Monday, December 27, 2010

Strategi dalam Penerapan Supply Chain Management dalam Pola Manajemen Perusahaan.

Dengan penerapan konsep Supply Chain Management (SCM) sesungguhnya bukan merupakan suatu konsep yang baru. Menurut Jebarus (2001) SCM merupakan pengembangan lebih lanjut dari manajemen distribusi produk untuk memenuhi permintaan konsumen. Konsep ini menekankan pada pola terpadu yang menyangkut proses aliran produk dari supplier, manufaktur, retailer hingga kepada konsumen. Dari sini aktivitas antara supplier hingga konsumen akhir adalah dalam satu kesatuan tanpa sekat pembatas yang besar, sehingga mekanisme informasi antara berbagai elemen tersebut berlangsung secara transparan. SCM merupakan suatu konsep menyangkut pola pendistribusian produk yang mampu menggantikan pola-pola pendistribusian produk secara optimal. Manajemen Rantai Suplai (Supply chain management) adalah sebuah ‘proses payung’ di mana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dari sudut struktural. Sebuah supply chain (rantai suplai) merujuk kepada jaringan yang rumit dari hubungan yang mempertahankan organisasi dengan rekan bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan kepada konsumen. (Kalakota, 2000, h197). Tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai suplai adalah untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan (Chopra, 2001, h5). Rantai suplai yang terintegrasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh rantai suplai tersebut.

Perusahaan memerlukan sesuatu yang sangat ekonomis guna melakukan kegiatan memproduksi untuk memperoleh keuntungan. Untuk mencapai keinginan tersebut, kelancaran arus material yang diperlukan pasti melibatkan lebih dari satu rantai pasokan. Faktor kritis dalam rantai pasokan yang efisien adalah pembelian, karena tugas pembeliaan untuk menyeleksi pemasok (berikut materialnya) dan kemudian membangun hubungan yang saling menguntungkan. Tanpa pemasok yang baik dan tanpa pembelian yang memadai, rantai pasokan tidak akan memiliki peran untuk kondisi pasar pada masa seperti sekarang ini.Manajemen Rantai Suplai adalah koordinasi dari bahan, informasi dan arus keuangan antara perusahaan yang berpartisipasi. Manajemen rantai suplai bisa juga berarti seluruh jenis kegiatan komoditas dasar hingga penjualan produk akhir ke konsumen untuk mendaur ulang produk yang sudah dipakai.Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen melalui rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur ulang dan pembuangan. Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan status pesanan, arus ini berjalan dua arah antara konsumen akhir dan penyedia material mentah.Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal pembayaran dalam penetapan kepemilikandan pengiriman. (Kalakota, 2000, h198)

Menurut Turban, Rainer, Porter (2004, h321), terdapat 3 macam komponen rantai suplai, yaitu: Rantai Suplai Hulu/Upstream supply chain

Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufaktur dengan para penyalurannya (yang mana dapat manufaktur, assembler, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada pada penyalur mereka (para penyalur second-trier). Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material (contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan.

Manajemen Internal Suplai Rantai/Internal supply chain management


Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses pemasukan barang ke gudang yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan masuk ke dalam organisasi. Di dalam rantai suplai internal, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan.


Segmen Rantai Suplai Hilir/Downstream supply chain segment


Downstream (arah muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan after-sales-service.
Manajemen suplai rantai harus memasukan problem dibawah:- Distribusi Konfigurasi Jaringan: Jumlah dan lokasi supplier, fasilitas produksi, pusat distribusi distribution centre/D.C.), gudang dan pelanggan.- Strategi Distribusi: Sentralisasi atau desentralisasi, pengapalan langsung, Berlabuh silang, strategi menarik atau mendorong, logistik rang ke tiga.- Informasi: Sistem terintregasi dan proses melalui rantai suplai untuk membagi informasi berharga, termasuk permintaan sinyal, perkiraan, inventaris dan transportasi dsb.Manajemen Inventaris: Kuantitas dan lokasi dari inventaris termasuk barang mentah, proses kerja, dan barang jadi.- Aliran dana: Mengatur syarat pembayaran dan metodologi untuk menukar dana melewati entitas didalam rantai suplai.Eksekusi rantai suplai ialah mengatur dan koordinasi pergerakan material, informasi dan dana diantara rantai suplai tersebut. Alurnya sendiri dua arah.

Manajemen rantai suplai ialah pendekatan antar-fungsi (cross functional) untuk mengatur pergerakan material mentah kedalam sebuah organisasi dan pergerakan dari barang jadi keluar organisasi menuju konsumen akhir. Sebagaimana korporasi lebih fokus dalam kompetensi inti dan lebih fleksibel, mereka harus mengurangi kepemilikan mereka atas sumber material mentah dan kanal distribusi. Fungsi ini meningkat menjadi kekurangan sumber ke perusahaan lain yang terlibat dalam memuaskan permintaan konsumen, sementara mengurangi kontrol manajemen dari logistik harian. Pengendalian lebih sedikit dan partner rantai suplai menuju ke pembuatan konsep rantai suplai. Tujuan dari manajemen rantai suplai ialah meningkatkan ke[percayaan dan kolaborasi diantara rekanan rantai suplai, dan meningkatkan inventaris dalam kejelasannya dan meningkatkan percepatan inventori.Secara garis besar, fungsi manajemen ini bisa dibagi tiga, yaitu distribusi, jejaring dan perencaan kapasitas, dan pengembangan rantai suplai. Beberapa model telah diajukan untuk memahami aktivitas yang dibutuhkan untuk mengatur pergerakan material di organisasi dan batasan fungsional. SCOR adalah model manajemen rantai suplai yang dipromosikan oleh Majelis Manajemen Rantai Suplai. Model lain ialah SCM yang diajukan oleh Global Supply Chain Forum (GSCF). Aktivitas suplai rantai bisa dikelompokan ke tingkat strategi, taktis, dan operasional. Tujuan dalam rantai suplai ialah memastikan material terus mengalir dari sumber ke konsumen akhir. Bagian-bagian (parts) yang bergerak didalam rantai suplai haruslah berjalan secepat mungkin. Dan dengan tujuan mencegah terjadinya penumpukan inventori di satu lokal, arus ini haruslah diatur sedemikian rupa agar bagian-bagian tersebut bergerak dalam koordinasi yang teratur. Istilah yang sering digunakan ialah synchronous. (Knill, 1992)“ tujuannya selalu berlanjut, arus synchronous. Berlanjut artinya tidak ada interupsi, tidak ada bola yang jatuh, tidak ada akumulasi yang tidak diperlukan. Dan synchronous berarti semuanya berjalan seperti balet. Bagian-bagian dan komponen-komponen dikirim tepat waktu, dalam sekuensi yang seharusnya, sama persis sampai titik yang mereka butuhkan. ”Terkadang sangat susah untuk melihat sifat arus "akhir ke akhir" dalam rantai suplai yang ada. Efek negatif dari kesulitan ini termasuk penumpukan inventori dan respon tidak keruan pada permintaan konsumen akhir. Jadi, strategi manajemen membutuhkan peninjauan yang holistik pada hubungan suplai. Teknologi informasi memungkinkan pembagian cepat dari data permintaan dan penawaran. Dengan membagi informasi di seluruh rantai suplai ke konsumen akhir, kita bisa membuat sebuah rantai permintaan, diarahkan pada penyediaan nilai konsumen yang lebih. Tujuannya adalah mengintegrasikan data permintaan dan suplai jadi gambaran yang akuarasinya sudah meningkatdapat diambil tentang sifat dari proses bisnis, pasar dan konsumen akhir. Integrasi ini sendiri memungkinkan peningkatan keunggulan kompetitif. Jadi dengan adanya integrasi ini dalam rantai suplai akan meningkatkan ketergantungan dan inventori minimum. (Berbagai sumber terkait, related material, data kutipan diolah F. Hero K. Purba)

Wednesday, December 15, 2010

Menangkap Peluang dalam Dinamika Ekspansi Pasar Produk Pertanian Indonesia dengan Negara Kawasan Afrika

Dalam penetrasi pasar untuk komoditi pertanian untuk kawasan pasar Afrika mempunyai potensi yang cukup besar untuk menyerap peningkatan produk-produk ekspor Indonesia. Tantangan memasuki peluang ekspansi pasar komoditi Pertanian Indonesia ke Benua Afrika merupakan suatu dinamika yang perlu kita analisa dari berbagai segi secara ekonomi. Lebih dari 50 negara di kawasan Afrika dan sebagian besar di antaranya tidak menghadapi masalah-masalah tersebut seburuk seperti yang pernah digambarkan oleh media televisi beberapa tahun yang lalu. Potensi komoditi ekspor Indonesia ke Afrika Agro industri (kopi, teh, sabun, dsb.)Minyak Kelapa Sawit Mentah; Produk Makanan Kaleng/ Susu, Kornet Sapi, Ikan Tuna, Jamur, Biskuit, Permen, Mi Instan, Rempah-rempah, Saus Sambal/Tomat.

Pasar Afrika Selatan khususnya merupakan peluang produk Indonesia untuk dikenal lebih luas di negara-negara Afrika bagian selatan lainnya. Afrika Selatan memiliki letak yang strategis di benua Afrika yang sekaligus berfungsi sebagai pintu masuk untuk kawasan Afrika bagian selatan, yaitu Namibia, Botswana, Zimbabwe, Mozambique, Anggola, Zambia dan Malawi. Banyak perusahaan multi nasional dan lembaga keuangan internasional memiliki kantor perwakilan di Afrika Selatan untuk melancarkan kegiatan mereka di benua ini. Peluang khusus, yaitu terdapat sekitar 1.5 juta warga negara Afrika Selatan keturunan Indonesia, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Cape Malay. Mereka umumnya tertarik untuk menggunakan produk buatan Indonesia. Kesempatan ini dapat dimanfaatkan melalui Cape Malay untuk show-case produk-produk Indonesia.

Peningkatan ekspor Indonesia ke Afrika Selatan merupakan perkembangan yang positif dan perlu dipertahankan dengan lebih giat melakukan upaya-upaya terobosan. Pihak konsumer Afrika Selatan masih melihat negara-negara produser besar seperti Jepang, China, Korea Selatan, Jerman, Inggris, Amerika Serikat dan India. Peningkatan ekspor Indonesia ke Afrika Selatan merupakan perkembangan yang positif dan perlu dipertahankan dengan lebih giat melakukan upaya-upaya terobosan. Pihak konsumer Afrika Selatan masih melihat negara-negara produser besar seperti Jepang, China, Korea Selatan, Jerman, Inggris, Amerika Serikat dan India. Dalam Pembagian Afrika secara politis: Stabil & demokratis (11), Cape Verde, Ghana, Zambia, Mauritius, Benin, Botswana, Mali, Namibia, Sao Tome Principe, South Africa, Senegal, Mozambique, Cenderung Stabil – Menuju demokratis (22): Angola, Kenya, Niger, Seychelles, Comoros, Liberia, Lesotho, Malawi, Sierra Leone, Tanzania, Burkina Faso, Burundi, Gambia, Guniea Bissau, Nigeria, Central African Republic, Uganda, Djibouti, Ethiopia, Gabon, Bermasalah/konflik dan belum demokratis (12); Chad, Congo (Democratic Republic), Republic of Congo, Madagascar, Guinea, Rwanda, Togo, Cameroon, Cote D’Ivoire, Mauritania, Swaziland, Somalia, Zimbabwe.
Pembagian negara Afrika secara ekonomis yaitu: Maju (8), (GDP Per Kapita Diatas USD 5000), Seychelles, Botswana, Gabon, Mauritius, Afrika Selatan, Cape Verde, Angola, dan Namibia. ,Sedang Membangun/Potensial (23);(GDP Per Kapita Antara USD 1000 – USD 4999);Swaziland, Congo, Rep. , Cameroon, Nigeria, Cote D’Ivoire, Mauritania, Senegal, Chad, Kenya, Benin, Lesotho, Ghana, Zambia, Burkina Faso, Mali, Sao Tome Principe, Tanzania, Uganda, Djibouti, Eritrea, Guinea, Madagascar, Rwanda.;Belum berpotensi (15);(GDP Per Kapita Dibawah USD 1000 );Mozambique, Togo, Burundi, The Gambia, Malawi, Sierra Leone, Central African Republic, Ethiopia, Niger, Comoros, Guinea-Bissau, Somalia, Liberia, Zimbabwe, Democratic Republic of Congo.
Persiapan FIFA WORLD CUP 2010, yang merupakan kejuaraan sepak bola dunia 2010, Afrika Selatan tengah telah melakukan berbagai pembangunan infrastruktur, antara lain pembangunan infrastruktur jalanan, stadion sepak bola, perbaikan pelabuhan udara dan laut, penambahan pembangkit energi listrik dan kereta api cepat Gautrain yang menghubungi Johannesburg dengan kota-kota sekelilingnya. Berdasarkan data KBRI AFSEL dan BPS bahwa nilai perdagangan bilateral Indonesia-Afrika Selatan pada triwulan pertama tahun 2007 adalah sebesar 1.276 miliar Rand (182,28 juta USD) atau naik sebesar 54.19 persen dibandingkan periode yang tahun sebelumnya. Ekspor Afrika Selatan ke Indonesia sebesar 390.575 juta Rand (55.79 juta USD) atau naik 5.1 persen dibandingkan tahun sebelumnya (tabel 5). Sedangkan ekspor Indonesia sebesar 885.947 juta Rand (126.56 juta USD) atau naik 17.9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Apabila dilihat dari sisi perkembangan harga dan pasar, peluang pengembangan komoditi pertanian juga menjanjikan. Peluang dari sisi potensial pasar dan jalur pasar ekspor yang harus diperhitungkan secara detail pembiayaannya. (Sources: KBRI AFSEL dan data BPS, berbagai sumber terkait, data diolah Frans Hero K. Purba)

Capturing the Opportunity in Dynamics of Indonesian Agricultural Product Market Expansion by Country Region Africa
In the market penetration for agricultural commodities to the region of Africa has a potential market large enough to absorb the increase in Indonesia's export products. The challenge of entering the market expansion opportunities for agricultural commodities Indonesia to Africa is a dynamic that we need an analysis of various aspects of the economy. More than 50 countries in Africa and most of them do not face such problems as bad as has been portrayed by the media, television several years ago. The potential of Indonesia's export commodities to Africa Agro industries (coffee, tea, soap, etc..) Crude Palm Oil, Canned Food Products / Dairy, Corned Beef, Tuna Fish, Mushrooms, Biscuits, Candies, Noodles, Spices, Sambal Sauce / Tomato. South African market in particular is an opportunity for Indonesian products more widely known in countries other southern African. South Africa has a strategic location on the continent of Africa that also functions as the entrance to the southern African region, namely Namibia, Botswana, Zimbabwe, Mozambique, Anggola, Zambia and Malawi. Many multi-national corporations and international financial institutions have representative offices in South Africa to launch their activities in the continent. Unique opportunities, that there are approximately 1.5 million South African citizens of Indonesian descent, or better known as Cape Malay. They are generally interested in using products made in Indonesia. This opportunity can be exploited via the Cape Malay to show-case of Indonesian products. Improving Indonesia's exports to South Africa is a positive development and should be maintained with more active in conducting groundbreaking efforts. Consumer Party of South Africa still see the big producer countries such as Japan, China, South Korea, Germany, Britain, the United States and India. Improving Indonesia's exports to South Africa is a positive development and should be maintained with more active in conducting groundbreaking efforts. Consumer Party of South Africa still see the big producer countries such as Japan, China, South Korea, Germany, Britain, the United States and India. In the political division of Africa: Stable and democratic (11), Cape Verde, Ghana, Zambia, Mauritius, Benin, Botswana, Mali, Namibia, Sao Tome, Principe, South Africa, Senegal, Mozambique, Tend Stable - Towards a democratic (22): Angola, Kenya, Niger, Seychelles, Comoros, Liberia, Lesotho, Malawi, Sierra Leone, Tanzania, Burkina Faso, Burundi, Gambia, Guniea Bissau, Nigeria, Central African Republic, Uganda, Djibouti, Ethiopia, Gabon, Problems / conflicts and not democratic (12), Chad, Congo (Democratic Republic), Republic of Congo, Madagascar, Guinea, Rwanda, Togo, Cameroon, Cote D'Ivoire, Mauritania, Swaziland, Somalia, Zimbabwe.
Distribution of African countries economically are: Forward (8), (Per Capita GDP Above USD 5000), Seychelles, Botswana, Gabon, Mauritius, South Africa, Cape Verde, Angola, and Namibia. , Medium Build / Potential (23); (GDP Per Capita Between USD 1000 - USD 4999), Swaziland, Congo, Rep. , Cameroon, Nigeria, Cote D'Ivoire, Mauritania, Senegal, Chad, Kenya, Benin, Lesotho, Ghana, Zambia, Burkina Faso, Mali, Sao Tome, Principe, Tanzania, Uganda, Djibouti, Eritrea, Guinea, Madagascar, Rwanda.; Not yet the potential (15); (GDP Per Capita Below USD 1000), Mozambique, Togo, Burundi, The Gambia, Malawi, Sierra Leone, Central African Republic, Ethiopia, Niger, Comoros, Guinea-Bissau, Somalia, Liberia, Zimbabwe, Democratic Republic of Congo.
Preparation FIFA WORLD CUP 2010, which is a world soccer championship 2010, South Africa was already doing a variety of infrastructure development, including road infrastructure development, football stadiums, improvement of air and sea ports, the addition of electrical energy generation and the Gautrain rapid rail contact Johannesburg with surrounding towns. Based on data from South African Embassy and Connecticut that the value of bilateral trade in Indonesia and South Africa in the first quarter of 2007 amounted to 1276 billion rand (182.28 million USD), a rise of 54.19 percent compared to the previous year. South African exports to Indonesia amounted to 390,575 million rand (55.79 million USD) or an increase of 5.1 percent over the previous year (table 5). Meanwhile, Indonesia's exports amounted to 885,947 million rand (126.56 million USD) or an increase of 17.9 percent over the previous year. When viewed from the side of the price development and market development opportunities of agricultural commodities are also promising. Opportunities and market potential in terms of export market channels that must be considered in detail the financing.

Friday, December 10, 2010

Strategi Managing Bisnis dalam Mengatasi Resiko Untuk Pengembangan Usaha

Jika kita menelusuri dalam suatu bisnis terjadinya resiko dan akibatnya terhadap bisnis merupakan dua hal mendasar untuk diidentifikasi dan diukur. Melalui pengelolaan resiko terintegrasi, setiap keputusan strategik yang diambil selalu berdasarkan atas informasi yang valid dan reliable. Untuk suatu bisnis (termasuk perbankan), banyak salah kaprah memahami tentang keberadaan risiko seperti, risiko bisnis dianggap sama dengan risiko finansial dan dianggap sama pula dengan kerugian. Padahal risiko finansial hanyalah salah satu komponen dari risiko bisnis, selain risiko proyek, risiko operasional, risiko pasar dan risiko yang berkaitan dengan regulasi. Dalam suatu bisnis ada beberapa resiko bisnis utama yang haru diperhatikan: 1. pembangunan produk atau sistem yg baik sebenarnya tidak, pernah diinginkan oleh setiap orang (resiko pasar) 2. pembangunan sebuah produk yg tidak sesuai dgn keseluruhan strategi bisnis bagi perusahaan (resiko strategi) 3. Pembangunan sebuah produk dimana sebuah bagian pemasaran tidak tahu bagaimana harus menjualnya. 4. Kehilangan dukungan manajemen senior sehubungan dengan perubahan pd fokus atau perubahan pd manusia (resiko manajemen), 5. Kehilangan hal2 yg berhubungan dgn biaya atau komitmen personal (resiko biaya).

Langkah pengurangan resiko diperlukan bagi definisi standar dokuntasi dan mekanisme untuk memastikan bahwa dokumen dikembangkan secara tepat waktu, guna memastikan kontinuitas. Manajemen risiko dan perencanaan kemungkinan mengasumsikan bahwa usaha pengurangan telah gagal dan risiko menjadi statu kenyataan.

Contoh, diibaratkan proyek sedang berlangsung dengan baik dan sejumlah orang mengatakan akan keluar dari proyek tersebut maka strategi pengurangan telah dilakukan dengan backup , informasi, dokumentasi dan pengetahuan telah disebar ke semua tim. Manajer proyek akan menyesuaikan lagi jadwal dengan fungsi-fungsi yg telah disusun sepenuhnya dan pendatang baru akan ditambah untuk mengejar dan membagun serta akan ditransfer pengetahuan oleh orang akan keluar. Langkah RMMM (Risk Mitigating Monitoring and Management Plan) menambah biaya proyek. (sources data Rekayasa Perangkat Lunak, other resource material data collected processing By: Frans Hero K. Purba)

Sering ditemukan bahwa pengelolaan resiko hanya terfokus pada resiko yang berhubungan dengan kegiatan operasional, yang kemudian dikonversikan ke dalam satuan uang (resiko finansial). Pendekatan ini tentu saja kurang lengkap, karena tidak mengcover keseluruhan resiko yang melekat pada bisnis yang digeluti. Memang, setiap industri memiliki penekanan sendiri-sendiri terhadap resiko yang akan dikendalikannya. Menurut Robert Charette konseptual mengenai resiko yaitu: 1. Resiko berhubungan dengan kejadian di masa yg akan datang. 2. Resiko melibatkan perubahan (spt. perubahan pikiran, pendapat, aksi, atau tempat), 3. Resiko melibatkan pilihan & ketidakpastian bahwa pilihan itu akan dilakukan. Tentunya dalam mengatasi berbagai resiko harus memikirkan win-win solotion dalam pengendalian suatu usaha.

If we trace in a business of risk and implications for business are the two fundamental things to be identified and measured. Through integrated risk management, any strategic decisions taken are always based on valid and reliable information. For a business (including banking), many misguided understanding of the existence of such risks, business risks are considered equal and treated the same financial risks as well with the loss. Though the financial risk is just one component of business risk, in addition to project risk, operational risk, market risk and risks associated with the regulation. In a business there are several major business risk that emotion note: 1. building a good product or system was not, never desired by every person (market risk) 2. development of a product which does not fit with the overall business strategy for the company (risk strategy) 3. Construction of a product where a marketing department does not know how to sell it. 4. Loss of senior management support in relation to changes in focus or change in pd pd man (risk management), 5. Losing hal2 pertinent personal cost or commitment (risk costs).
Risk reduction measures are necessary for standard definition dokuntasi and mechanisms to ensure that the document was developed in a timely manner, to ensure continuity. Risk management and planning of the possibility of assuming that business has failed and risk reduction into statu reality.
For example, likened the project is going well and some people are saying will be out of the project is the reduction strategy has been done with the backup, information, documentation and knowledge have been distributed to all teams. The project manager will adjust the schedule again with the functions which have been prepared fully and newcomers will be added for the chase and membagun and want to transfer the knowledge by the people will come out. Step RMMM (mitigating Risk Monitoring and Management Plan) increase the project cost. Often found that risk management is only focused on the risks associated with operational activities, which is then converted into units of money (financial risk). This approach is certainly incomplete, because it does not cover the overall risks inherent to the business they work at. Indeed, every industry has its own emphasis on the risks to be controlled. According to Robert Charette conceptual about the risks, namely: 1. Risks associated with events in the days to come. 2. Risk involving changes (eg changes in thoughts, opinions, actions, or places), 3. Involve risks and uncertainties that choice will be made that choice. Of course, in addressing a variety of risks have to think win-win solotion in control of a business.

Wednesday, December 8, 2010

Internasional Strategi Pemasaran Gerilya dalam mencapai Target Pasar bagi Pelaku usaha

Suatu perusahaan atau badan usaha memiliki keunggulan kompetitif jika perusahaan tersebut mempunyai sesuatu yang tidak dimiliki pesaing, melakukan sesuatu lebih baik dari perusahaan lain, atau mampu melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh perusahaan lain. Pemasaran gerilya sangat diperlukan dalam strategi pemasaran yang berkompetisi penuh di arena pasar global. Bukan hanya bergerilya dalam perang pasar tetapi bergerilya bagaimana bisa mempertahankan pasar dan memperluas akses pasar. Gerilya adalah Strategi dan Taktik perang yang mengutamakan terobosan disetiap pertempuran dengan melakukan serangan - serangan dan mengejutkan dengan menggunakan beberapa cara dan senjata. Pemasaran Gerilya adalah melakukan kegiatan pemasaran lebih banyak dan menyeluruh meliputi pengelolaan semua unsur pemasaran dengan mengadopsi Strategi dan Taktik gerilya yang inovatif dan efisien. Dalam prinsip dasar pemasaran gerilya ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
Melakukan kegiatan pemasaran lebih banyak dengan biaya lebih ringan.
Pemasaran adalah berhubungan dengan orang;• Keuntungan sebagai dasar tolok ukur.• Lebih diarahkan untuk usaha menengah kebawah walaupun dapat dilakukan oleh usaha besar.• Teknologi sangat mempermudah, lebih praktis dan hemat biaya.
Mengembangkan kerjasama bukan kompetisi.• Mendahulukan hubungan baik daripada penjualan. Menggunakan kombinasi sarana-sarana promosi;Menyediakan 100 macam cara dan sarana promosi.; Mengeksplorasi lebih banyak penggunaan bahasa isyarat.;• Pemasaran bukan hanya sebagai kesempatan untuk mencari keuntungan, tetapi lebih dari itu membantu customer sukses dalam usahanya.• Memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan kepada customer. Sebuah perusahaan harus siap bersaing dengan perusahaan lain yang membuat produk sejenis. Untuk menghadapi persaingan pasar, strategi yang diterapkan harus fisioner. Tentunya SWOT Analisis (strength, weakness, opportunity, treath) sangat diperlukan, untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada. Strategi gerilya pada prinsipnya melakukan spesialisasi, misalnya spesialisasi ciri produk, spesialisasi geografis, spesialisasi harga-kualitas, spesialisasi pelanggan, spesialisasi pelayanan, spesialisasi pemakai akhir, spesialisasi pesanan, spesialisasi produk atau lini produk, spesialisasi saluran, spesialisasi ukuran pelanggan dan spesialisasi vertikal.
Dalam Gerilya pemasaran melibatkan kegiatan seperti interaksi dengan konsumen, pertemuan mencegat di tempat umum, stunts PR dan hadiah jalan item. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan sumber daya minimum. Perusahaan-perusahaan hari ini memilih untuk teknologi digital canggih untuk membuat strategi pemasaran gerilya mereka bahkan lebih efektif. Cellular Phone pemasaran, viral marketing dan kampanye iklan bioskop semua versi baru pemasaran gerilya.
Guerilla pemasaran dapat memastikan hasil yang besar, hanya jika terencana. Strategi pemasaran harus unik dan pada saat yang sama sangat suara sehingga orang bisa menempel dengan cepat. Perencanaan strategi pemasaran gerilya panggilan untuk pengalaman besar dalam kegiatan pemasaran, penelitian menyeluruh pada permintaan publik dan pikiran yang kreatif. Strategi pemasaran gerilya merupakan suatu konsep yang mutakhir dalam pengembangan perusahaan dengan melihat sisi lain dari produk yang diciptakan perusahaan, dan berusaha untuk mencapai sesuatu tujuan target pasar yang kompetitif. (Berbagai sumber terkait, other resources material, media, guerilla marketing, data diolah F. Hero K. Purba2010)

Thursday, December 2, 2010

Potensi dan Strategi nich market Ekspor Pertanian Indonesia menuju Pasar Syria

Dalam potensi pasar untuk negara Timur Tengah khususnya Syria merupakan gateway masuk untuk perdagangan di daerah Arab. Syria merupakan pasar potensial untuk komoditi karet , tekstil, kayu dan produk olahannya, seperti furniture dan kayu lapis, ikan tuna, minyak nabati, , kertas dan produk-produk kaca (glassware) sangat diminati. Pakaian jadi, sepatu, ikan dan udang kaleng serta buah-buahan, kopi dan teh, juga punya peluang pasar cukup besar untuk dimasuki. Selain itu pada event pameran The 37th International Flower Exhibition 2010, Damascus pada tanggal 23 Juni – 3 Juli 2010 berlangsung sukses diikuti beberapa Negara. Jumlah penduduk Suriah pada tahun 2007 sekitar 19,75 juta orang, dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,3%, utamanya ditopang dari hasil eksplorasi minyak bumi dan gas alam serta produk pertanian. Produksi minyak dan gas alam ini telah memberikan kontribusi sebesar 65% dari nilai ekspor Suriah. Disamping itu, produksi pengolahan lahan pertanian, mengalami kenaikan sebesar 50% dibandingkan tahun 1970. Sumbangan sektor ini sebesar 20% pada GDP dan menyerap 30% angkatan kerja serta menciptakan swasembada pangan secara nasional. Disamping produk sektor pertanian yang meliputi gandum, kapas, kentang, dan buah

Berdasarkan data untuk total volume perdagangan Indonesia – Syria tahun 2007 mencapai US$.79,9 juta dengan surplus di pihak Indonesia, yang terdiri dari dari ekspor Indonesia sebesar US$.79,4 juta dan impornya dari Syria sebesar US$.489.200 Komoditi ekspor non migas Indonesia terpenting ke Suriah antara lain produk ban dan asesori kendaraan, kakao, karet, kertas, palm oil, dan kayu lapis. Sedangkan impor Indonesia dari Suriah meliputi kapas, produk pertanian dan buah-buahan. Sedangkan untuk Total perdagangan Syria tahun 2008 mencapai USD29,94 miliar, dengan nilai ekspor USD13,97 miliar dan nilai impor USD15,97 miliar. Ekspor Indonesia ke Syria cenderung meningkat antara tahun 2004-2009. Total ekspor Indonesia tahun 2008 mencapai USD98,8 juta. Nilai ekspor ini meningkat sebesar 19,5% dari tahun 2007 senilai USD79,5 juta. Selama periode Januari-Oktober 2009 ekspor Indonesia ke Syria mencapai USD78,2 juta.

Arus kunjungan bisnis pengusaha Syria ke Indonesia mengalami kenaikan 50%, baik dalam rangka transaksi dagang maupun menghadiri pameran untuk products sourcing dan pengembangan hubungan dagang. Pelaku usaha Syria berupaya memanfaatkan hubungan bisnis dan perdagangan dengan negara-negara Asia, termasuk negara Indonesia. Pada tahun 2010 ini pemerintah Syria melalui KBRI Damascus, mengundang Indonesia untuk berpartisipasi dalam kegiatan pameran The 37th International Flower Exhibition 2010, Damascus, Syria. Kesempatan dan peluang ini merupakan suatu nich market untuk ekspansi pangsa ekspor berbagai komoditi dalam peningkatan nilai ekspor Indonesia (Sumber KBRI Syria, data BPS, data diolah F. Hero K. Purba)

Monday, November 22, 2010

Strategi Pengendalian dan Implementasi Dalam Pengembangan Perusahaan

Strategi strategi terfokus pada proses pengendalian tradisional yang melibatkan kajian dan umpan balik kinerja untuk menentukan rencana, strategi dan sasaran yang telah dicapai dengan menghasilkan informasi yang digunakan untuk memecahkan masalah atau mengambil tindakan korektif.

Lingkungan pengendalian adalah filosofi manajemen (manajemen tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama dalam perseroan) dan gaya operasi manajemen (manajemen yang progresif atau yang konservatif), struktur organisasi (terpusat atau ter desentralisasi) serta praktik kepersonaliaan. Pengendalian intern(internal control) pada awalnya lebih menekankan kepada pengendalian akuntansi keuangan, untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang keandalan pelaporan keuangan Perusahaan. Dalam mengelola suatu usaha dan sumber daya yang dimiliki agar tercapai efektivitas dan efisiensi yang tinggi merupakan akibat yang logis dari keinginan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang optimal bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan itu sendiri. Pengendalian strategi menurut Schendel and Hofer berfokus pada dua pertanyaan (1) apakah strategi yang diimplementasikan sebagai yang direncanakan dan (2) apakah hasil yang dibuat oleh strategi merupakan yang diharapkan. Definisi ini merujuk pada kajian tradisional dan langkah umpan balik yang merupakan langkah akhir dari proses manajemen strategis. Semakin berkembangnya perusahaan tentunya diikuti dengan semakin kompleks dan luasnya aktivitas serta permasalahan yang dihadapi sehingga mendorong timbulnya suatu bidang baru dari auditing yaitu pemeriksaan operasional (audit operasional). Pemeriksaan operasional merupakan aktivitas operasi suatu organisasi yang bertujuan untuk memeriksa efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Aktivitas pemeriksaan operasional akan bermanfaat banyak bagi perusahaan karena dapat menunjang kelancaran dari pelaksanaan operasi perusahaan terhadap kontinuitas perusahaan dimasa yang akan datang. Salah satu fungsi yang ada dalam perusahaan adalah fungsi penjualan, dimana penjualan merupakan salah satu kegiatan utama yang dilaksanakan dalam suatu perusahaan, sehingga perlu untuk mendapat perhatian yang cukup besar serta pengelolaan yang sebaik mungkin. Kegagalan dalam aktivitas penjualan akan sangat berpengaruh terhadap kontinuitas operasi perusahaan, karena penjualan merupakan sumber pendapatan utama perusahaan. Faktor sistem pengendalian intern yang berhubungan dengan penjualan sangat diperlukan, karena penjualan merupakan salah satu unsur harta dalam komponen laba rugi, yang posisinya sangat penting di dalam kelangsungan perusahaan.

Kegiatan pengendalian harus dikenalkan dipenjuru perusahaan, mulai dari level manajemen puncak sampai dengan level bawah. Masing-masing job deskripsi karyawan harus mencakup tanggung jawab untuk mengkomunikasikan masalah operasional, pelanggaran kode etik atau kegiatan ilegal kepada atasan dengan cepat agar segera diambil tindakan. Sistem pengendalian manajemen mempengaruhi perilaku manusia. Tindakan-tindakan individu untuk meraih tujuan-tujuan pribadinya juga akan membantu dalam pencapaian tujuan organisasi.

Pengendalian Manajemen merupakan proses dengan para manajer mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi. Unsur-unsur sistem pengendalian manajemen meliputi perencanaan strategis, pembuatan anggaran, alokasi sumber daya, pengukuran, evaluasi dan penghargaan atas kinerja, alokasi pusat tanggung jawab dan penetapan harga transfer. Kegiatan Pengendalian Manajemen : Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan organisasi, mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagian organisasi, Mengomunikasikan informasi, Mengevaluasi informasi, Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika ada, Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka.

Pengendalian Formulasi strategis merupakan proses memutuskan tujuan organisasi dan strategis untuk mencapai tujuan-tujuan ini. Strategis menetapkan secara umum arah dan tujuan pengerakan organisasi yang diinginkan oleh manajemen senior. Jadi formulasi strategis adalah proses pengambilan keputusan strategi baru, sementara pengendalian menajemen adalah proses implementasi strategi tersebut. (other sources Articles material collected by: Frans Hero K. Purba)

Control and Implementation Strategy In Corporate Development

The strategy focused strategy on traditional control process involving review and feedback on performance to determine the plans, strategies and objectives have been achieved by producing information that is used to solve problems or take corrective action. Environmental control is the management philosophy of management (a single in a partnership or joint management within the company) and the operating style of management (management of progressive or conservative), organizational structure (centralized or decentralized tar) and HR practices. Internal control (internal control) in the first place more emphasis on financial accounting controls, to provide reasonable assurance regarding the reliability of financial reporting. In managing a business and its resources in order to achieve effectiveness and high efficiency is the logical result of the company's desire to get optimum benefit to the survival and growth of the company itself. Control strategy by Schendel and Hofer focuses on two questions (1) whether the strategy is implemented as planned and (2) whether the profit made by the strategy is expected. This definition refers to the traditional assessment and feedback step which is the final step of the strategic management process. The continued development of the company must be followed by increasingly complex and breadth of activities and problems faced thus encouraging the emergence of a new field of auditing the operational audit (operational audits). Operational inspection is operating an organization that aims to examine the efficiency and effectiveness of enterprise operations. Operational inspection activity will benefit a lot for the company because it can support the smooth implementation of continuity of operations against the company in the future. One of the functions that exist within the enterprise is a function of sales, where sales is one of the main activities carried out in a company, so need to get significant attention and the best possible management. Failures in sales activity will greatly affect the continuity of the company's operations, because the sale is the company's main revenue source. Factors internal control system relating to the sale is necessary, because the sale is one of the treasures in the income component, whose position is very important in the continuity of the company. Control activities should be introduced companies, ranging from top management level to lower level. Each job description should include the responsibility of employees to communicate operational problems, violations of codes of conduct or illegal activities to superiors quickly for immediate action. Management control systems affect human behavior. The actions of individuals to achieve personal goals will also help in the achievement of organizational goals. Management control is a process with the managers influence the members of other organizations to implement organizational strategy. The elements of management control systems include strategic planning, budgeting, resource allocation, measurement, evaluation and appreciation of the performance, the allocation of responsibility centers and transfer pricing. Management Control Activities: Plan what to do the organization, coordinating the activities of some parts of the organization, Communicating information, evaluate the information, decide what action should be taken if any, Influencing people to change their behavior. Control of strategic formulation is the process of deciding the strategic and organizational goals to achieve these goals. General strategic direction setting and organizational scaling the desired goal by senior management. So the strategic formulation is a new strategy decision-making process, while management control is the process of implementing these strategies.

Thursday, November 18, 2010

Strategi Bisnis Perkelapasawitan dalam Pengembangan Usaha yang Berkesinambungan

Dalam prospek pengembangan kelapa sawit juga relatif baik. Dari sisi permintaan, diperkirakan permintaan terhadap produk kelapa sawit akan tetap tinggi di masa-masa mendatang. Peningkatan konsumsi minyak makan di dunia pada 2020 akan mencapai 232,4 juta ton. Jumlah tersebut meningkat cukup pesat dibandingkan tahun 2006 sebesar 166,5 juta ton. Ini disebabkan, dibanding produk substitusinya seperti minyak kedelai, minyak jagung dan minyak bunga matahari, preferensi terhadap minyak kelapa sawit diperkirakan masih relatif tinggi. Relatif tingginya preferensi terhadap minyak kelapa sawit disebabkan minyak sawit memiliki banyak keunggulan dibanding produk substitusinya. Keunggulan tersebut antara lain adalah relatif lebih tahan lama disimpan, tahan terhadap tekanan dan suhu tinggi, tidak cepat bau, memiliki kandungan gizi yang relatif tinggi, serta bermanfaat sebagai bahan baku berbagai jenis industri. Saat ini, Malaysia telah berhasil mengembangkan produk turunan kelapa sawit menjadi sekitar 34 jenis turunan yang memperluas pangsa pasar minyak sawit di negara tersebut. Keunggulan lain adalah dari sisi produktivitas dan biaya produksi. Minyak sawit memiliki produktivitas relatif lebih tinggi dan biaya produksi yang relatif lebih rendah dibanding minyak nabati lain seperti minyak kedele dan biji matahari. Minyak sawit bisa mencapai produksi hingga 3.5 ton per hektar (bahkan lebih), sedang biji kedele hanya mencapai 0.4 ton per hektar, sedang biji matahari mencapai 0.5 ton per hektar. Sementara dari sisi biaya produksi, menurut Oil World, biaya produksi rata-rata minyak kedele mencapai US$ 300 per ton, sedangkan minyak sawit hanya mencapai US$ 160 per ton. Indonesia juga memiliki keunggulan komparatif lain, yaitu biaya tenaga kerja yang 55-60% lebih rendah dibandingkan biaya tenaga kerja Malaysia.


Negara-negara Asia masih menjadi importir dominan bagi perdagangan minyak sawit. China, Pakistan dan India merupakan negara-negara Asia yang memiliki nominal impor terbesar untuk saat ini. China misalnya, sejak mengalami kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 11,7% di kuartal pertama, kini negara tersebut menjadi tujuan utama dalam ekspor minyak sawit. Bahkan negara tersebut berencana akan menambah impor minyak sawitnya sebesar 200.000u ton sampai dengan bulan Desember mendatang. India juga meluncurkan kebijakan yang serupa dengan China dengan menambahkan impor minyak sawit sebesar 500 ribu ton sampai dengan akhir tahun ini. Untuk angsa pasar minyak sawit Indonesia didominasi ke Pakistan, Bangladesh, dan Eropa Timur serta China. Peluang kenaikan produksi dan ekspor bagi Indonesia kedepannya diperkirakan akan semakin besar, mengingat luas perkebunan dari tahun ke tahun menunjukan pertumbuhan yang nyata. Kini, perkebunan sawit bukan lagi didominasi oleh perkebunan-perkebunan pemerintah, tapi juga swasta bahkan yang kini marak banyak bermunculan perkebunan petani-petani skala kecil. Menurut data Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, pertumbuhan lahan perkebunan kelapa sawit milik negara rata-rata sebesar 1,73% sejak 1999-2009, perkebunan rakyat/petani kecil 12,01% per tahun dan perkebunan besar swasta 5,04% per tahun. Untuk CPO kini mencapai 56 persen ekspor dunia dan mencatat pertumbuhan pangsa pasar tertinggi dari minyak nabati lain. Pangsa pasar CPO dunia tumbuh dari 11,4 juta ton tahun 1990 menjadi 46,6 juta ton tahun 2009. Berdasarkan data bahwa nilai Permintaan (demand) dunia terhadap minyak sawit (crude palm oil/ CPO) diprediksi naik 5,5 juta ton pada 2010. “Prediksi ini didasarkan pada naiknya konsumsi minyak nabati untuk kebutuhan pangan dan biofuel,” kata analis minyak nabati Dorab E Mistry dalam Indonesia Palm Oil Conference and Price Outlook 2010, di Nusa Dua, Bali. Beberapa negara produsen di Amerika Selatan, yang membuat produksi minyak nabati kurang bagus. Hal ini mendorong kenaikan harga, termasuk CPO, yang saat ini menguasai 56% pangsa pasar ekspor minyak nabati global. (Sources: Berbagai sumber data, media, artilkel, data diolah F. Hero K. Purba)

Monday, November 15, 2010

Strategi Manajemen Perubahan Transformasi dalam Perkembangan Global

Merubah sesuatu menjadi baik, tentunya kita sebagai umat manusia ingin mengalami perubahan yang lebih baik dari tahun ke tahun dengan target diberbagai lapisan baik itu dari segi Individu, kelompok dan organisasi. Dalam hal ini di balik pernyataan-pernyataan yang kelihatannya sederhana itu ada beberapa hal yang perlu dicermati lebih jauh menurut beberpa pandngan kita untuk sesuatu yang berarti. Hal yang Pertama adalah manusia, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari sebuah kelompok adalah mahluk yang kompleks atau multi dimensi. Untuk dimensi yang ada pada seorang manusia dimensi manakah yang memang sangat besar pengaruhnya dalam menentukan tolak ukur suatu keberhasilan. Dan yang Kedua, manusia berada di tengah-tengah lingkungan yang juga kompleks, apakah itu lingkungan organisasional atau sosial. Hal ini selalu timbul pertanyaan lain, dimensi mana yang berperan besar dalam jenis lingkungan tertentu dan bagaimana kita menyingkapinya.

Dalam masa depan akan semakin diwarnai dengan perubahan yang sangat cepat. Perubahan yang semakin cepat ini didorong oleh perkembangan teknologi informasi, komputer dan transportasi. Dalam dunia dan ekonomi global ini mau tidak mau manajemen harus dapat mengikuti setiap perubahan. Menurut Pakar J.F Kennedy (Sofyan,1996 : 388) perubahan adalah hukum kehidupan dan siapa yang hanya melihat masa lalu atau masa sekarang pasti akan kehilangan masa depan. Menurut Alfin Toffler mengemukakan tiga gelombang perkembangan masyarakat : Gelombang 1 : Masyarakat agraris; 2 : Masyarakat industri; 3 : Masyarakat informasi. Pada saat dewasa ini kita hidup di gelombang tiga yaitu masyarakat informasi. Kemajuan di bidang teknologi informasi atau komunikasi telah memperpendek jarak dan membuka pintu- pintu antar bangsa. Apa yang diketahui bangsa satu seketika juga dapat diketahu oleh bangsa lain hingga pada suatu saat nanti nilai-nilai antar bangsa akan mengalami kesamaan dalam era globalisasi. (Berbagai sumber terkait, data diolah oleh Frans Hero K. Purba).

Ketika kita menelusuri banyak masalah yang bisa terjadi ketika perubahan akan dilakukan. Masalah yang paling sering dan menonjol adalah “penolakan atas perubahan itu sendiri”. Istilah yang sangat populer dalam manajemen adalah resistensi perubahan (resistance to change). Penolakan atas perubahan tidak selalu negatif karena justru karena adanya penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Penolakan atas perubahan tidak selalu muncul dipermukaan dalam bentuk yang standar. Penolakan bisa jelas kelihatan (eksplisit) dan segera, misalnya mengajukan protes, mengancam mogok, demonstrasi, dan sejenisnya; atau bisa juga tersirat (implisit), dan lambat laun, misalnya loyalitas pada organisasi berkurang, motivasi kerja menurun, kesalahan kerja meningkat, tingkat absensi meningkat, dan lain sebagainya. Intinya merupakan manajemen perubahan adalah upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam organisasi. Tentunya juga banyak kesulitan untuk mengalami perubahan serta upaya lebih lanjut yang harus dimasukkan dalam perencanaan tujuan. Perencanaan tujuan mengklarifikasi kebutuhan akan situasi dan meningkatkan ketelitian respon. Hal ini akan memberikan fleksibilitas yang lebih, dalam manajemen perubahan. Kejelasan tujuan memberikan arahan dan petunjuk dalam mengambil keputusan mengenai apa yang harus dilakukan.

Aplikasi dari manajemen Perubahan dan transformasi adalah bahwa disetiap sektor perekonomian sebagai contoh bagaimana memprediksi kemungkinan-kemungkinan perkembangan yang ada dan menjalani sesuai dengan standar prosedur yang ada sebagai dasar melakukan perubahan dan perbaikan.

Changing something being good, of course, we as humans want to experience a better change from year to year with a target of various layers both in terms of individuals, groups and organizations. In this case behind the statements that seem simple, there are some things that need to be examined further by beberpa pandngan us to something meaningful. First thing is the human being, both as individuals and as part of a group is a complex creature, or multi-dimensional. For dimensions that exist on a human dimension Which is a very great influence in determining a benchmark of success. And the Second, humans are in the midst of an environment that is complex, whether organizational or social environment. This is always another question arises, where the dimensions of a major role in certain types of environments and how we menyingkapinya.
In the future will be increasingly characterized by rapid changes. Increasingly rapid changes that are driven by developments in information technology, computers and transportation. In the world and the global economy could not help management must be able to follow any changes. According to experts JF Kennedy (Sofyan, 1996: 388) the change is the law of life and who only see the past or the present will surely miss the future. According Alfin Toffler suggested three waves of development of society: Wave 1: Community agriculture; 2: Community industry; 3: Public information. At the present time we are living in three waves of the information society. Progress in information technology or communications have shortened distances and open the doors between nations. What was once well known to the nation one can diketahu by other nations until the one day values among nations will have similarities in the era of globalization. As we explore many of the problems that can occur when changes will be made. The most common problems and prominent is the "rejection of change itself". The term is very popular in the management of change resistance (resistance to change). Rejection of the changes are not always negative because precisely because of the refusal, the changes can not be done arbitrarily. Rejection of the changes do not always appear on the surface in the form of a standard. Rejection can be clearly visible (explicit) and soon, for example, protested, threatened strikes, demonstrations, and the like, or it could be implied (implicit), and slowly, such as loyalty to the organization is reduced, decreased work motivation, job error increases, the level of absenteeism increased, and so forth. The bottom line is change management is the effort made to manage the consequences that result from changes in the organization. Of course also a lot of trouble to experience change and further efforts that should be included in planning purposes. Planning objectives will need to clarify the situation and improve response accuracy. This will provide more flexibility, in the management of change. Clarity of purpose provides direction and guidance in making decisions about what to do. Application of management changes and the transformation is that every sector of the economy as an example of how to predict the development possibilities that exist and live in accordance with standard procedures that exist as a basis to make changes and improvements.

Tuesday, November 9, 2010

Peluang Pasar Indonesia dalam Promosi Kopi Indonesia pada event Triestespresso Expo 2010

Dalam event Pameran “Triestespresso Expo 2010, yang dilaksanakan pada tanggal 28 – 30 Oktober 2010, Indonesia ikut berperan serta pada kegiatan tersebut. Bersama-sama dengan pelaku usaha serta Kementerian Pertanian yang dikoordinasikan oleh Direktorat Jenderal PPHP pada merupakan yang ketiga kalinya, dan juga merupakan kegiatan reguler dari Atase Pertanian KBRI Roma untuk mempromosikan produk-produk pertanian Indonesia khususnya di Italy. Promosi kopi kali ini mengusung tema: Indonesia is producer of high quality and specialty coffee, yang berusaha menunjukkan bahwa Indonesia merupakan penghasil kopi berkualitas dan memiliki keragaman cita rasa kopi yang unik dari masing-masing wilayah seperti: Aceh Gayo Coffee, Sumatera Mandheling Coffee, Java Coffee, Toraja Coffee, Flores Coffee, Bali Kintamani Coffee, Papua Coffee, dll. Disamping itu pada pameran ini juga ditampilkan kopi robusta dari Lampung dan Jawa Timur yang selama ini sudah cukup banyak digunakan di Eropa sebagai salah satu ingredient kopi espresso; serta Kopi Luwak, yang juga sudah mulai dikenal di masyarakat penggemar kopi di Eropa.

Pavilion Indonesia difasilitasi oleh Atase Pertanian KBRI Roma seluas 52 m2. Peserta Pameran juga sebanyak 52 orang yang terdiri dari 2 orang dari Ditjen PPHP, 3 orang dari Sekretariat Jenderal, 13 orang dari Sumatera Barat, dan 34 orang pelaku usaha dari AEKI Lampung, AEKI, Jawa Timur, Asosiasi Kopi Spesial Indonesia, dan Asosiasi Kopi Luwak Indonesia. Acara selama pameran berlangsung terdiri dari : Display produk, business meeting, country presentation, business dinner, dan kunjungan ke beberapa perusahaan kopi.

Beberapa hal yang menjadi catatan dari data impor kopi biji mentah (green bean coffee) Italy tahun 2009 antara lain:

1. Impor kopi Italy yang berasal dari Indonesia, Uganda dan Tanzania mengalami peningkatan cukup signifikan.

2. Meskipun mengalami sedikit penurunan, Brazil tetap mempertahankan posisinya sebagai pemasok kopi terbesar ke pasar Italy, dan Vietnam mempertahankan posisinya sebagai pemasok kedua terbesar.

3. Impor kopi Italy dari India, Colombia dan Congo mengalami penurunan yang cukup besar.

4. Italy mengimpor sekitar 35 persen atau sekitar 158 ribu ton green bean dari Brazil, kemudian dari Vietnam sekitar 82 ribu ton, sementara green bean coffee dari Indonesia hanya sekitar 31 ribu ton. Pasokan dari Indonesia menduduki posisi kelima di bawah India 44 ribu ton, dan Uganda 33 ribu ton.

5. Italy juga merupakan negara pengekspor kopi yang sebagian besar berupa roasted bean (kopi sangrai) yaitu sebanyak 102 ribu ton.

Tidak kurang dari 500 orang per hari pengunjung yang datang ke Pavilion Indonesia, umumnya dari kalangan pemain roaster yang belum banyak tahu tentang kopi Indonesia, yang selama ini memperoleh kopi dari importer besar Italy. Umumnya pengunjung sangat tertarik dengan kopi arabika dengan premium quality, namun banyak juga yang tertarik dengan Kopi Luwak. Untuk kopi arabika pelaku usaha Indonesia menawarkan harga USD 4.5 – 6.00 per Kg. Harga tersebut tidak dipermasalahkan oleh mereka, karena para roaster biasanya membeli dalam kuantitas yang tidak banyak. Pengunjung Pavilion Indonesia selama 3 hari pameran antara lain berasal dari Italia, Inggeris, Jerman, Perancis, Hongaria, Polandia, Rusia, Yunani, Belgia, Belanda, Rumania, Albania, Chechnia, Serbia, Slovenia, Ukraina, Guatemala, India, Yaman, Saudi Arabia, Taiwan, Vietnam. Pengusaha dari negara-negara Eropa Timur yang merupakan distributor skala kecil berusaha menciptakan persaingan dengan distributor besar dengan cara melakukan impor langsung dari negara produsen. Hal ini merupakan kesempatan yang baik bagi Indonesia.

Country presentation di sampaikan oleh Duta Besar RI untuk Italy, Bapak H.E. Mohamad Oemar, di Trieste Chamber of Commerce, tentang potensi kerjasama di bidang Trade, Tourism and Investment. Dari Kementerian Pertanian turut hadir Kepala Pusat Perijinan dan Investasi yang membawa berbagai informasi dalam bentuk buku tentang Agricultural Investment Opportunities in Indonesia. Dalam rangka meningkatkan pangsa pasar kopi Indonesia di Eropa, Indonesia harus meningkatkan kegiatan promosi dan berbagai pendekatan lebih lanjut paling tidak di 10 negara pengimpor utama kopi Eropa yaitu Jerman, Italy, Belgia, Perancis, Rusia, Spanyol, Inggris, Swiss, Ukraina, dan Swedia. Sementara itu negara-negara Eropa Timur seperti Rusia, Polandia, Rumania, Ukraina dll, juga merupakan pasar potensial yang perlu dimanfaatkan dengan melakukan promosi langsung.

Kopi Luwak cukup dikenal di Eropa sebagai kopi yang secara exclusive hanya diproduksi di Indonesia, dengan segmen pasar kelas atas. Untuk itu perlu ada penanganan khusus dari sisi kualitas dan keaslian kopi luwak. Peranan Asosiasi Petani Kopi Luwak Indonesia perlu diberdayakan sebagai organisasi yang bertugas untuk mempertahankan citra kopi luwak Indonesia. Selama 3 hari pameran tidak sedikit pengunjung serius yang ingin melakukan kontrak pembelian langsung dengan pengusaha Indonesia. Namun masih memerlukan proses untuk negosiasi lebih lanjut, setelah pameran. Dari hasil tersebut di atas, maka akan ditindak lanjuti dengan melakukan perencanaan yang lebih matang untuk persiapan promosi di Eropa tahun 2011. Untuk itu akan dilakukan koordinasi dengan pihak Kementerian Luar Negeri dan KBRI negara bersangkutan. (Sumber: Pameran Trieste espresso 2010, peserta pameran, data diolah F. Hero K. Purba2010)

Wednesday, November 3, 2010

Peluang Potensi Pasar Agribisnis Indonesia dalam Peluang Diversifikasi Pasar ke Asia Tengah dan Selatan

Dalam Pemanfaatan strategi Diversifikasi Pasar untuk negara Asia Selatan dan Tengah kurangnya mendapatkan perhatian dari eksportir asal Indonesia. Jika melihat kemungkinan dan peluang potensi pasar yang ada padahal secara segmentasi dan target penjualan, memiliki peluang besar, terutama untuk produk-produk Pertanian. Dimana pola eksportir Indonesia masih menggantungkan pada pasar di Amerika Tengah, Selatan, dan Eropa. Kecendetungan ini tentunya melihat peluang pada negara-negara kawasan Asia Tengah yakni: Uzbekistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan. Kawasan tersebut merupakan bagian dari kerajaan Rusia dan Cina sampai menjelang abad 20. Selanjutnya negara-negara Asia Tengah yang meliputi Kyrgyzstan, Kazakhstan, Turkmenistan, Tajikistan, Uzbekistan, serta 10 negara sekitarnya sempat menjadi negara bagian dari Uni Sovyet selama lebih dari 70 tahun. Ketika Glasnost dan Perestroika berhembus dan mengakibatkan jatuhnya Sovyet pada awal 1990an, negara-negara bagian tersebut satu demi satu memerdekakan diri. Untuk membangun kerjasama dan diversifikasi pasar ekspor Uzbekistan merupakan negara Asia Tengah yang telah memiliki sarana dan prasaranalebih baik dapat menjadi pintu gerbang masuknya produk kita ke wilayah lainnya. Strategi pengembangan pasar ekspor untuk memasuki pasar di sana perlu disesuaikan dengan karakteristik setiiap negara dikawasan Asia Tengah. Berdasarkan data nilai perdagangan RI-Uzbekistan selama tahun 2006 tercatat senilai US$ 10,257 juta dengan angka minus untuk Indonesia sebesar US$ 8,175 juta Impor Indonesia pada tahun itu mencapai US$ 9,357 juta, sementara itu ekspor hanya senilai US$ 1,181 juta. Untuk 2007 nilai perdaganganIndonesia dengan Uzbekistan meningkat menjadi US$ 245 juta. Impor kita sekitar US$ 22,5 juta sementara ekspor hanya US$ 1,5 juta, dimana impor kita terbesar itu adalah kapas serta minyak dan gas. Untuk komoditas Indonesia seperti teh, kopi, karet dan produk bahan kimia sudah memasuki pasar Uzbekistan.

Direncanakan pada 26 – 29 Nopember 2010 persiapan kegiatan Trade, Tourism and Investment business forum: The Investment and Export Promotion of Palm Oil, Cocoa and Other Agriculture Commodities to South and Central Asian Countries di Jakarta dan Lampung, yang dikoordinir oleh Kementerian Luar Negeri. Pelaksanaan yang akan dilaksanakan ini merupakan suatu peluang investasi dan potensi ekspor produk-produk pertanian khususnya palm oil, cocoa, dan komoditi lainnya yang memungkin untuk pasar Asia Tengah dan Selatan. (Sources, KEMLU, F. Hero K. Purba, other resources material)

Monday, November 1, 2010

Barista Judge Training dan Barista dalam seni meracik Kopi dalam Promosi Potensi Pasar agribisnis Kopi dan Promosi Kopi dunia

Menjadikan sesuatu itu menjadi yang indah dan seni dalam pelatihan Barista Judge Training dan memberikan suatu seni dibalik Kopi dan racikannya. Dalam pelatihan Barista Judge Training. Maka diadakanlah pelatihan di PT. Morning Glory Coffee International, Bandung, Propinsi Jawa Barat, oleh PT. Morning Glory Coffee International selaku Indonesia Barista Association dan Pelatih Barista Professional dan International Mr. Ross Bright dari Australia dan juga merupakan perwakilan dan World Championships Barista. Propinsi Jawa Barat, Khususnya Kabupaten Bandung dan sekitarnya memiliki potensi wilayah yang besar dalam pengembangan agribisnis dan ketahanan pangan terutama untuk komoditi tanaman perkebunan. Kabupaten Bandung yang terkenal dengan Kopi Preanger merupakan salah satu daerah potensial untuk pengembangan kopi organik, Kopi luwak dan Kopi Arabica. Pada kesempatan ini diadakan pelatihan untuk Juri pada kompetisi Barista atau kualitas Grade Kopi Arabica bagi peracik kopi untuk wilayah Propinsi Jawa Barat juga memiliki potensial untuk agribisnis kopi seperti Kopi Arabica/ Preanger dan jenis varietas kopi lainnya.

Pada kesempatan Pelatihan Barista Judge ini sangat memiliki peluang potensi dalam mengelola suatu keunggulan dan keunikan dalam meracik kopi dari segi mutu bagi pelaku usaha sendiri maupun nantinya untuk tingkat nasional dan go international dapat dirasakan dalam pemanfaatan pelatihan ini. Kepada petani dan pelaku usaha hal ini sangat bermanfaat mengetahui kriteria dan mutu kopi dalam tingkat nasional dan internasional. Pelaku usaha kopi di Training untuk mengetahui citra rasa (cupping) dari berbagai jenis kopi dibelahan dunia.

Pada pelatihan ini seorang profesional Barista menunjukan suatu artistik meracik kopi dari berbagai negara dan Barista Judge sebagai penilai dari segi penyajian, mutu kopi, dan pelayanan untuk Specialty Coffee mendapatkan hasil yang konsisten dari rasio yang berkonsisten antara berat kopi dengan volume air. Pada pelatihan Barista Judge yang dipandu oleh Mr. Ross Bright dan Pimpinan PT. Morning Glory International, Mr. Natanael Charis yang diikuti oleh 23 Peserta dari beberapa pelaku usaha Kopi dan Petani di Propinsi Jawa Barat.

Adapun pada intinya dalam pelatihan ini adalah bagaimana seorang Barista meracik kopi Expreeso, Cappucino dan Signature Beverage berdasarkan prosedur dan Rule and Regulation dari World Barista Championship standard.

Indonesia dan upaya meningkatkan mutu dan promosi komoditi kopi Arabica Indonesia untuk pangsa pasar dunia seperti Amerika, Eropa, Australia, Asia dan sebagainya melalui kompetisi Barista ini. Sebagai seorang Barista Judge harus benar-benar memahamisebagai judge atau juri yang professional, dan memahami penjelasan Barista dari awal sampai akhir dalam pemberian score atau penilaian. Program Pelatihan Barista Judge ini mempersiapkan sebagai juri-juri yang profesional dalam kompetisi Barista dengan memperhatikan presentasi bagaimana standar yang digunakan oleh World Barista Championships dalam seni kopi seorang Barista untuk standar citra rasa kopi dunia:

  1. Uji test derajat keasaman setiap kopi untuk mutu dan kenikmatan rasanya.
  2. Kemampuan membedakan jenis kopi baik dari Body atau rasa dan feeling didalam mulut dan lidah yang merasakannya, Flavor, Kebersihan, keseragaman bentuk, dan juga sweetness atau kondisi citra rasa dari kopi tersebut.
  3. Organic Acid Test adalah kepekaan terhadap derajat keasaman dalam kopi.
  4. Sensory Skills adalah kemampuan untuk mngetahui secara sensorik dari kopi yang dicoba oleh peserta pelatihan.

Dimana juri / judge Barista diklasifikasikan atas 1 Head Judge, 4 Sensory Judge dan 2 technical Judge untuk standar mutu kopi yang disaikan oleh Barista. Untuk beberapa negara yang mengkonsumsi kopi seperti Belanda, Amerika, Jerman, Inggris Belgia, Perancis, Hongaria, Jepang dan sebagainya, hal ini merupakan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah (added value) dari Pengolahan / Roasting coffee selain dari pada meningkatkan produksi yang lebih banyak dan bermutu. Menciptakan kemampuan daya saing yang tinggi baik harga, kualitas citra rasa (taste) dari ragam produk Kopi Arabica Indonesia yang berkompetitif dengan kopi Colombia, Brazil, Nicaragua, Ethiopia dan sebagainya dapat bersaing dipasar Internasional.

Pengembangan budidaya kopi Arabica Indonesia kopi diarahkan pada daerah-daerah yang memiliki:

1) Kemudahan memperoleh sarana produksi (pupuk/ pestisida) buatan yang lebih baik lagi.

2) Citra Rasa kopi yang spesifik dan dikenal dalam dunia perdagangan.

3) Mitra calon kerjasama dengan kelembagaan ditingkat petani pedesaan.

Dengan demikian munculah specialty coffee sebagai bentuk pasar baru bagi pasar Amerika, Eropa dan Jepang serta Organic Coffee dengan pasar negara Jerman, Belanda dan Swiss. Khusus untuk kopi bersertifikat organik pembeli memberikan harga primium price / harga terbaik.

Dalam pelatihan Judge Barista ini tentunya bermanfaat bagi petani, pelaku usaha agribisnis kopi Arabica semakin aware dan menjaga mutu yang dihasilkan. Visi dan Judge Barista adalah dalam Cupping Training (Peserta Uji Test) dapat menerapkan Grading System, dan mendapatkan sertifikasi Quality dan memiliki pasar potensial dipangsa pasar dunia. (Sources: F. Hero K. Purba, other data related)

Making it into something beautiful and artistic in Judge Training Barista training and provide an art behind Coffee and racikannya. In Judge Training Barista training. So the training was held at the PT. Morning Glory Coffee International, Bandung, West Java, by PT. Morning Glory Coffee International as Indonesia Barista Barista Trainers Association and the Professional and International Mr. Ross Bright of Australia and also a representative and the World Barista Championships. Province of West Java, Bandung District and surrounding areas in particular have the potential for a large region in the development of agribusiness and food security, especially for commodity crops. Regency Bandung is famous for its coffee Preanger is one potential area for development of organic coffee, Luwak Coffee Arabica and Coffee. On this occasion, held training for judges at the competition or the quality of Grade Barista Coffee for peracik Arabica coffee to the West Java Province region also has potential for agri-business such as Coffee Arabica coffee / Preanger and other varieties of coffee.
On this occasion Judge Barista Training is a potential opportunity to manage a mix of excellence and uniqueness in terms of quality coffee for their own business and later to go international and national level can be felt in the utilization of this training. To farmers and entrepreneurs this is very useful to know the criteria and the quality of coffee in the national and international level. Coffee business actors in training to know the flavors (cupping) of various types of coffee dibelahan world.
In this training a professional barista show an artistic blend of coffee from various countries and Barista Judge as an assessor in terms of presentation, quality coffee, and services to the Specialty Coffee get consistent results from the berkonsisten ratio between the weight of coffee with the volume of water. At Barista training, which was hosted by Mr. Judge. Ross Bright and the TS. Morning Glory International, Mr. Charis Nathanael followed by 23 participants from several coffee businesses and farmers in West Java Province.
As for the essence of this training is how a Barista coffee dispensing Expreeso, Cappuccino and signature beverage according to the procedure and the Rule and Regulations of the World Barista Championship standard.
Indonesia and efforts to improve the quality and the promotion of Indonesian Arabica coffee commodities to world markets such as America, Europe, Australia, Asia and forth through this Barista competition. As a Barista Judge should really judge or jury memahamisebagai professional, and understand the explanation Barista from start to finish in the provision of a score or rating. Judge Barista Training Program is to prepare as the professional judges in a competition barista with respect to the presentation how the standard used by the World Barista Championships in the art of coffee to the standard image of a Barista coffee taste the world: 1. Acidity test test every quality and enjoyment of coffee for its taste.
2. The ability to distinguish both types of coffee from the Body or sense and feeling in the mouth and tongue feel it, Flavor, cleanliness, uniformity of shape, and also the image of sweetness or flavor of the coffee.
3. Organic Acid Test is sensitive to the degree of acidity in coffee.
4. Sensory Skills is the ability to be sensory know of coffee is attempted by participants.
Where the jury / judge Barista classified above 1 Head Judge, 4 and 2 Sensory Judge Judge for technical quality standards serve by Barista coffee. For some coffee consuming countries such as Holland, America, Germany, the UK Belgium, France, Hungary, Japan and so on, this is an opportunity for Indonesia to increase the added value (added value) of the Processing / Roasting coffee apart from the increasing production more many and quality. Creating the ability of high competitiveness both price, quality image of taste (taste) of the range of Indonesian Coffee Arabica coffee is competitive with Colombia, Brazil, Nicaragua, Ethiopia and so on to compete at the international.
Development of Indonesian Arabica coffee cultivation coffee is directed at areas that have:1) Ease of obtaining production inputs (fertilizer / pesticide), made even better.2) image of a specific coffee taste and is known in world trade.
3) Partner level candidate for institutional cooperation with rural farmers.
Thus munculah specialty coffee as a new market for the American market, Europe and Japan as well as Organic Coffee with the markets of Germany, the Netherlands and Switzerland. Especially for certified organic coffee buyers to price primium price / best price.In Judge Barista training is certainly beneficial to farmers, agribusiness entrepreneurs Arabica coffee increasingly aware and keep the resulting quality. Vision and Judge Barista is in Cupping Training (Test Participants Test) to apply the Grading System, and obtain certification of Quality and has a potential market dipangsa world market.