Monday, April 9, 2012

Membangun Sosial Kewirausahaan dari Dunia Pendidikan Untuk Pencapaian Kreativitas


Dalam dunia pendidikan baik di Sekolah yang menjadi tempat pendidikan sangat strategis untuk menumbuhkan bakat wirausaha.Dewasa ini kembali muncul banyaknya kreativitas dari pelajar sekolah kejuruan yang mulai mencoba merintis dan pengembangan kreativitas inovasi. Seperti SMKN 2 dari Solo yang membuat automotive dan berbagai produk tersebut menunjukkan kemauan para pelajar kita dalam membuktikan kreativitas di bidang kekaryaan. Hal ini harus mendapat dukungan dari berbagai pihak untuk mewujudkan sesuatu nilai entrepeneurship yang dimiliki. Dalam konsep social kewirausahaan merupakan suatu tujuan untuk membangun kemandirian dan berpikir inovatif dalam menciptakan karya sesuatu. Berdasarkan data survey bahwa Indonesia hanya memiliki sekitar 400.000 entrepreneur, atau sekitar 0,18 persen dari populasinya. Potensi yang dimiliki siswa maupun pelajar harus ditumbuh kembangkan agar tercipta rasa kreasi apa yang telah diperbuat melalui hasil karyanya. Kewirausahaan haruslah dimaknai sebagai momentum untuk mengubah mentalitas, pola pikir dan perubahan sosial budaya. Prinsip-prinsip dasar yang ada dalam kewirausahaan itu, antara lain, bagaimana membangun karakter yang tangguh, kreatif, inovatif, cerdas, mandiri, produktif dan mampu memanfaatkan peluang atau sumberdaya yang ada. Peran dari para pelajar ataupun siswa sebagai pemuda Indonesia yang mempunyai peran strategis dalam mendukung peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas. Pelajar / Siswa merupakan generasi penerus, penanggungjawab dan pelaku pembangunan masa depan. Kekuatan bangsa di masa mendatang tercermin dari kualitas sumber daya pemuda saat ini. Bila kualitas SDMnya memadai maka akan berimbas pada tingkat daya saing dan kompetisi bangsa. Kalau kita melihat berdasarkan teori pakar wirausaha, menurut Zimmerer (1996:51), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut:

  1. Pengembangan teknologi baru (developing new technology),
  2. Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge),
  3. Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or services),
  4. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing more goods and services with fewer resources).

Untuk strategi pembangunan yang inklusif adalah menanam jiwa kewirausahawan pada anak didik maupun pemuda yang benar-benar serius dalam pengembangan diri atau talenta yang Ia ingin kembangkan. Mewujudkan gagasan yang inovatif tentunya tidak semudah yang kita harapkan, harus adanya sinergisitas antara Akademisi, Businessman /Pelaku usaha dan Government /Pemerintah dalam menggerakkan berbagai upaya program yang ada. Selain hal itu dengan program kemandirian social wirausaha dapat menanggulangi kemiskinan dan pengangguran jika semua memilliki cara berfikir yang kratif dan produktif. Untuk menjadi Seorang wirausaha harus memiliki karakter dasar yaitu adanya visi yang jauh kedepan yang menjadi dasar pendorong perubahan den karena kemampuan mengkombinasikan berbagai sumberdaya untuk menndapatkan suatu yang baru. Dalam hal ini semua pihak mengetahui serta memotivasi siswa/ pelajar dalam berwirausaha. Sehingga menumbuhkan pemikiran yang lebih maju,serta tidak hanya berharap menjadi seorang pegawai saja. Timbulnya sosial kewirausahaan akan memberikan suatu dampak positif untuk kemajuan dalam visi dan misi ke depan. (Berbagai sumber terkait, data iolah F. Hero K Purba)

No comments: