Monday, October 3, 2011

Perkembangan Harga Komoditi Indonesia


Karakteristik dari suatu komoditi yaitu harga adalah ditentukan oleh penawaran dan permintaan pasar bukannya ditentukan oleh penyalur ataupun penjual dan harga tersebut adalah berdasarkan perhitungan harga masing-masing pelaku Komoditi. Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Mei 2011 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Dari pantauan harga di pasar bulan Januari 2011, harga beras mentik naik 3,5%, harga gula pasir naik 0,5%, harga minyak goreng naik 3,9%, harga daging sapi naik 1,4%, daging ayam kampung naik 15,1%, harga telur ayam kampung naik 1,78%, harga cabe merah kecil naik 73,84%, harga kubis/kol naik 47,4%, harga wortel naik 19,1% dibanding harga bulan Desember 2010.

Komoditi yang turun harga dibanding harga Desember 2010 adalah sawi hijau turun 43,8%, tomat turun 12,7%, jagung turun 1,2%, telur ayam broiler turun 4,2%, daging ayam broiler turun 3,81%, bawang putih turun 5%. Harga bahan pokok bulan Januari 2011 dibanding bulan Januari 2010 yang mengalami kenaikan antara lain terong panjang (naik 126,8%), kubis/kol (naik 113,2%), cabe merah kecil (naik 440,2%), cabe merah besar (naik 123,9%), minyak goreng (naik 32%), beras mentik (naik 26,4%), bawang merah lokal (naik 88,9%), bawang putih (naik 45,9%). Kelompok Bahan Makanan pada Mei 2011 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,46 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi antara lain: ikan cakalang, ikan bandeng, tomat buah, tomat sayur, ikan mujair, ikan katamba, kangkung, minyak kelapa, ikan ekor kuning, ikan selar, kacang panjang, bayam, wortel, ikan tongkol, ketimun, ikan kembung/gembung, nangka muda, pepaya, pisang, kelapa, udang basah, ikan bubara, labu siam/jipang, ikan kakap merah, gula merah, daging ayam ras, buncis, apel, kacang tanah, bawang goreng, susu bubuk, kol putih/kubis, ikan mas, margarine, dan susu rendah lemak. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi antara lain: tepung terigu, susu

untuk balita, telur ayam kampung, bumbu masak jadi, tauge/kecambah, ikan baronang, kacang hijau, sawi hijau, daging ayam kampung, kerupuk udang, daun singkong, ikan asin belah, udang kering (ebi), daging sapi, ikan teri basah, terong panjang, jagung manis, bawang putih, cumi-cumi, minyak goreng, beras, kentang, ikan teri kering, jeruk, telur ayam ras, cabe merah, ketela pohon, bawang merah, ikan layang, dan cabe rawit.

Sementara itu untuk berdasarkan laporan analisis harga Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Kamis (25/8/2011), selama tiga pekan pertama Agustus, produksi CPO di Malaysia sudah turun 5-7 persen dibandingkan Juli lalu. Produksi turun karena pengurangan jam kerja buruh perkebunan selama bulan puasa.Di MDEX ( Malaysia Derivatives Exchange), harga CPO untuk penyerahan ditutup pada level harga 3.130 ringgit per ton dari harga sebelumnya 3.161 ringgit per ton. Harga CPO yang ditransaksikan di Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) ditutup melemah. Harga CPO untuk penyerahan September 2011 ditutup pada level harga Rp 9.075 per kilogram atau melemah Rp 40 per kilogram. Harga kelapa sawit di tingkat pedagang pengumpul di wilayah pinggiran Kota Bengkulu berkisar antara Rp 1.100 dan Rp 1.150.

Harga TBS saat ini sangat bergantung pada buah tanaman. Untuk buah tanaman di atas tujuh tahun harganya berkisar Rp 1.250-Rp 1.350 per kilogram, sedangkan buah di bawah itu rata-rata Rp 1.200 perkilogram. (Sumber data BPS dan Media Terkait, darta diolah F. Hero K. Purba)

No comments: