Permintaan
terhadap komoditas jagung terutama dari negara-negara Asia akibat berkembang
pesatnya industri peternakan di Negara-negara tersebut dan relatif tipisnya
pasar jagung dunia (13% dari total produksi jagung dunia) menunjukkan bahwa
pasar jagung dunia sangat terbuka lebar bagi para ekspotir baru. Negara pesaing
utama Indonesia dalam merebut pasar ekspor adalah adalah Amerika Serikat dan
Argentina. Impor
jagung bahkan mencapai 182 ribu ton atau US$ 53,7 juta. Selama
Januari-September, total impor tercatat sebesar 2 juta ton atau US$ 578,1 juta.Asal
dari jagung impor tersebut berbeda-beda. Brasil merupakan negara terbesar dalam
memasok jagung. Tercatat di bulan September volume impor mencapai 40.080 ton
atau US$ 11,6 juta.Kemudian adalah Argentina dengan 34.039 ton atau US$ 10,7
juta, India 36.470 ton atau US$ 11,2 juta, Thailand 82 ton atau US$ 171 ribu
dan negara lainnya sebesar 229 ton atau US$ 163 ribu.Menurut data bahwa harga jagung
berjangka untuk kontrak pengiriman bulan Juli 2012 tampak mengalami kenaikan
sebesar 4 sen dan ditutup pada posisi 5.98 dolar per bushel. Sedangkan harga
jagung berjangka untuk kontrak pengiriman bulan September tampak mengalami
peningkatan 8 sen dan ditutup pada posisi 5.51 dolar per bushel. Untuk produksi
jagung terbesar di Indonesia terjadi di Pulau Jawa yakni Jawa Timur, Jawa
Tengah masing-masing lima juta ton per tahun, setelah itu menyusul beberapa
daerah di Sumatra antara lain Medan dan Lampung, sehingga produksi jagung
Indonesia mencapai 16 juta ton per tahun.Di Indonesia daerah-daerah penghasil
utama tanaman jagung di Indonesia adalah, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Madura, D.I. Yogyakarta, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur
dan Maluku. Khususnya di Daerah Jawa Timur dan Madura, budidaya tanaman jagung
dilakukan secara intensif karena kondisi tanah dan iklimnya sangat mendukung
untuk pertumbuhannya. Di Indonesia pada tahun 2004
produksinya baru 11,225 juta ton, pada 2005 meningkat menjadi 12,52 juta ton. Dan
prediksi untuk tahun 2006 diperkirakan 12,13 Juta ton.
Untuk mewujudkan
suatu sistem pertanian yang terpadu, bahwa perlunya peningkatan produksi
agribinis jagung untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan apabila memungkinkan
dengan kapasitas produksi yang besar dapat membuka jaringan pasar ekspor
Internasional. Apabila dilihat dari kondisi lahan, iklim serta kapasitas
produksinya Indonesia cukup mampu didalam peningkatan agribisnis jagung untuk
memenuhi permintaan daripada konsumen domestik dan Internasional. Dalam hal ini
bagaimana sttrategi dan pelaksanaan pertanian yang digalakkan dengan integritas
dan pemanfaatan lahan serta budidaya dan pertumbuhannya. Menurut survey dan pencatatan USDA,
Departemen Pertanian, USA tahun 2005 stoknya masih 122,6 juta ton. Namun,
sampai Oktober 2006 yang lalu tinggal 88,1 juta ton.
Berdasarkan analisa bahwa produksi
jagung dalam negeri memang belum mampu mencukupi kebutuhan bahan baku industri
pakan ternak, untuk itulah dengan berbagai upaya dalam memenuhi permintaan
konsumen agribisnis jagung ini, Pemerintah Indonesia telah mencanangkan
swasembada jagung pada 2007, dengan target produksi 15 juta ton dikarenakan
kebutuhan konsumsi dan industri pakan ternak yang melonjak. Diharapkan dalam
pencanangan swasembada agribisnis jagung 2007 dapat berjalan dengan baik sesuai
dengan mutu bibit tanaman jagung yang berkualitas didalam pengembangannya.
Dimana dengan terbatasnya persediaan jagung dunia untuk ekspor dan meningkatnya
permintaan etanol baik di Amerika, China dan berbagai negara berpotensi
menciptakan ekspektasi kenaikan harga jagung di pasar dunia untuk beberapa
tahun ke depan, Indonesia diharapkan dapat mampu menangkap peluang pasar ini
menjadi salah satu acuan untuk mencari celah pasar kebutuhan konsumen di pasar
dunia. (Berbagai sumber terkait, vizbiz, data usda, etc, data diolah F. Hero K
Purba)
No comments:
Post a Comment