Potensi wijen dalam berbagai pengolahan
memiliki khasiat bahwa
makanan berbasis biji wijen atau dalam bahasa lokal disebut tahini bisa
mengurangi risiko kematian. Biji wijen berkhasiat menurunkan faktor risiko
kardiovaskular pada penderita diabetes tipe-2, gula tinggi kronis, glikasi dan
resistensi insulin. Peneliti melakukan survei pada 41 pasien diabetes tipe-2
secara acak yang dibagi dalam dua kelompok, A dan B. Pasien kelompok A
diberikan 28 gram atau sekitar dua sendok makan biji wijen ke dalam menu
sarapan mereka setiap hari. Wijen (Sesamum
indicum L. syn. Sesamum orientalis L.) merupakan
tumbuhan yang berasal dari Afrika Khatulistiwa yang berada pada ketinggian 1000
meter dari permukaan laut. Tumbuhan wijen saat ini sudah banya tersebar, bahkan
telah sampai di Indonesia. Pengembangan wijen dapat juga dilakukan di lahan
sawah petani banyak dilakukan secara monokultur, akan tetapi dengan
pertimbangan risiko kegagalan dan peningkatan pendapatan dapat ditanam secara
tumpangsari, tumpangsisip, atau campuran (dua tanaman atau lebih ditanam secara
bersamaan). Pengolahan wijen juga seperti Minyak
Wijen, Minyak wijen mengandung asam lemak omega-3 yang baik untuk
kesehatan. Asam lemak omega-6 dalam minyak wijen membantu mengurangi gangguan
kulit, seperti eksim. Kandungannya sangat besar sehingga perlu diperhatikan
penggunaannya.
Pengembangan komoditas wijen di Indonesia masih sangat rendah itu karena:
Masih banyak petani yang belum mengenal wijen sehingga tanaman ini tidak
sepopuler tanaman palawija (kedelai, jagung dll).Serta minat petani masih
rendah karena kurangnya teknologi budidaya wijen. Produktivitas masih rendah,
ini karena teknik budidaya yang kurang baik pada umumnya wijen hanya ditanam
sebagai tanaman selingan. Dalam hal ini kurangnya informasi pasar. Biji
wijen banyak digunakan sebagai bahan industri minyak dan makanan. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut sampai saat ini Indonesia masih mengimpor biji
wijen dari Vietnam, Thailand dan China serta mengimpor winyak wijen dari Cina,
Singapura, Hongkong. Tapi Indonesia juga sudah mulai mengekspor wijen ke
Jepang, Hongkong, Amerika Serikat dan Turki. (Sources: Berbagai sumber media
tekait, Litbang Kementan, data diolah F. Hero K. Purba). Perkembangan komoditas
wijen dunia pada tahun 1993, adalah 486.000 ton. Jepang adalah importir
terbesar mengambil 24% dari impor dunia. Pengimpor terbesar kedua adalah Amerika
Serikat dengan 8% dari impor dunia. Hal ini diperkirakan bahwa impor biji wijen
akan tumbuh antara 6 dan 8% per tahun. Australia diimpor 6400 t biji wijen pada
tahun 1996 (senilai $ A12.7m), dengan China, Meksiko dan India pemasok utama. Wijen
produksi benih Australia berpusat di Northern Territory dan Queensland, New
South Wales dengan menunjukkan minat.Meskipun produksi telah turun dari ton 291
di 1988-1989 sampai 90 t di 1993-94, diantisipasi bahwa perbaikan dalam kultivar
dan teknologi panen akan meningkatkan produksi. Potensi yang jelas untuk
mengembangkan pasar untuk biji wijen Australia, baik di lokal maupun di luar
negeri. Biji wijen saat ini diimpor ke Australia baik sebagai biji utuh dan
produk olahan. Di Indonesia pengembangan wijen di Indonesia setiap tahun
meningkat. Pada tahun 2006 areal wijen mencapai 4.788 hektar, yang tersebar di
Lampung (150 ha), Jawa Tengah (1.426 ha), Yogyakarta (250 ha), Jawa Timur (1.473
ha), Nusa Tenggara Barat (1.217 ha), dan Sulawesi Selatan (272 ha). Diharapkan
potensi komoditas wijen ini dapat dilkembangkan lagi dengan melihat
pemanfaatannya dan peluang akses pasar lokal dan Internasional.
No comments:
Post a Comment