Friday, May 31, 2013

Tantangan dan Harapan Komoditas Pertanian dalam Persaingan Global



Tantangan untuk sektor pertanian Indonesia terpuruk akibat kalah bersaing dengan produk pertanian impor. Pangsa pasar produk makanan dan minuman impor pada tahun lalu mencapai 6%, setara US$4 miliar dari total omzet industri makanan dan minuman nasional. Sementara itu berdasarkan data untuk nilai impor produk hortikultura tahun 2007 hanya 798 juta dollar AS, naik menjadi 1,7 miliar dollar AS tahun 2011. Nilai impor produk hortikultura pada Januari-Juli 2012 saja mencapai 1 miliar dollar AS atau setara Rp 10 triliun. Lebih separuh dari nilai impor hortikultura tahun 2012, yakni 600 juta dollar AS, disumbang oleh impor buah. Mendukung terwujudnya swasembada pangan secara berkelanjutan,  Penyedia pangan yang efektif dan efisien secara deduktif pertanian terpadu meningkatkan efektivitas dan efisiensi produksi yang berupa peningkatan produksi dan penurunan biaya produksi, Penyediaan pangan secara berkelanjutan, siklus dan keseimbangan nutrisi serta energi yang akan membentuk suatu ekosistem secara keseluruhan akan terjadi dalam pertanian terpadu, sehingga berkelanjutan produksi akan tercapai komoditas pangan tidak boleh bertumpu pada ketersediaan pangan dari luar, tetapi harus bertumpu pada ketersediaan pangan dari dalam negeri, tidak boleh bertumpu pada Multi Nasional Coorporate. Investasi memang diperlukan untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Upaya peningkatan produksi pangan nasional harus dapat dimanfaatkan agar petani mampu memperoleh peningkatan pendapatan dan kesejahteraannya. (Sources: Berbagai sumber media terkait, data diolah F. Hero K. Purba).
Upaya memenuhi kebutuhan pangan dan komoditas pertanian lainnya seiring dengan laju pertumbuhan penduduk , hampir tidak mungkin dapat dicapai hanya dengan upaya peningkatan produktivitas. Strategi yang dapat meningkatkan  untuk meningkatkan harga jual  komoditas pertanian ditingkat petani yaitu dengan cara Pertama dengan cara memotong rantai pemasaran, karena dengan terputusnya rantai pemasaran akan menaikan harga ditingkat petani.  Kedua dengan memberikan informasi yang memadai tentang harga pasar kepada petani. Sampai hari ini masih banyak para petani di daerah terpencil yang minim pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisa pasar. Ketiga dengan menggunakan pengaturan pola budidaya agar komoditas pertanian tidak berbuah tergantung musim. Skenario untuk kebutuhan pangan dan upaya pencapaiannya mendatang akan mendorong peningkatan produksi dan riset untuk mencapainya. Skenario itu juga sekaligus untuk menjawab kecemasan akan terjadinya kekurangan pangan di masa depan.
Berbagai permasalahan di sektor pertanian, seperti peningkatan kebutuhan baku berbasis perkebunan, swasembada pangan, kepemilikan lahan, arah pengembangan bioteknologi, dan problem pertanian di negeri ini, memerlukan kecerdikan untuk menghadapi masalah-masalah itu. Keberanian membuat keputusan pengaturan impor bahan pangan Pertanian dengan mempertimbang segala aspek dan dampak dalam mengatasi masalah dan tantangan di masa mendatang.

Monday, May 27, 2013

Peluang Usaha Kunyit / curcuma domestica dalam Prospek Potensi Pemasaran



Potensi penggunaan pemakaian kunyit dari cenderung meningkat baik di dalam negeri maupun di berbagai negara di dunia.Kebutuhan kunyit untuk seluruh dunia diperkirakan sekitar 12.000 ton per tahun, namun baru dipenuhi oleh India 1.260 ton dan sebagian kecil dari dari China. Negara pengimpor kunyit antara lain adalah Jepang, Hongkong, negara-negara kawasan Eropa dan Amerika. Kunyit (curcuma domestica) yang digunakan sebagai bahan baku farmasi, produk kunyit mampu bersaing dengan bahan-bahan lain, terutama yang sudah dipatenkan. Misalnya saja produk untuk bahan obat radang sendi (arthiris-rheumatoid), dan osteo-arthritis. Sementara itu, rata - rata kebutuhan bahan baku kunyit untuk industri kosmetik atau jamu tradisional yang ada di Indonesia antara 1,5 - 6 ton per bulan. Untuk tingkat kebutuhan pasar dari tahun ke tahun semakin meningkat dengan persentase peningkatan 10-25% per tahunnya.Obat penyakit tersebut antara lain berbahan aktif natrium deklofenak, piroksikam, dan fenil butason, yang bisa diganti dengan bahan alternatif dari kunyit. Secara tradisional, kunyit digunakan untuk menghilangkan bau badan, menghilangkan gangguan lambung dan usus, dengan cara meminum secara teratur sari rimpangnya (filtratnya). Di pasar swalayan, sekarang ini sudah banyak beredar ekstrak atau filtrat minuman sari kunyit, serta kunyit asam. Untuk kunyit segar yang ada di pasaran, merupakan rimpang yang setelah dipanen, langsung dijual, tanpa proses pencucian. Sebab panen rimpang selalu terjadi pada musim kemarau, dan ketika itu tanah cukup kering, hingga kondisi rimpang relatif bersih. Namun untuk diolah menjadi irisan rimpang kering, dan filtrat, kunyit perlu dicuci bersih dan dikering anginkan. Setelah itu, satu per satu rimpang kunyit diiris dengan alat perajang manual. Irisan kunyit selanjutrnya dijemur sampai kering, dengan kadar air 15 sd. 11%. Irisan rimpang kering ini disebut sebagai simplisia, dan dikemas dalam karung plastik atau wadah lain untuk dipasarkan ke pelaku industri jamu dan farmasi. (Sources: berbagai sumber media terkait, data BPS, data diolah F. Hero K. Purba)
Berdasakan data BPS bahwa nilai perdagangan luar negeri dari kunyit selama tahun 2011 adalah sebesar 4,5 juta US$ dengan volume seberat 2.672 ton.  Sementara volume importasinya hanya sebesar 269 ton dengan nilai 332 ribu US$. Sehingga surplus perdagangan yang diperoleh sebesar 2.402 ton dengan nilai 4,1 juta US$. Negara tujuan ekspor kunyit Indonesia adalah Asia (Malaysia, Singapura, Hongkong, Taiwan, dan Jepang), Amerika, dan Eropa (Jerman Barat dan Belanda). Produksi kunyit tersebar hampir di seluruh provinsi,  produksi tertinggi berada di provinsi Jawa Timur 25.043 ton dengan luas panen 1,215 hektar disusul kemudian urutan kedua adalah provinsi Jawa Tengah sebesar 18.928 ton dengan luas panen 1.023 hektar. Ekspor Indonesia tahun 2010 sebesar 6,1 ribu ton tersebut  mengalami kenaikan 129,6 % dibanding tahun 2009 sebesar 2,7 ribu ton. Kenaikan nilai mencapai 180,2 % dari 2,7 juta pada tahun 2009 menjadi 7,5 juta pada tahun 2010. Volume maupun nilai ekspor Indonesia tahun 2010 merupakan rekor tertinggi. Bagi India, Indonesia juga merupakan pemasok utama, 54,3 % dari total impor India berasal dari Indonesia. Pemasok lainnya adalah Myanmar, Vietnam, China, Nigeria masing-masing dibawah 17 %. Uni Emirat Arab (UEA) merupakan negara tujuan utama baik bagi India, Indonesia dan Malaysia. India sebagai salah satu eksportir terbesar berhasil merebut pasar UEA hampir 16 ribu ton, sedangkan Indonesia hanya bisa merebut 593,7 ton. India juga dapat merebut pasar Malaysia sebesar 9,4 ribu ton, sedangkan Indonesia hanya bisa memasok ke Malaysia sebesar 211 ton. India juga dapat merebut pasar AS sebesar 5,8 ribu ton sedangkan Indonesia hanya merebut 239 ton. Indonesia sebenarnya sudah mulai mengekspor kunyit. Negara yang dituju antara lain Asia (Malaysia, Singapura, Hongkong, Taiwan, dan Jepang), Amerika, dan Eropa (Jerman Barat dan Belanda).
Kunyit yang sangat bermanfaat dimana kandungan aktif kunyit mengarah kepada penemuan curcumin. Secara eksperimental curcumin efektif mencegah dan memperbaiki luka lambung yang diinduksi oleh phenylbutazone dan aspirin. Curcumin meningkatkan mukus lambung sehingga aktivitas nyeri lambung dapat dijelaskan melalui stimulasi produksi mukus. Percobaan klinis efek kunyit pada penderita dilakukan terhadap 10 pasien. Diharapkan pengembangan budidaya kunyit dalam negeri dapat lebih baik lagi untuk diolah sebagai bahan baku herbal maupun bahan lainnya untuk kedepannya dapat juga memenuhi permintaan pasar ekspor.

Thursday, May 23, 2013

Pengolahan Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour) dalam Pengembangan tepung Olahan



Pengembangan industri tepung pedesaan lebih diarahkan pada tepung yang berbahan baku cassava karena beberapa faktor yang mendukung. Pertama secara geografis wilayah Indonesia sangat baik untuk produksi cassava. Selain itu, cassava merupakan tanaman yang telah lama dikembangkan di Indonesia dan teknik budi dayanya pun cukup mudah. Potensi itu tampak dari jumlah produksi cassava yang selalu meningkat setiap tahun. Produksi cassava pada tahun 2000 adalah sebesar 15.951.529 ton dan pada tahun 2009 jumlah produksi cassava sebesar 22.028.502 ton (data base Kementerian Pertanian). Seperti contoh Pengembangan tepung Mocaf Gapoktan Rukun Tani di Desa Tambak Merang, Kecamatan Girimarto mulai berdiri sejak tanggal 5 September 1992. Jumlah anggota kelompok tani sebanyak 110 orang. Ketua Kelompok Tani Bapak Sartono, Salah satu anggota kelompok tani yang bernama Bapak Sugino yang tergabung dalam Klaster Pohung Kabupaten Wonogiri telah mengembangkan usaha proses pembuatan tepung mocaf. Ubi kayu memiliki kadar air yang tinggi terlebih setelah melalui proses fermentasi sehingga diperlukan proses pengeringan. Keterlambatan proses pengeringan dapat menyebabkan kerusakan pada chips dan akhirnya kualitas tepung MOCAF yang dihasilkan menurun. Kerusakan ini dapat menyebabkan terjadinya pembusukan dan menyebabkan warna MOCAF menjadi lebih kusam. Kerusakan ini diakibatkan adanya aktifitas biologis dan kimia pada saat penyimpanan MOCAF yang masih memiliki kadar air yang cukup tinggi yang merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri, jamur dan serangga.
Potensi pengembangan industri tepung mocaf akan terhalang oleh kualitas produk yang dihasilkan oleh industri tersebut. Saat ini konsumen mulai menyadari dan bersikap kritis terhadap apa yang mereka konsumsi. Berdasarkan data dari Asosiasi Produsen Terigu Indonesia (Aptindo) justru menunjukkan angka yang jauh lebih besar. Menurut Aptindo, kebutuhan konsumsi terigu nasional pada tahun 2004 mencapai 3.334.108 ton, dengan tingkat pertumbuhan mencapai 6 %. Dengan angka pertumbuhan ini, maka pada tahun 2007 kebutuhan tepung terigu akan meningkat sampai 3.700.000 ton. Dari konsumsi ini, 65 persen adalah pasar Usaha Kecil dan Menengah, dengan penggunaan terbesar untuk produk mie (instant dan wet). Untuk bbeberapa daerah sebagian kecil penduduk mengkonsumsi pangan pokok non beras seperti jagung atau komoditi lainnya (singkong). Kecenderungan saat ini adalah masih banyak masyarakat beralih ke bahan pangan beras bahkan terigu yang bukan komuditi pangan local tetapi merupakan bahan pangan impor, sehingga persoalan kecukupan pangan dan ketahanan pangan sangat rendah. (Berbagai sumber media terkait, artikel dan data diolah F. Hero K. Purba).

Tuesday, May 21, 2013

Potensi Buah Belimbing sebagai Peluang Pengembangan Agribisnis Buah



Buah Belimbing merupakan satu-satunya buah lokal yang harganya mampu bersaing dengan buah-buahan impor. Umumnya belimbing ditanam dalam bentuk kultur pekarangan (home yard gardening), yaitu diusahakan sebagai usaha sambilan sebagai tanaman peneduh di halaman-halaman rumah.Belimbing (Averrhoa carambola) merupakan tumbuhan penghasil buah berbentuk khas yang berasal dari Indonesia,India, dan Sri Langka. Saat ini, belimbing telah tersebar ke penjuru Asia Tenggara, Republik Dominika,Brazil,Peru, Ghana, Guyana, Tonga, dan Polinesia. Usaha penanaman secara komersial dilakukan di Amerika Serikat, yaitu di Florida Selatan dan Hawaii. Sources: Wikipedia, data media, data diolah F. Hero K. Purba). Adapun Manfaat buah belimbing: Mengobati jerawat, Mengatasi masalah kencing manis, menyembukan sariawan,  baik bagi penderita kanker,  mengobati demam, menyembuhkan batuk, Mengatasi kolesterol, menyembuhkan sakit tenggorokan, kandungan seratnya yang tinggi melancarkan pencernaan, menyembuhkan sakit kepala, sebagai obat Hipertensi, menyembuhkan Nyeri pada persendian dan sebagainya. Pada buah belimbing Belimbing memiliki kandungan pektin cukup tinggi. Pektin merupakan unsur zat pada buah atau sayur yang memiliki manfaat mengurangi kolesterol. Konsumsi buah berpektin setiap hari bisa untuk mengurangi kadar kolesterol di dalam tubuh. Sektor pertanian Hortikultura yakni buah belimbing juga menjadi ciri khas dan yang menjadi andalan adalah tanaman buah yang salah satunya adalah buah belimbing yang selama ini menjadi trademark.
Khususnya untuk sektor hortikultura buah lokal seperti belimbing bagaimana menjaga kestabilan harga belimbing di tingkat petani, menambah personil penyuluh pertanian agar penyuluhan kepada petani dapat dilakukan secara intensif dan efektif. Upaya lain dalam meningkatkan nilai tambah produk Belimbing adalah pengolahan produk. Sebagai usaha pengolahan hortikultura di kota Depok masih minim, akan tetapi sosialisasi pelatihan di bidang olahan untuk memotivasi pengusaha mikro dibidang pengolahan dalam memproduksi olahan hortikultura khususnya buah-buahan menjadi minuman segar terus ditingkatkan. Seperti contoh belimbing asal Depok dengan perkiraan total produksi yang dihasilkan dari belimbing Depok berkisar antara 2.700 Ton sampai 3.000 Ton per tahun, Sementara kapasitas Produksi Belimbing jika diterapkan budidaya sesuai SOP Belimbing Dewa, diharapkan produktifitas per pohon dapat mencapai 300 kg per tahun dan jika diasumsikan harga per Kg Belimbing Berkisar antara Rp 4.000 – Rp 7.000,-. Bahwa prospek usahatani agribisnis belimbing sangat cerah bila dikelola secara intensif dan komersial, baik dalam bentuk kultur perkebunan, pekarangan yang merupakan potensi dalam pengembangan usaha hortikultura buah.