Kegiatan branding/merek
yang berhasil bisa membuat suatu brand/merk memiliki nilai tersendiri yang bisa
diperjual belikan. Strategi
Merek atau Brand Image produk dimaksudkan untuk membentuk suatu citra tertentu
melalui periklanan. Strategi dimaksudkan agar konsumen dapat menikmati
keuntungan psikologis dari sebuah produk selain keuntungan keuangan yang
mungkin ada. Biasanya berorientasi pada simbol kehidupan. Strategi
positioning dimaksudkan untuk menempatkan sebuah produk untuk
mendapatkan posisi yang baik dalam benak konsumen. Setiap negara tentunya pasti
memiliki suatu strategi pemasaran dan memperhatikan faktor terpenting didalam
peningkatan ekspor produk pertaniannya. Untuk pangsa pasar produk pertanian hal
ini merupakan pemikiran yang kreatif seputar titik unggul untuk menentukan
produk unggulannya. Apabila hanya mengandalkan kepada
pemerintah tentunya tidaklah cukup, petani dan seluruh komponen masyarakat yang
terkait harus ikut mendorong terciptanya suatu sistem produksi pertanian
berorientasi ekspor. Seperti yang kita ketahui Indonesia memiliki
berbagai kekayaan alam pertanian baik tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
peternakan, dan lain sebagainya. Brand-building berskala negara harus
dilakukan secara berkesinambungan dan berkelanjutan.
Pemasaran produk pertanian tentunya
setiap negara memiliki ciri khas dan gaya tersendiri, seperti Jepang, USA,
Negara-negara Eropa biasanya menekankan kualitas / mutu standar yang tinggi,
sementara itu China dan Mexico menekankan pada biaya yang rendah. Dengan
harapan bagi perusahaan yang bergerak dan berkembang untuk promosi ekspor
bidang pertanian memberikan suatu brand image dari suatu produk
negaranya. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mebangun brand image produk pertanian Indonesia yang berorientasi ekspor
yaitu (1) mengikutsertakan produk-produk pertanian Indonesia di setiap pameran
dagang di negara akreditasi, (2) berupaya menciptakan iklim kebutuhan atas
produk tersebut pada segmen pasar tertentu. Dalam langkah pertama memang lebih
mudah dilakukan, namun memakan biaya yang tinggi. Sedangkan langkah kedua akan
membutuhkan ketelatenan untuk membentuk, membangun dan memelihara segmen pasar
Menurut teori pemasaran bahwa pelaku
usaha harus dapat beradaptasi dengan negara tuan rumah tujuan ekspornya. Yang
menjadi brand image yang harus diperhatikan sebagai salah satu strategi
bisnis yang benar-benar dijadikan peran sesuai kebutuhan konsumen adalah suatu
nilai / value dari suatu produk suatu negara yang didukung beberapa
aplikasi pemasaran sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
- Retail Marketing
- Consumer Packed
- International Marketing
- Political Marketing
- Social Responsibility Marketing
Membangun sektor pertanian hanya
dengan asumsi banyaknya tenaga kerja yang terlibat perlu diredefinisi kembali.
Karena konsepsi seperti ini tidak banyak membantu dalam meningkatkan nilai
tambah dan mendongkrak produk-produk unggulan sektor pertanian. Dalam hal Brand
image promosi ekspor produk pertanian adalah bagaimana menciptakan citra
positif yang dikembangkan di Indonesia baik melalui pameran, misi dagang dan
sebagainya dengan melihat beberapa hal yang menjadi dasar untuk suatu citra
dari brand image yakni karakter (character), komitmen (commitment), dan
konsistensi (consistency) dari suatu produk pertanian yang akan di ekspor oleh
pelaku usaha didalam upaya memenagkan persaingan di pasar global untuk produk
pertanian Indonesia. Kelemahan
utama yakni juga terletak di pemasaran hasil, dan sepertinya tabu
mengalokasikan anggaran yang memadai guna mendorong pemasaran, apalagi mengarah
pada penciptaan brand image. Pemasaran belum menjadi unsur dalam biaya
produksi, baik dalam anggaran petani maupun anggaran pemerintah. Diharapkan
kedepan dapat mengembangkan brand image serta konsekuensi dalam pengembangannya
kedepan. (Berbagai sumber
terkait data diolah F. Hero K. Purba)
No comments:
Post a Comment