Monday, July 27, 2009

Trobosan Strategi Dalam Menghadapi Krisis Global

Sesuatu yang mungkin kita pikirkan adalah bagaimana menciptakan suatu solusi sebagai langkah konkrit dalam menghadapi krisis global. Di negara-negara berkembang penurunan pertumbuhan ekonomi juga akan terjadi. Apalagi krisis sudah menjalar dalam bentuk penurunan ekspor, impor, dan aliran modal masuk, sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi turun.
Tetapi Indonesia sudah melakukan beberapa langkah, yaitu meningkatkan aktivitas domestik melalui ekspansi fiskal atau stimulus. Dengan pengalaman dan pertimbangan logis data formal akan membuat pelaku bisnis berani mengambil risiko dan melakukan perubahan di tengah kepanikan. Dalam situasi krisis global sekarang fundamental ekonomi haruslah diperkuat dengan berbagai inovasi dan pemikiran konkrit untuk pemecahan suatu masalah yang sangat pelik. Amerika Serikat, karena krisis dimulai di sektor keuangan, dampaknya drastis dan cepat meluas ke sektor riil. Eropa juga mengalami hal yang sama dengan AS karena banyak dipengaruhi melalui sektor keuangan, di mana lembaga keuangan mereka banyak memiliki derivatif dari AS.Negara lain, terutama di Asia, sektor keuangannya tidak banyak dipengaruhi oleh krisis keuangan AS, tetapi mereka lebih merasakan dampaknya melalui sektor riil berupa menurunnya ekspor. Bagi negara yang ketergantungan ekspornya ke AS sangat besar, seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia, dampak krisis AS terasa sangat besar pula terhadap ekspor dan pertumbuhan ekonomi mereka. Indonesia memang termasuk negara di mana dampak langsung terhadap sektor keuangan sangat minimal hanya sepanjang keluarnya modal jangka pendek sebesar 10 miliar dollar AS yang telah memengaruhi harga saham, kurs rupiah, dan cadangan devisa. Namun, dampaknya terhadap sektor riil baru dimulai sedikit demi sedikit Dampak langsung resesi ekonomi AS akan cepat tampak dari menurunnya ekspor kita ke AS. Akan tetapi, itu belum semuanya, masih ada dampak tidak langsung melalui penurunan ekspor kita ke negara-negara lain, terutama mereka yang sangat bergantung pada AS.

Adapun langkah untuk antisipasi Jangka Pendek dalam suatu usaha pelaku bisnis adalah:1. Selamatkan Cash flow perusahaan anda. Omzet penjualan yang turun, apalagi ditambah lebih banyaknya penundaan pembayaran dari customer karena penurunan daya beli masyarakat akan menyulitkan pembayaran kewajiban-kewajiban perusahaan yang jatuh tempo saat ini. Kewajiban tersebut bisa berupa hutang dagang, pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo saat ini, cicilan kredit kendaraan atau inventaris lain atau kewajiban lain yang jatuh tempo saat ini.2. Pertahankan yang sudah ada sekarang dan tunda dulu investasi baru.3. Hindari membuat kredit baru, karena tidak satu orangpun yang bisa memastikan kapan krisis akan selesai, yang ada hanyalah prediksi yang tidak selalu akurat. 4. Tunda dulu pembelian inventaris, kecuali benar-benar mendesak dan melalui perhitungan yang matang.5. Dengann melakukan pengetatan anggaran biaya, bila perlu biaya yang biasa dikeluarkan perusahaan dievaluasi lagi. Misalnya evaluasi kembali penggunaan AC, lampu dan peralatan listrik di kantor Anda, evaluasi penggunaan telepon kantor. Evaluasi penggunaan fasilitas karyawan yang diberikan kantor seperti kendaraan dan rumah dinas agar tidak menimbulkan banyak biaya perawatan yang sia-sia. Bahkan perusahaan tempat teman saya bekerja yang termasuk ATPM Mobil terkenal, sampai melakukan pengetatan penggunaan air toilet dan pembatasan pembuatan kopi bagi karyawanya.6. Simpanlah dana anda pada bank yang sehat, upayakan bank pemerintah.7. Evaluasi kembali kebijakan-kebijakan penjualan yang mengakibatkan kredit macet atau tempo bayar yang terlambat.Dan untuk strategi jangka panjang tentunya mencakup makro ekonomi yang harus diselesaikan dengan berbagai kebijakan yang tepat yang dilakukan pemerintah dalam berbagai langkah dan ketentuan diberbagai bidang.Sebagai contoh mungkin terjadinya krisis global saat ini harus disiasati dengan perubahan kebijakan penyaluran kredit perbankan. Rentannya sektor korporasi terhadap krisis maka dapat menyebabkan NPL (Non Performing Loan) sektor ini juga meningkat tajam dan juga kebijakan perbankan syariah yang akan terapkan dalam suatu sistem. (sumber economic review, other sources material, data diolah oleh Frans Hero K. Purba)

No comments: