Monday, September 5, 2011

PERLUASAN PASAR EKSPOR PERTANIAN INDONESIA – POLANDIA


Pertumbuhan ekonomi Polandia pada tahun 2009 lebih banyak didorong oleh permintaan domestik, meski net ekspor juga turut banyak berperan. Pelemahan mata uang zloty akibat krisis global mendorong daya saing produk ekspor Polandia, dan di saat yang sama menurunkan impor. Seiring dengan pemulihan ekonomi dunia, permintaan akan produk ekspor Polandia akan juga meningkat, begitu pula dengan investasi asing di dalam negeri, sehingga prospek ekonomi Polandia di tahun 2010 ini sangat cerah. Negara kawasan Uni Eropa yang saat ini merupakan kekuatan ekonomi terbesar di dunia memberlakukan "Single Market Policy" yang berlaku di seluruh 27 negara anggotanya, termasuk di dalamnya negara-negara di kawasan Eropa Tengah dan Timur seperti Polandia , Bulgaria, Cheko, Estonia, Hungaria, Latvia, , Romania, Slovakia dan Slovenia. Pasar yang tumbuh secara dinamis dan daya beli rakyatnya yang meningkat pesat telah menjadi faktor yang sangat menjanjikan bagi para investor maupun partner dagang dari negara lain untuk menjalankan usaha di kawasan ini.

Apabila kita lihat perbedaan geografis ini antara Indonesia-Polandia tidak menyurutkan intensitas hubungan kedua negara. Hubungan diplomatik Indonesia-Polandia dijalin sejak 52 tahun lalu. Daya serap pasar Polandia yang berpen­duduk 38 juta jiwa terhadap produk Indonesia, khususnya karet alam terus membesar. Dari hasil survey data ITC UNCTAD / WTO menunjukan Indonesia sebagai pe­masok peringkat ke 37 (US$ 319 juta) dengan pangsa 0,31 % ke pasar Polandia tahun 2005. Sebagai Negara tujuan ekspor Polandia, peringkat Indonesia ke 71 (US$ 41 juta) dengan pangsa 0,05%. Trend pertumbuhannya 2001-2005 mencapai 65,62%. Komoditi ekspor utama Indonesia ke Polandia antara lain adalah produk-produk pertanian, perkebunan, kayu, mineral, tekstil dan produk tekstil serta produk manufaktur lainnya. Sedangkan impor utama Indonesia dari Polandia adalah mesin, produk baja, produk kimia, produk peternakan dan peralatan listrik. Angka perdagangan tertinggi tercatat pada tahun 2004 saat nilai seluruh transaksi mencapai 398 juta dollar AS dan pada tahun 2006 nilai perdagangan Indonesia-Polandia mengalami peningkatan sebesar 15 persen dan mencapai jumlah 425 juta dollar AS.

Pada kesempatan ini akan berlangsungnya pameran dagang, investasi dan pariwisata Indonesia di wilayah Eropa Tengah dan Timur yang pertama (1st IE-CEE) ini merupakan kerjasama sembilan Duta Besar Republik Indonesia di Beograd (Serbia), Bratislava (Slovakia), Bucharest (Romania), Budapest (Hongaria), Kiev (Ukraina), Moskow (Rusia), Praha (Republik Ceko), Sofia (Bulgaria) dan Warsawa (Polandia). 1st IE-CEE didasari dengan analisa pasar yang cermat yang dilakukan oleh ahli-ahli profesional bahwa Indonesia sebagai sebuah negara di Asia harus dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar, sehingga dapat menjalankan peran ekonomi yang lebih kuat di negara-negara Eropa.

Diharapkan pula agar peran serta dari pelaku usaha agribisnis dan instansi terkait pada kesempatan pameran ini berperan serta dalam mempromosikan produk-produk pertanian unggulan di Polandia, sehingga nantinya peluang kesempatan pasar khususnya untuk wilayah Eropa Tengah dan Timur ini menjadi sasaran pasar ekspor yang menjanjikan pada pengembangan pasar ekspor pertanian Indonesia lebih baik lagi. Berbagai sumber data dan KBRI Poland dan data diolah oleh:F. Hero K. Purba)

No comments: