Tuesday, October 22, 2013

Pengembangan Strategi Brand Image Potensi Ekspor Produk Pertanian Indonesia



Kegiatan branding/merek yang berhasil bisa membuat suatu brand/merk memiliki nilai tersendiri yang bisa diperjual belikan.  Strategi Merek atau Brand Image produk dimaksudkan untuk membentuk suatu citra tertentu melalui periklanan. Strategi dimaksudkan agar konsumen dapat menikmati keuntungan psikologis dari sebuah produk selain keuntungan keuangan yang mungkin ada. Biasanya berorientasi pada simbol kehidupan. Strategi positioning dimaksudkan untuk menempatkan sebuah produk untuk mendapatkan posisi yang baik dalam benak konsumen. Setiap negara tentunya pasti memiliki suatu strategi pemasaran dan memperhatikan faktor terpenting didalam peningkatan ekspor produk pertaniannya. Untuk pangsa pasar produk pertanian hal ini merupakan pemikiran yang kreatif seputar titik unggul untuk menentukan produk unggulannya. Apabila hanya mengandalkan kepada pemerintah tentunya tidaklah cukup, petani dan seluruh komponen masyarakat yang terkait harus ikut mendorong terciptanya suatu sistem produksi pertanian berorientasi ekspor. Seperti yang kita ketahui Indonesia memiliki berbagai kekayaan alam pertanian baik tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, dan lain sebagainya. Brand-building berskala negara harus dilakukan secara berkesinambungan dan berkelanjutan.
Pemasaran produk pertanian tentunya setiap negara memiliki ciri khas dan gaya tersendiri, seperti Jepang, USA, Negara-negara Eropa biasanya menekankan kualitas / mutu standar yang tinggi, sementara itu China dan Mexico menekankan pada biaya yang rendah. Dengan harapan bagi perusahaan yang bergerak dan berkembang untuk promosi ekspor bidang pertanian memberikan suatu brand image dari suatu produk negaranya. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mebangun brand image produk pertanian Indonesia yang berorientasi ekspor yaitu (1) mengikutsertakan produk-produk pertanian Indonesia di setiap pameran dagang di negara akreditasi, (2) berupaya menciptakan iklim kebutuhan atas produk tersebut pada segmen pasar tertentu. Dalam langkah pertama memang lebih mudah dilakukan, namun memakan biaya yang tinggi. Sedangkan langkah kedua akan membutuhkan ketelatenan untuk membentuk, membangun dan memelihara segmen pasar
Menurut teori pemasaran bahwa pelaku usaha harus dapat beradaptasi dengan negara tuan rumah tujuan ekspornya. Yang menjadi brand image yang harus diperhatikan sebagai salah satu strategi bisnis yang benar-benar dijadikan peran sesuai kebutuhan konsumen adalah suatu nilai / value dari suatu produk suatu negara yang didukung beberapa aplikasi pemasaran sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
  • Retail Marketing
  • Consumer Packed
  • International Marketing
  • Political Marketing
  • Social Responsibility Marketing
Membangun sektor pertanian hanya dengan asumsi banyaknya tenaga kerja yang terlibat perlu diredefinisi kembali. Karena konsepsi seperti ini tidak banyak membantu dalam meningkatkan nilai tambah dan mendongkrak produk-produk unggulan sektor pertanian. Dalam hal Brand image promosi ekspor produk pertanian adalah bagaimana menciptakan citra positif yang dikembangkan di Indonesia baik melalui pameran, misi dagang dan sebagainya dengan melihat beberapa hal yang menjadi dasar untuk suatu citra dari brand image yakni karakter (character), komitmen (commitment), dan konsistensi (consistency) dari suatu produk pertanian yang akan di ekspor oleh pelaku usaha didalam upaya memenagkan persaingan di pasar global untuk produk pertanian Indonesia. Kelemahan utama yakni juga terletak di pemasaran hasil, dan sepertinya tabu mengalokasikan anggaran yang memadai guna mendorong pemasaran, apalagi mengarah pada penciptaan brand image. Pemasaran belum menjadi unsur dalam biaya produksi, baik dalam anggaran petani maupun anggaran pemerintah. Diharapkan kedepan dapat mengembangkan brand image serta konsekuensi dalam pengembangannya kedepan. (Berbagai sumber terkait data diolah F. Hero K. Purba)

No comments: