Wednesday, August 5, 2015

Pengembangan Kopi Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Dalam Peluang Akses Pemasaran



Potensi Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua yang memiliki luas area kebun kopi di berjumlah 655 ha terdiri dari tanaman yang sudah berproduksi sebesar 110 ha dan yang belum berproduksi sebesar 545 ha dan tersebar di beberapa distrik antara lain: Distrik Okbibab, Okbab, Kiwirok, Kiwirok Timur, Borme, Okhika, Weime, Bime dan Pepera, dengan rata-rata produksi 500 kg/ha/tahun atau ± 55 ton/tahun dan melibatkan 375 KK. Tanaman kopi salah satu tanaman primadona di Kabupaten Pegunungan Bintang. Tanaman kopi sangat menjanjikan untuk dikembangkan, petani Kopi di Kabupaten Pegunungan Bintang menggunakan proses semi washed. Setelah melakukan pengupasan, kopi difermentasi selama 8 hingga 10 jam. Kemudian dibersihkan dari getah dan biji kopi dikeringkan hingga memiliki kandungan air 12%, atau dikupas dalam keadaan basah dan dikeringkan sebagai biji hijau. Kopi di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua ditanam oleh petani tradisional tanpa menggunakan pupuk organik ataupun pupuk kimia juga tanpa pestisida sehingga menghasilan kopi dengan kualitas baik dan dengan aroma dan rasa yang khas dibandingkan dengan kopi yang tumbuh di daerah lain di Indonesia. Penduduk Kabupaten Bintang yang dihuni oleh Suku Ngalum ini. Sama dengan suku-suku lain di Papua, Suku Ngalum yang sebagian besar hidup di dataran tinggi.
 Komoditi Kopi sebagai sumber daya dari hasil perkebunan didaerah Pegunungan Bintang tersebut dapat di daya gunakan dengan seoptimal mungkin, ini semua sangat tergantung cara dan pendekatan yang diambil. Perlu adanya pendampingan serius sangat diperlukan dalam mengembangkan kekuatan sumber daya alam dengan mengajak belajar membaca peluang dan potensi pengembangan prospek Pemasaran dan potensinya..Diharapkan prospek kopi dari Papua, Khususnya juga Kabupaten Pegunungan Bintang dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas serta sustainable untuk rantai pasokan kopi dalam persaingan pasar Internasional. (Sumber: Disbun Papua, data diolah frans hero13)

No comments: