Tuesday, July 27, 2021

Pengolahan dan Peluang Ekspor Kakao Indonesia

Menurut periode Januari-Juni 2020, ekspor produk kakao olahan mencapai 549 juta dolar AS atau sekitar Rp 8 triliun. Angka ini naik 5,13 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Pandemi Covid-19 ini menimpa semua negara di dunia, termasuk negara-negara besar seperti China, AS, dan negara-negara Uni Eropa yang menguasai perekonomian dunia, maka dampaknya juga akan mempengaruhi perekonomian global, nilai tukar mata uang, dan arus impor bagi negara-negara yang ketergantungannya terhadap impor tinggi. Turunnya nilai mata uang Rupiah terhadap USD diduga juga disebabkan oleh adanya Covid-19. Jika dilihat trend jangka menengah, baik itu produksi, konsumsi, dan harga; bisnis kakao tetap kelihatan prospektif. Data BPS, sepanjang tahun 2018, nilai ekspor lemak dan minyak kakao mencapai USD824,05 juta. Indonesia telah menjadi penyuplai bahan baku kakao terbesar ketiga di dunia. Untuk konsumsi kakao dunia pada tahun 2017 sebesar 4,5 juta Metriks Ton (MT). Sementara, ekspor kakao Indonesia sempat mengalami penurunan 9,59% menjadi USD1,12 juta pada 2017. Pada capaian nilai ekspor produk kakao olahan sebesar USD549 juta pada Januari – Juni 2020 atau meningkat sebesar 5,13% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. “Dari produksi industri pengolahan kakao, sebanyak 80% hasilnya ditujukan untuk pasar ekspor. Pada tahun 2019, produk kakao olahan menyumbang nilai ekspor lebih dari USD1,01 miliar. Menurut laporan International Cocoa Organization (ICCO) tahun 2018/2019, produksi biji kakao Indonesia sebesar 220 ribu ton. Capaian ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-6 sebagai negara produsen biji kakao terbesar di dunia setelah Pantai Gading, Ghana, Equador, Nigeria dan Kamerun Wilayah Eropa sangat membutuhkan pasokan kakao yang sangat tinggi. Negara tujuan ekspor untuk kakao (Theobroma Cacao L ) dan produk kakao ini terbesar untuk Uni Eropa adalah Jerman, Perancis, Belgia, Italia, Austria dan Spanyol..Ekspor biji kakao pada September 2012 mencapai 21.024,56 metrik ton (MT), naik 64% dibandingkan Agustus 2012 sebesar 4.568,42 MT. Bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, ekspor biji kakao pada September 2012 naik 37%.Menurut Data Kementerian Perdagangan menunjukkan, volume ekspor kakao olahan pada Januari-Juli 2012  mencapai 121.000 ton, naik 37,5% bandingkan periode sama 2011 sebesar 88.000 ton. Nilai ekspor kakao tahun 2010 tercatat US$ 1,6 miliar. produksi biji kakao Indonesia selama 2012 bisa mencapai sekitar 500.000 ton atau 50.000 ton lebih banyak dari tahun sebelumnya. Data International Cacao and Coffee Organization / ICCO bahwa kebutuhan kakao dunia meningkat sebesar 3,299 juta ton. Dan data pada saat ini produksi biji kakao hanya 3,288 juta ton. Di Indonesia kakao menjadi salah satu komoditi unggulan. Pada tahun 2006 produksi kakao Indonesia mencapai 435.000 ton, dan Indonesia termasuk sebagai penghasil kakao terbesar ketiga setelah Pantai Gading, Ghana di Afrika yang pangsa produksi sebesar 13,23% dari total kakao dunia. Berdasarkan angka ini bisa ditingkatkan hingga mencapai 600.000 ton pada tahun 2011. (Berdasarkan data media terkait, data diolah F. Hero K Purba). Ekspor kakao berubah baik dalam tonase maupun negara tujuannya sejak hilirisasi ditetapkan dengan pengenaan Bea Keluaran. Indonesia merupakan produsen kakao kedua terbesar dunia, dengan menyumbang 18 % dari pasar global. Untuk hilirisasi kakao sudah berjalan sejak 2009. Ekspor kakao untuk produk downstream tiga yang merupakan produk akhir olahan kakao hanya US$ 74,9 juta pada 2009, namun pada 2011 sudah mencapai US$ 209,3 juta. Kenaikan mencapai tiga kali lipat. Untuk produk downstream I atau produk intermediate kakao dari nilai ekspornya US$ 250,4 juta pada 2009 naik menjadi US$ 518,9 juta pada 2011. Industri dalam negeri dapat meningkatan jatah biji kakao. Tahun 2011, industri pengolahan mendapat kuota sekitar 207.000 ton. Tahun depan, pasar domestik diberi jatah untuk menyerap 250.000 ton biji kakao produksi nasional. Namun, alokasi jatah bahan baku itu tidak setara dengan target produksi industri pengolahan sebesar 400.000 ton pada 2012. khasiat coklat dari chocolate shop untuk kesehatan adalah sebagai antioksidan, antioksidan dalam coklat untuk chocolate souvenir diperoleh dari biji kakao yang mengandung antioksidan flavonoid yang berguna untuk menahan radikal bebas. Kandungan kakao (biji cokelat) lebih dari 70% juga memiliki manfaat untuk kesehatan, karena cokelat kaya akan kandungan antioksidan yaitu fenol dan flavonoid.  Dengan adanya antiosidan, akan mampu untuk menangkap radikal bebas dalam tubuh.  Produksi kakao mempunyai arti yang strategis dan penting karena pasar ekspor biji kakao Indonesia masih sangat terbuka dan pasar domestik masih belum tergarap. Permasalahan utama yang dihadapi perkebunan kakao dapat diatasi dengan penerapan fermentasi pada pengolahan biji pasca panen dan pengembangan produk hilir kakao berupa bubuk kakao. (Sources data, sumber media terkait, data diolah FHKP). 


Thursday, July 15, 2021

Memanfaatkan Peluang Usaha dimasa Pandemi Covid19


Akibat dampak dari COVID-19 bukan cuma mengancam kestabilan ekonomi, melainkan kesehatan masyarakat di dunia.Pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 3,49 persen pada kuartal III-2020. Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada periode Agustus 2020, jumlah pengangguran di Indonesia menunjukkan peningkatan sebanyak 2,67 juta orang. Jumlah angkatan kerja di Indonesia yang menganggur menjadi sebesar 9,77 juta orang. Pelajaran penting soal COVID-19 yang perlu Anda sadari adalah di tengah masa-masa sulit, bisnis atau perusahaan menjadi lebih paham tentang apa yang sebenarnya dibutuhkan para pelanggan. Indonesia berada pada peringkat lima besar dari negara-negara di wilayah Asia Pasifik (ADB, 2021). Tahun 2020, Pemerintah Indonesia mengalokasikan anggaran sekitar Rp 695,2 triliun (sekitar US$ 49 miliar) untuk PEN. Disebabkan oleh karena krisis masih berlangsung, pada bulan Februari 2021 Pemerintah Indonesia kembali mengumumkan alokasi anggaran senilai Rp 699,43 triliun (sekitar US$ 49,3 miliar) untuk melanjutkan keberlangsungan program PEN (Kemenkeu, 2021).
Adapun peluang usaha akibat dari dampak pandemic covid19 dapat kita pelajari dan berusaha untuk melihat strategi menjual  Produk Makanan Beku (Frozen Food) Pada bisnis kuliner seperti cafe dan restoran yang memberikan layanan makan di tempat (dine-in) merupakan salah satu bisnis yang terkena imbas Covid-19. Riset dari Mckinsey & Company menyebutkan bahwa 58% konsumen Indonesia memilih mengurangi frekuensi makan di tempat selama virus Covid-19. Peluang usaha kedua yakni menjual produk Pakaian Secara Online. E-commerce menjadikan peluang untuk terus bergerak mencari cara untuk mendapatkan bisnis yang menjanjikan. Bisnis fashion atau jual baju secara online adalah satu di antara bisnis yang sangat berkembang pesat pada masa pandemi saat ini. Beberapa e-commerce semacam Tokopedia, Shopee, Blibli dan Bukalapak bisa menjadi tempat untuk berjualan produk fashion yang kita miliki. Dan peluang yang ketiga yaitu menjual Produk-produk Kesehatan. Peluang bisnis ini dalam masa pandemi Covid-19 adalah bisnis penjualan masker. Seperti kita ketahui, semua orang membutuhkan masker saat ini, dan ini adalah peluang bagi kita untuk membuat produk masker yang berkualitas untuk dijual di pasaran. Berdasarkan peluang usaha di atas merupakan beberapa alternatif peluang bisnis dimasa pandemi saat ini. (Berbagai sumber data terkait data diolah oleh FHK.Purba).
Berusaha untukl menjual dalam skala kecil juga dapat menjadi strategi usaha yang bagus. Selain tidak membutuhkan modal besar seperti usaha Frozen food. Menampilkan foto-foto menarik di sosial media. Lengkapi pula foto itu dengan informasi tentang promosi khusus., dan juga menyertakan hashtag atau tagar yang tepat untuk mempermudah pencarian di media sosial. Think positive dan percaya bahwa dalam setiap krisis pasti ada opportunity yang bisa kita ambil. Semua usaha yang kita yakini dan kerja keras akan memberi sesuatu yang berarti.

Friday, July 2, 2021

Pengembangan Budidaya Kapulaga (E. Cardamomum) Sebagai Potensi Bisnis

Tanaman kapulaga (E. Cardamomum) merupakan tumbuhan perdu yang tumbuh baik pada kondisi ternaungi, menghendaki tanah subur, gembur dan berdrainase baik. Panen kapulaga dilakukan setelah tanaman berumur 1,5-2 tahun hingga umur 10 sampai 15 tahun. Potensi tanaman kapulaga untuk pasar
internasional memberikan peluang bagi petani rempah-rempah untuk terus meningkatkan budidaya tanamannya dengan potensi yang ada. Hasil panen yang berlimpah merupakan peluang ekspor bagi petani milenial. Potensi ekspor mace sebesar US$ 18,67 juta (8,54%), vanilla US$ 16,67 juta, kayumanis (utuh) dengan nilai US$ 12,97 juta (5,93%), kayumanis US$ 11,54 juta (5,28%), kapulaga US$ 7,67 juta (3,51%), bubuk pala US$ 7,04 juta (3,22%), mace bubuk US$ 3,9 juta (1,83%), dan rempah lainnya. Buah berbentuk bulat berukuran 1 cm yang bergerombol di atas permukaan tanah, jumlahnya berkisar 10-20 buah per gerombol.

Kapulaga digunakan sebagai rempah (bumbu) untuk masakan tertentu dan juga untuk campuran jamu atau obat-obatan herbal tradisional. Kapulaga dapat dijadikan anti-depresan, caranya dengan mencampurkannya di air dalam gelas, tunggu hingga mengendap (sekitar 30 menit); sebelum dan saat diminum, dapat diselang dengan menghirup aromanya. Berdasarkan data tahun 2020, tercatat sebelas (11) negara yang menjadi tujuan ekspor kapulaga yang melalui Karantina Pertanian Priok, yaitu: Cina, Hong Kong, India, Irak, Jepang, Korea Selatan, Libanon, Pakistan, Taiwan, Thailand, dan Vietnam dengan jumlah total ekspor mencapai 2.066.798 kilogram. Kebanyakan kapulaga yang diekspor ini berasal dari Jawa Barat. Seperti yang kita ketahui, pengembangan perkebunan kapulaga di Jawa Barat telah mencapai lebih dari 27.000 m2, dengan total produksi sekitar 62.923.000 kilogram.   

Adapun manfaat tanaman kapulaga, dari penyedap makanan hingga baik bagi kesehatan. Manfaat kapulaga bagi kesehatan adalah untuk mengatasi: Mulas, Kejang usus, Irritable bowel syndrome (IBS), Keluhan hati dan kantong empedu, Kehilangan selera makan, Kedinginan, Batuk Bronkitis, Sakit mulut dan tenggorokan, Penyakit infeksi, Stimulan, untuk masalah kencing, Sembelit, Bahkan rempah-rempah ini dapat membantu menurunkan berat badan. Karena manfaat kapulaga cukup banyak, maka banyak yang mengambil ekstraknya dan kemudian dikemas dalam suplemen herbal. (Data berbagai sumber media terkait, diolah FHeroP)




Thursday, July 1, 2021

Potensi Peluang Bisnis Tanaman Porang


 Porang yang dikenal dengan nama iles-iles adalah tanaman umbi-umbian dari spesies Amorphophallus muelleri. Tanaman porang merupakan  tanaman lokal Indonesia penghasil tepung yang dapat dikembangkan sebagai bahan pengganti tepung terigu, karena mengandung pati atau karbohidrat yang cocok untuk dijadikan bahan baku pangan pokok. Kelebihan lain tanaman ini adalah menghasilkan tepung dengan kandungan serat terutama serat larut yang tinggi yaitu 64% dari berat kering, sehingga sangat baik untuk kesehatan antara lain mengurangi kadar gula darah dan kolestrol.  Tanaman Porang merupakan salah satu kekayaan hayati umbi-umbian Indonesia. Sebagai tanaman penghasil karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan serat pangan.  

Menurut data dari Catatan Badan Karantina Pertanian menyebutkan, ekspor porang pada tahun 2018 tercatat sebanyak 254 ton, dengan nilai ekspor yang mencapai Rp11,31 miliar ke negara Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia dan lain sebagainya. Umbi porang saat ini masih banyak yang berasal dari hutan dan belum banyak dibudidayakan. Ada beberapa sentra pengolahan tepung porang saat ini, seperti di daerah Pasuruan, Madiun, Wonogiri, Bandung serta Maros. Pada umbi porang memiliki nilai ekonomis tinggi dan berfungsi sebagai bahan baku berbagai macam industri. Seperti dalam industri makanan, olahan porang dan ekstrak glukomanan selanjutnya digunakan dalam pembuatan mie shirataki, beras konnyaku, pasta porang dan pengental. Untuk industri kosmetik, olahan porang digunakan dalam pembuatan pembersih wajah, masker wajah dan bahan pengisi dan pengikat tablet. Olahan porang juga dapat digunakan dalam industri kimia untuk bahan pelapis atau coating, perekat dan pembuatan kertas.

Budidaya Tanaman Porang yang memiliki potensi sebagai tanaman ekspor, yang sampai saat ini bahan bakunya masih  sangat kurang. Potensi kran ekspor terhadap porang terbuka lebar saat ini. Untuk sementara, yang diekspor itu berbentuk  chips dan tepung. Untuk tanaman porang permintaan pasar global terhadap produk turunan umbi porang sangat tinggi dengan pertumbuhan ekspor 2020 mencapai 23,35 persen. Adapun tiga besar negara tujuan ekspor porang yakni China, Thailand dan Malaysia. Berdasarkan kinerja ekspor tanaman porang tercatat sangat baik. Ekspor Porang ini di tahun 2020 sudah sebanyak 32 ribu ton dengan nilai ekspor Rp 1.42 Trilliun ke negara Jepang, Vietnam, Australia dan lainnya. Ada peningkatan mencapai 160 persen dari tahun 2019. Nilai ekspor pada 2020 lalu tercatat meningkat Rp 1,42 triliun, naik dari 2018 yang hanya mencapai Rp 220 miliar. (Data diolah berbagai sumber terkait, FHKP)