Monday, November 2, 2020

Potensi Ekspor Tanaman Porang dan Olahannya

Porang atau dikenal juga dengan nama iles-iles adalah tanaman umbi-umbian dari spesies Amorphophallus muelleri. Manfaat porang ini banyak digunakan untuk bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, selain juga untuk pembuatan lem dan "jelly" yang beberapa tahun terakhir kerap diekspor ke negeri Jepang. Tanaman porang (Amorphophallus Oncophyllus) merupakan tanaman anggota family Aracacea yang secara umum dikenal dengan nama bunga bangkai karena baunya yang tidak sedap. Porang sudah dikenal sejak lama. Pada masa penjajahan Jepang, masyarakat di sekitar hutan dipaksa untuk mendapatkan porang sebagai bahan pangan dan industri mereka. Di beberapa daerah, porang dikenal dengan nama iles-iles, iles kuning acung atau acoan. Sekilas, tanaman porang mirip dengan suweg (Amorphophallus Campanulatus), iles-iles putih (Amorphophallus Spp), dan walur (Amorphophallus variabilis). 
Umbi porang banyak mengandung glucomannan berbentuk tepung. Glucomannan merupakan serat alami yang larut dalam air biasa digunakan sebagai aditif makanan sebagai emulsifier dan pengental, bahkan dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lem ramah lingkungan. Berdasarkan data ekspor porang pada tahun 2018 tercatat sebanyak 254 ton, dengan nilai ekspor yang mencapai Rp 11,31 miliar ke negara Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia dan lain sebagainya. Umbi porang saat ini masih banyak yang berasal dari hutan dan belum banyak dibudidayakan. Ada beberapa sentra pengolahan tepung porang saat ini, seperti di daerah Pasuruan, Madiun, Wonogiri, Bandung serta Maros.

Tumbuhan umbi khas tropis yang dulu dianggap sebagai hama, kini menjadi incaran para pengusaha di sektor pertanian. Tumbuhan ini enjanjikan untung hingga ratusan juta bahkan milyaran rupiah. Pasar ekspor, porang banyak dicari sebagai bahan makanan dan industri obat juga kecantikan. Porang, tumbuhan yang dulu tidak pernah dianggap ini memiliki nilai jual yang cukup tinggi di pasar ekspor seperti Jepang, China, Taiwan, dan Korea. Sejak masa pandemi, bisnis dan budidaya porang mulai banyak digeluti oleh sebagian petani di pulau Jawa hingga Sumatra. Mendapatkan hasil pertumbuhan dan produksi yang maksimal, harus ada perawatan yang intensif. Dilansir dari berbagai sumber, berikut tahapan perawatannya. keunggulan porang yakni bisa beradaptasi pada berbagai semua jenis tanah dan ketinggian antara 0 sampai 700 mdpl. Tanaman ini juga relatif bisa bertahan di tanah kering. Umbinya juga bisa didapatkan dengan mudah, sementara tanamanya hanya memperlukan perawatan yang minim. Kelebihan lainnya dari tanaman porang bisa ditanam dengan tumpang sari karena bisa toleran dengan dengan naungan hingga 60 persen. (Data diolah F. Hero K. Purba, data sumber media terkait)