Persaingan Pasar global tidak terelakkan dan kompetisi pada setiap lini industri sangat kuat (hypercompetition). Pertanyaannya, mengapa demikian banyak perusahaan gagal memiliki strategi? Lingkup Bisnis global bukanlah hal yang baru untuk dunia perdagangan. Kegiatan ini sebenarnya dimulai pada awal-awal tahun masehi. Bisnis global mulai menonjol pada zaman kekuasaan Romawi sampai pada saat ini. Mobilitas pedagang dan masyarakat yang aktif, lautan tengah terlindung dari bajak laut, jalan darat mulai terbuka dan mulai tumbuhnya bank atau lembaga keuangan.
Menurut Michael Porter menyatakan bahwa produk yang bermutu, setidaknya ditentukan oleh delapan faktor yaitu : Performance, Feature, Reability, Conformance, Durability, Service Ability, Aesthetics, dan Perceived Quality. Performance yang baik dilihat dari penampilan produk tersebut dibandingkan dengan produk lain yang sejenis. Reability bermaksud kepada
Dengan adanya perubahan teknologi, preferensi pasar dan perilaku persaingan, ancaman terbesar justru berasal dari lingkungan internal perusahaan. Akar persoalan, terletak pada kegagalan manajer membedakan antara strategi dan efektivitas operasional. Upaya menghasilkan produktivitas, kualitas, dan daya tanggap telah menelorkan perangkat dan teknik manajemen yang terkenal seperti: TQM, benchmarking, time-based competition, outsourcing, partnering, reengineering, change management, inovation management
Untuk tantangan bagi global competitor adalah membangun dan sekaligus menerapkan strategi korporasi yang dilandasi oleh pemikiran: inovasi stratejik apa yang perlu terus diupayakan sehingga perusahaan memiliki keungulan global; apakah merupakan langkah yang tepat untuk mempertahankan keunggulan dan strategi global yang ada; dan sumber daya apa saja dalam jangka panjang – yang akan diperlukan untuk mencapai dan memantapkan posisi terbaik. Yang menjadi kata kunci adalah bagaimana persaingan global diantara korporasi untuk survive dengan kondisi perekonomian global dan pengaruhnya terhadap persaingan global tersebut. Dimana dalam hal ini perlu rincian khusus startegi benchmarking dan pemanfaatan efficiency budget perusahaan dan koordinasi bagi perusahaan multinasional yang cabangnya di berbagai negara. Pelaku bisnis dan pengambil kebijakan jangan banyak membuang waktu dan segera mengambil langkah-langkah untuk melanjutkan pengembangan perusahaannya dan memperbaiki kondisi, serta mempercepat langkah strategi dari bahwa tugas dan tantangan yang dihadapi sangat berat, namun dengan program yang jelas, terarah dan menyeluruh untuk memanfaatkan potensi dan peluang yang ada, diharapkan kembali bangkit dan berperanan penting bagi perekonomian nasional. (Berbagai sumber terkait data diolah Frans Hero K. Purba)
Menurut Michael Porter menyatakan bahwa produk yang bermutu, setidaknya ditentukan oleh delapan faktor yaitu : Performance, Feature, Reability, Conformance, Durability, Service Ability, Aesthetics, dan Perceived Quality. Performance yang baik dilihat dari penampilan produk tersebut dibandingkan dengan produk lain yang sejenis. Reability bermaksud kepada
Dengan adanya perubahan teknologi, preferensi pasar dan perilaku persaingan, ancaman terbesar justru berasal dari lingkungan internal perusahaan. Akar persoalan, terletak pada kegagalan manajer membedakan antara strategi dan efektivitas operasional. Upaya menghasilkan produktivitas, kualitas, dan daya tanggap telah menelorkan perangkat dan teknik manajemen yang terkenal seperti: TQM, benchmarking, time-based competition, outsourcing, partnering, reengineering, change management, inovation management
Untuk tantangan bagi global competitor adalah membangun dan sekaligus menerapkan strategi korporasi yang dilandasi oleh pemikiran: inovasi stratejik apa yang perlu terus diupayakan sehingga perusahaan memiliki keungulan global; apakah merupakan langkah yang tepat untuk mempertahankan keunggulan dan strategi global yang ada; dan sumber daya apa saja dalam jangka panjang – yang akan diperlukan untuk mencapai dan memantapkan posisi terbaik. Yang menjadi kata kunci adalah bagaimana persaingan global diantara korporasi untuk survive dengan kondisi perekonomian global dan pengaruhnya terhadap persaingan global tersebut. Dimana dalam hal ini perlu rincian khusus startegi benchmarking dan pemanfaatan efficiency budget perusahaan dan koordinasi bagi perusahaan multinasional yang cabangnya di berbagai negara. Pelaku bisnis dan pengambil kebijakan jangan banyak membuang waktu dan segera mengambil langkah-langkah untuk melanjutkan pengembangan perusahaannya dan memperbaiki kondisi, serta mempercepat langkah strategi dari bahwa tugas dan tantangan yang dihadapi sangat berat, namun dengan program yang jelas, terarah dan menyeluruh untuk memanfaatkan potensi dan peluang yang ada, diharapkan kembali bangkit dan berperanan penting bagi perekonomian nasional. (Berbagai sumber terkait data diolah Frans Hero K. Purba)
No comments:
Post a Comment