalam APBN 2020, pertumbuhan ekonomi ditarget mencapai 5,3 persen. Berdasarkan  prediksi IMF, Bank Dunia, dan Amerika Serikat, yang menyebutkan bahwa ekonomi China akan turun 1 persen akibat wabah virus corona.

Jumlah pengeluaran tambahan besar yang dibutuhkan pemerintah untuk mendanai keperluan di luar anggaran tahunan, kita dapat mengukur seberapa besar pendapatan dari publik yang dibutuhkan untuk mengisi kembali dompet perekonomian negara. Berbagai tantangan dan badai resesi terbayang di depan mata, meski pandemi COVID-19 tak diketahui kapan akan berlalu. Organisasi Buruh Internasional (ILO) melaporkan, 81 persen dari tenaga kerja global yang berjumlah 3,3 miliar, atau 2,67 miliar saat ini terkena dampak penutupan tempat kerja. Permintaan menurun drastis karena konsumen memangkas pengeluaran sepanjang tahun. Di sektor-sektor yang paling terkena dampak, jumlah PHK dan kebangkrutan perusahaan meningkat sepanjang tahun 2020, memberi makan spiral penurunan yang memperkuat diri. Sistem keuangan menderita kesulitan yang signifikan, tetapi krisis perbankan skala penuh dihindari karena permodalan bank yang kuat dan pengawasan makroprudensial yang sekarang ada. Respons fiskal dan kebijakan moneter terbukti tidak cukup untuk memecah spiral ke bawah. Dampak ekonomi global sangat parah, mendekati krisis keuangan global 2008-2009. PDB berkontraksi secara signifikan di sebagian besar ekonomi utama pada 2020, dan pemulihan baru dimulai pada semester kedua tahun 2021.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perekonomian apablia kita lihat secara global:
1.    Supply Chain dan Channel Distribution of Resouces dari berbagai sumber daya yang dihasilkan sesuatu negara.
2.    Workforce and Protection of work for employee,  dengan memperhatikan tenaga kerja yang bekerja diberbagai bidang industry dan bidang lainya yang menyokong pertumbuhan
3.    Financial Stressing, berbagai upaya secara finansial yang berikan oleh pemerintah untuk memperhatikan segala sector untuk stimulus pekerja, sosial, ekonomi, pertanian, industry dan sebagainya untuk pemulihan ekonomi
4.    Center Integreated, Keterpaduan dalam membangun perekonomian dari sektor  yang mendukung untuk peningkatan ekonomi.
Dalam skenario tersebut, ekonomi dunia pada 2020 dan tahun-tahun mendatang akan sangat bergantung pada penanganan pandemi virus corona. Perekonomian dapat berkelanjutan dengan pasca pemulihan dan berbagai tantangan yang dihadapi untuk membendung keutuhan ekonomi suatu negara.