Saturday, May 4, 2024

Potensi Pengembangan Kopi Liberika di Kalimantan Selatan

Pengembagan budidaya Dua jenis kopi yakni jenis Robusta dan Liberika, yang dikembangkan di delapan daerah yakni kabupaten Tabalong, Balangan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Tanah Laut, Kotabaru, Tanah Bumbu, dan Banjar. Potensi kopi Meratus ini bisa menyelesaikan dua masalah sekaligus, pertama, terkait mata pencarian atau pekerjaan. Mulai dari sektor hulu hingga hilir menguntungkan bagi perekonomian warga Hulu Sungai Tengah. Kedua, bagaimana petani menghijaukan kembali hutan Meratus  dengan kopi, sebagai salah satu tanaman. Provinsi Kalimantan Selatan mendukung pengembangan kopi liberika di Desa Wisata Muara Kanoco Kecamatan Anjir Muara Kabupaten Barito Kuala menjadi salah satu potensi baru perkebunan Kalimantan Selatan.

Biji Kopi Borneo mengutarakan, kopi liberika dikenal sebagai kopi khas gambut, karena kemampuan untuk beradaptasi serta kuat terhadap serangan hama dan iklim panas maupun kelembaban tinggi. Tanaman kopi liberika ini tidak rakus air dan tidak merusak tata kelola hidrologi gambut. "Batola memiliki banyak lahan gambut maka sangat cocok menjadi komoditi utama kopi jenis liberika. Kopi Liberika Kalimantans Selatan sudah mulai beredar di pasaran. Saat ini kopi labrika banyak ditanam di Batibati, Tanah Laut, Jenis kopi ini juga berpeluang dinamakan di Barito Kuala (Batola).

Harga kopi Liberika memang cukup tinggi. Jika kopi Robusta dipatok mulai dari harga Rp18.000 –Rp20.000/Kg, dan kopi Arabika dengan harga Rp24.000 hingga Rp28.000/Kg, sementara kopi Liberika dibanderol di harga Rp35.000 per kilonya.  Diharapkan dan dianjurkan kerjasama instasi setempat terus membina petani / kelompok tani dan memanfaatkan semaksimal mungkin demi kesejahteraan petani kopi di Provinsi Kalimantan Selatan. (Sumber: sumber media terkait data Kalsel hasil survei lapangan, data diolah FHero Purba)