Wednesday, June 12, 2013

Usaha Agribisnis Wijen (sesame seeds/ Sesanum indicum L) dalam Prospek Peluang Pemasaran

Wijen adalah komoditas pendukung untuk aneka industri, termasuk industri makanan yang mengandung minyak 35-60 %, protein 18-25 %, asam oksalat, mineral dan vitamin. Minyak wijen juga minyak nabati yang berasal dari ekstraksi biji wijen. Minyak wijen terdiri dari dua jenis, minyak dari biji wijen yang telah disangrai dan minyak dari biji wijen mentah. Wijen adalah tema setahun berbuah polong berumah 4 (empat). Suka tumbuh di lahan terbuka. Daun dan buahnya memberi banyak nilai tambah dalam kehidupan. Selain biji wijen dipakai dalam makanan, minyak atsirinya berguna dalam bidang pengobatan. Wijen sudah lama dikenal dan dibudidayakan tersebar di semua daerah di Indonesia, terutama di wilayah kering baik di lahan kering di musim penghujan maupun di lahan sawah sesudah padi di musim kemarau. Budi daya wijen relatif mudah, risiko kegagalan kecil, input rendah, dan dapat ditumpangsarikan dengan palawija tanaman pangan atau tanaman industri,Menurut buku “Obat Asli Indonesia” yang disusun Dr A Seno Sastroamidjojo pada 1962, misalnya, daun wijen bisa dijadikan obat sakit kepala karena kepanasan atau kelelahan. Caranya, lembutkan daun tanaman wijen, lalu dipakai sebagai pilis di kepala. Bisa pula dipakai sebagai obat rambut, diare dan gonorhoe. Penggunaan minyak wijen sebagai obat sudah dilakukan sejak zaman Raja Nebukadnezar di Mesopotamia pada abad VI SM. Di zaman modern, minyak wijen bermanfaat sebagai obat gosok, tapal dan pencahar ringan.
Dalam ilmu pengobatan India Ayurweda yang disusun pada abad III SM dimana minyak wijen digolongkan sebagai bahan obat yang “manis”. Manfaatnya antara lain bisa merangsang pertumbuhan, menguatkan daya pikir, bersifat antioksidan dan melawan rasa terbakar. Minyak wijen juga membantu meningkatkan produksi ASI para ibu yang sedang menyusui. Di Afrika dan negeri-negeri koloni Amerika di bagian timur dan utara, seperti diungkap Wied Harry Apriadji dalam Nirmala, minyak wijen digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak gosok, salep dan plester luka.
Di Negara Mesir sudah sejak abad II SM dipakai sebagai obat. Pengetahuan soal wijen bermanfaat obat, lebih dulu diketahui bangsa Afrika dibanding bangsa Amerika. Jika daunnya diremas-remas sedikit dengan air, misalnya, maka akan mengeluarkan lendir. Larutan tersebut bisa menyembuhkan kolera, disentri, diare, radang selaput lendir hidung dan tenggorokan. Wijen juga sebagai bahan makanan seperti untuk kue, martabak, coockies dan sebagainya. (sources data berbagai sumber terkait, Balittas, wikipedia, artikel media, data diolah F. Hero K. Purba). Menurut data (2004) mengatakan bahwa negara Indonesia mengimpor biji 2.113,738 ton dan minyak 324,020 ton. Namun re-ekspor biji sebesar 174,664 ton dan berupa minyak sebesar 14,895 ton. Dari data tersebut kebutuhan wijen yang perlu diimpor, sekitar 1.939 ton berupa biji dan 309,125 ton berupa minyak. Data (2005) juga mengungkapkan produksi wijen Indonesia mencapai :.853 ton (0,06% dari produksi dunia). Untuk harga tahun 2012 harga wijen mencapai 12.500 kg/ha dengan pendapatan bersih rata-rata mencapai Rp. 5.991.406/ha. Produktivitas wijen perlu di-ikuti dengan peningkatan rendemen minyak agarindustri wijen dapat berkembang. Di samping itu peningkatan nilai tambah wijen bagi produsen do-mestik melalui pengembangan industri berbasis wijen perlu diperhatikan karena nilai tambah ini merupakan penentu daya saing wijen di pasar Internasional.

No comments: