Tuesday, May 7, 2013

Perkembangan Persaingan Pasar Global Komoditas Kacang Mete (Cashew Nut)



Indonesia masuk peringkat kelima dunia setelah India, Nigeria, Brazilia, dan Tanzania. Dari hasil produksi itu, ternyata Jawa Timur memberikan kontribusi sekitar 11 persen terhadap produksi mete nasional.Jambu mete (Cashew Nut) menempati peringkat ketiga dalam produksi dunia kacang goreng yang diperdagangkan secara global. Perdagangan dunia roasted Cashew Nut/  kacang goreng telah mengalami pertumbuhan yang relatif cepat, rata-rata sekitar 2,7 persen per tahun. Di seluruh dunia, perdagangan kacang mete melebihi US $ 2 miliar dan permintaan yang semakin meningkat. Dari total pasokan dunia, 0.1 juta ton yang diperdagangkan di pasar internasional, dengan India mengklaim (40 persen) dan Vietnam (33 persen). Dunia Baku kacang mete (RCN) produksi tahun 2004 diperkirakan sekitar 2,08 juta ton dari total luas 3.060.000 hektar. Vietnam, India, Brasil, Nigeria dan Tanzania ke rekening 80 persen dari output global. Pada tahun 2006, Vietnam menduduki puncak produksi global dengan 0.64 ton yang merupakan 30 persen dari produksi global, diikuti oleh India (0,5 juta ton) dan Brasil (0.220 ton) di posisi kedua dan ketiga masing-masing. Pergi dengan daerah di bawah produksi mete, Vietnam berada di posisi kelima dengan 0.260 hektar dan Brasil memiliki wilayah terbesar kedua di bawah panen dengan 0.680 hektar setelah India. Amerika Serikat adalah importir terbesar biji mete, terhitung lebih dari 50 persen dari impor dunia. Importir lainnya termasuk Belanda (sepuluh persen), Jerman (tujuh persen), Jepang (lima persen) dan Inggris (lima persen).
India merupakan negara produsen dan sekaligus konsumen mete terbesar di dunia. Jumlah penduduk India sekitar 5 kali lipat Indonesia, namun konsumsi metenya 45 kali lipat. Kebutuhan kacang mete Amerika Utara dan Uni Eropa selama ini dipenuhi oleh India dan Brasil, India juga mengekspor kacang mete ke Timur Tengah, sedangkan Vietnam mengekspor kacang mete ke Amerika Utara, China dan Australia. Mete Indonesia sebagian besar diekspor dalam bentuk gelondongan ke India dan Vietnam dan kemudian dilabel sebagai produk India dan Vietnam, hanya sebagian kecil (kurang dari 1 % dari pangsa kacang mete dunia), yang bisa berhasil menembus pasar kacang mete internasional.(Sources: Berbagai data media terkait, BPS, FAO,  data diolah F. Hero K. Purba).
Kacang mete merupakan komoditi perdagangan ekspor yang sangat menarik. Jerman mengimpor kacang mete dari berbagai negara penghasil kacang mete di dunia, termasuk dari Indonesia. Jenis produk mete yang diperdagangkan ekspor-impor adalah: a) Kacang mete dengan kulit/gelondong mete (HS 0801 31 00) dan b) Kacang mete tanpa kulit (HS 0801 32 00). Menurut data  FAO dalam kurun 5 tahun (2004 – 2009) terjadi kenaikan nilai total ekspor – impor biji kacang mete sebesar 65% (impor) dan 57% (ekspor). Kenaikan angka ini cukup besar yang mencerminkan kenaikan permintaan kacang mete dunia. Pada tahun 2010 Indonesia menduduki peringkat ke-5 penghasil biji kacang mete terbesar di dunia. Kebutuhan impor kacang mete disuplai oleh negara-negara pengekspor seperti Brasilia, India, Vietnam, Honduras, Indonsia, Sri Lanka, dan lainnya. Dengan adanya kenaikan jumlah impor kacang mete dari 14.458 ton di tahun 2006 sampai ke 24.077 ton di tahun 2011 hal ini menunjukkan kenaikan permintaan akan kacang mete di Jerman hampir 67% dalam hanya jangka waktu 5 tahun. Indonesia sendiri terdapat kenaikan sebesar 147% dari tahun 2006 sampai 2011.

No comments: