Thursday, May 7, 2009

PEMASARAN INTERNASIONAL DALAM KONTEKS GLOBAL 2009

Memasuki era tahun 2009 sebagai era transisi pemulihan struktur kehidupan ekonomi setelah sekian tahun dilanda krisis ekonomi. Namun kenyataan yang ada asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 6 % tampaknya masih terlalu berat. Sumber pendapatan negara dari sektor non pajak masih kecil, kita lebih pas sebagai negara pengimpor dari pada pengekspor.
Dengan kondisi yang sedemikian yang memaksa kita untuk mereview kembali strategi pemasaran internasional kita, apakah sudah menyesuaikan dan menjawab tantangan global. Dengan adanya flu babi (swine flu) nampaknya menjadi sentimen positif bagi saham-saham sektor farmasi di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) yang cenderung bergerak positif, serta kembali menjadi incaran pelaku pasar. Permintaan obat guna mencegah flu babi menjadi 'berkah' perusahaan farmasi. Hal ini terbukti dalam data, pada perdagangan sesi pertama indeks saham hari ini, terdapat tiga emiten farmasi utama di BEI langsung mengalami kenaikan harga. Penjualan obat pencegah untuk menaikkan daya tahan tubuh mulai diantisipasi pelaku pasar. Bursa efek memiliki beberapa saham farmasi, di antaranya PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) stagnan di level Rp870 per lembar, PT Tempo Scan Pasific Tbk (TSPC) stagnan di level Rp530 per lembar, PT Enseval Putra Megatrading Tbk (EPMT) stagnan di level Rp485 per lembar, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) naik 3,6 persen ke level Rp144 per lembar.Saham PT Indofarma Tbk (INAF) naik 7,69 persen ke level Rp84 per lembar, PT Varia Labotoria Tbk (DVLA) melonjak signifikan capai 23,64 persen ke level Rp1.360 per lembar, dan PT Merck Tbk (MERK) stagnan di level Rp46.500 per lembar. Kondisi saham-saham farmasi saat ini berbeda dengan ketika kejadian SARS pada kuartal I-2003 terjadi. Saat itu, saham-saham tersebut kebanyakan kurang begitu liquid, karena free float yang rendah. Dengan adanya rentetan peristiwa virus SARS, lalu flu burung, kemudian flu singapura, dan pada saat ini flu babi kembali menjadi ancaman umat manusia di seluruh dunia. Pemasaran Internasional dan Globalisasi adalah sebuah fenomena dimana percepatan arus peristiwa dan massa, bergerak cepat menembus batas wilayah. Indonesia yang pada saat bulan Mei 2009 ini dalam kondisi persiapan pemilihan Presiden dan Wapres menjelang pemilu bulan Juli 2009 dan kodisi politik termasuk di dalamnya, berkonsentrasi untuk mengantisipasi menghadapi berbagai macam persoalan. Strategi pemasaran global dan taktik untuk stategi pemasaran yang terfokus memasuki pasaran global atau justru menarik diri dari persaingan global? Sekalipun berada di tengah krisis bisnis mau tidiad mau apalagi yang berkiprah dalam pasaran global harus terus meningkatkan kemampuan bersaingnya. Kemampuan itu adalah kesanggupan untuk bisnis memenangkan pangsa pasar atau minimal mempertahankan pangsa yang sudah dimilikinya. Dari sudut pandang pasar global kemampuan ini adalah daya tarik (attractiveness) suatu produk atau jasa yang membuat pelanggan global memilih produk atau jasanya diantara banyak pilihan yang tersedia. Apa saja unsur-unsur daya tarik yang menpengaruhi pilihan itu dari sudut pandang pelanggan? Empat faktor yaitu: Mutu (Quality), Harga (Price), Penyerahan (Delivery) dan Jasa Pelayanan (Service). Diharapkan dengan hal ini dapat mengatasi daya saing pasar global dan menjadi pertahanan yang kuat dalam mengatasinya. (Frans Hero K. Purba)