Monday, March 19, 2018

Potensi Pengembangan Pengolahan Minyak Pala (Nutmeg Oil)



Tanaman Pala Indonesia lebih disukai oleh pasar dunia, karena mempunyai beberapa kelebihan dibanding pala dari negara lain. Pala (Myristica fragrans) adalah tumbuhan berupa pohon yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Minyak pala adalah minyak atsiri (essential oil) yang diperoleh dari proses penyulingan biji dan fuli buah pala. Pengolahan untuk minyak pala pun terbilang sederhana. Buah pala terlebih dahulu di kupas dan dipisahkan dari bagian daging, biji, dan cempra. Setelah itu, pala dijemur hingga kering. Adapun produksi pala tahun 2009 sebanyak 5.731 ton dari luas lahan pala seluas 11.387 hektar atau meningkat dibandingkan dengan produksi tahun 2006 sebanyak 2.098 ton dari lahan seluas 9.948 hektar. Buah pala yang berasal dari pulau Banda Neira Indonesia adalah jenis buah pala yang memiliki kualitas terbaik di dunia. Adapun khasiat dari buah pala: 1. Buah pala juga bisa di gunakan untuk penyedap atau bumbu masak serta bisa juga sebagai pengawet alami. 2. Buah pala bisa untuk obat sakit gigi karena kandungan minyak pala bisa membantu melawan bakteri yang berada di dalam mulut yang bisa membuat gigi berlubang. Oleskan beberapa tetes minyak pala pada gusi sambil di pijat-pijat untuk mengurangi rasa sakit pada gigi dan gusi. 3. Buah Pala untuk pereda sakit perut karena kandungan senyawa yang berada di dalam buah palaberkhasiat membantu kelancaran saluran pencernaan, untuk masalah diare, gangguan pencernaan, perut kembung, dan lainnya, sejak dulu buah pala sudah dikenal sebagai obat yang mujarab untuk mengobati penyakit tersebut. 4. Buah pala juga bisa mengatasi masalah tidur, dengan sedikit bubuk pala di campur dengan minuman atau susu hangat. Untuk menghilangkan jerawat dan noda buah pala juga sangat berkhasiat dengan cara di tumbuk buah pala hingga halus kemudian di campur dengan susu, aduk hingga menjadi pasta.
Produksi pala Indonesia bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri saja, tapi juga untuk ekspor dengan memasok hampir 70% kebutuhan pala dunia, terutama minyak pala. Kebutuhan pala baik sebagai bahan rempah makanan maupun bahan industri dapat berupa minyak, biji dan fuli (selaput biji). Minyak pala Indonesia dikenal memiliki kualitas terbaik di dunia, karena kadar terpentinnya lebih rendah dari produk negara lain, sementara biji dan fuli dengan kualitas terbaik berasal dari Granada (Amerika Tengah). Pala merupakan salah satu komoditas ekspor yang penting karena Indonesia merupakan negara pengekspor biji dan fuli pala terbesar yaitu memasok sekitar 60% kebutuhan pala dunia. Pada tahun 2012, nilai ekspor minyak Atsiri tembus Rp. 3,4 trilun, naik 31,27% bila dibandingkan periode Januari-Agustus 2010 sebesar Rp2,6 triliun.Pasar ekspor minyak pala ini adalah negara Uni Eropa dan Amerika Serikat. (Data BPS, bahan artikel media, Litbang Kementan, data diolah F. Hero K. Purba).
Minyak pala adalah minyak atsiri (essential oil) yang diperoleh dari proses penyulingan biji dan fuli buah pala. Pengolahan untuk minyak pala pun terbilang sederhana. Buah pala terlebih dahulu di kupas dan dipisahkan dari bagian daging, biji, dan cempra. Setelah itu, pala dijemur hingga kering. Adapun produksi pala tahun 2009 sebanyak 5.731 ton dari luas lahan pala seluas 11.387 hektar atau meningkat dibandingkan dengan produksi tahun 2006 sebanyak 2.098 ton dari lahan seluas 9.948 hektar. Buah pala yang berasal dari pulau Banda Neira Indonesia adalah jenis buah pala yang memiliki kualitas terbaik di dunia. Adapun khasiat dari buah pala: 1. Buah pala juga bisa di gunakan untuk penyedap atau bumbu masak serta bisa juga sebagai pengawet alami. 2. Buah pala bisa untuk obat sakit gigi karena kandungan minyak pala bisa membantu melawan bakteri yang berada di dalam mulut yang bisa membuat gigi berlubang. Oleskan beberapa tetes minyak pala pada gusi sambil di pijat-pijat untuk mengurangi rasa sakit pada gigi dan gusi. 3. Buah Pala untuk pereda sakit perut karena kandungan senyawa yang berada di dalam buah palaberkhasiat membantu kelancaran saluran pencernaan, untuk masalah diare, gangguan pencernaan, perut kembung, dan lainnya, sejak dulu buah pala sudah dikenal sebagai obat yang mujarab untuk mengobati penyakit tersebut. 4. Buah pala juga bisa mengatasi masalah tidur, dengan sedikit bubuk pala di campur dengan minuman atau susu hangat. Untuk menghilangkan jerawat dan noda buah pala juga sangat berkhasiat dengan cara di tumbuk buah pala hingga halus kemudian di campur dengan susu, aduk hingga menjadi pasta.

Wednesday, March 7, 2018

Potensi Pangan Lokal Talas Beneng dalam Pengembangan Pangan

Potensi pengembangan Talas Beneng besar dan koneng atau kuning (Xanthosoma undipes) merupakan jenis talas yang banyak tumbuh di wilayah Pandeglang, terutama di sekitar Kecamatan Jiput. Talas beneng tersebut diharapkan akan menjadi sumber pangan lokal yang bisa dimunculkan dari wilayah Banten. Daerah Kelurahan Juhut, Kabupaten Pandeglang tumbuh tanaman sejenis talas yang masyarakat sekitar menyebutnya sebagai Talas Beneng. Talas beneng memiliki karakteristik yang berbeda dengan talas dari daerah lainnya. Talas ini tumbuh liar di lereng gunung, memiliki batang yang besar dan panjang serta pada bagian akarnya terdapat umbi-umbi kecil (kimpul) yang bergerombol. Selain kimpul, bagian utama yang dapat dimakan adalah batang. Tanaman ini memiliki umbi yang dapat mencapai berat lebih dari 30 kg dalam umur 2 tahun.
Pengolahan talas beneng dapat diolah menjadi beragam produk, seperti keripik, donat, dan bolu. Talas Beneng sebagai bahan pangan alternative beda dengan pangan lokal lainnya yang mempunyai kandungan protein sebesar 2,01%, 18,30% Karbohidrat, 15,21% pati, 83, 7 kalori, 0,73% serat kasar dan 0,27% lemak. Talas beneng memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sumber pangan lokal. Ukurannya yang besar dengan kadar protein yang tinggi serta warna kuning yang menarik adalah kelebihan yang dimiliki talas beneng yang menjadi ciri khas yang tidak dimiliki talas jenis lain. Kearifan pangan lokal seperti talas beneng asal Kabupaten Pandeglang ini merupakan potensial ciri khas dari suatu daerah tertentu. Seperti diketahui bahwa talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun. Talas termasuk dalam suku talas-talasan        (Araceae), berperawakan tegak, tingginya 1 cm atau lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun. Talas mempunyai beberapa nama umum yaitu Taro, Old cocoyam, ‘Dash(e)en’ dan ‘Eddo (e)’. Di beberapa negara dikenal dengan nama lain, seperti: Abalong (Philipina), Taioba (Brazil), Arvi (India), Keladi (Malaya), Satoimo (Jepang), Tayoba (Spanyol) dan Yu-tao (China). Asal mula tanaman ini berasal dari daerah Asia Tenggara, menyebar ke China dalam abad pertama, ke Jepang, ke daerah Asia Tenggara lainnya dan ke beberapa pulau di Samudra Pasifik, terbawa oleh migrasi penduduk. Di Indonesia talas bisa di jumpai hampir di seluruh kepulauan dan tersebar dari tepi pantai sampai pegunungan di atas 1000 meter dpl baik liar maupun ditanam. 
Produk olahan yang akan dikembangkan sebagai industri rumah tangga adalah keripik talas beneng. Talas beneng sangat potensial untuk dikembangkan menjadi berbagai macam produk makanan sebagai substitusi beras dan tepung terigu. Selama ini masyarakat telah membuat keripik talas beneng, perbaikan mutu diutamakan untuk mengurangi rasa gatal pada talas atau oksalat dalam produk keripik dan pengemasan produk. Untuk mengurangi rasa gatal pada produk keripik. (Sumber: Distan Kab. Pandeglang, media terkait, data diolah hero13)