Wednesday, April 18, 2018

Potensi Pengolahan Lontar dan Pengembangan Usaha

Pemanfaatan tanaman Lontar (Borassus flabellifer) cukup banyak mulai dipergunakan. Niranya dapat dibuat minuman segar dan makanan penyegar/pencuci mulut berkalori tinggi, cuka atau kecap, dan gula lontar/gula lempeng/gula semut. Buahnya untuk manisan atau buah kalengan, kue, selai dan obat kulit (dermatitis) dan daging buahnya untuk bahan dempul. Bunganya atau abu mayang untuk obat sakit lever, dan daunnya dapat dimanfaatkan untuk bahan kerajinan tanganBiji Lontar yang lunak ini kerap diperdagangkan di tepi jalan sebagai “buah siwalan” (nungu, bahasa Tamil). Biji siwalan ini dipotong kotak-kotak kecil untuk bahan campuran minuman es dawet siwalan yang biasa didapati dijual didaerah pesisir Jawa Timur, Paciran, Tuban.

Untuk daging buah yang tua, yang kekuningan dan berserat, dapat dimakan segar ataupun dimasak terlebih dahulu. Cairan kekuningan darinya diambil pula untuk dijadikan campuran penganan atau kue-kue; atau untuk dibuat menjadi selai. (Sumber: Litbang Pertanian, data diolah FheroPurba). Dalam potensi dari nilai ekonominya cukup tinggi, tanaman lontar merupakan tanaman liar dan pemanfaatannya oleh masyarakat masih bersifat tradisional. Sampai saat ini belum ada upaya budidaya tanaman lontar sehingga populasnya cenderung menurun.
Pohon lontar banyak tumbuh di pulau Timor, Rote, Sabu dan Raijua. Perkembangannya sejak lama pohon lontar dijadikan salah satu sumber makanan dan minuman bagi masyarakat NTT, salah satu produk spesifik dari pohon lontar adalah Gula Air Sabu yg sangat terkenal. Lontar dapat beradaptasi di daerah kering dengan curah hujan 500-900 mm/tahun, namun dapat tumbuh juga di daerah dengan curah hujan sampai 5.000 mm/tahun. Luas areal pertanaman lontar mencapai 15.000 ha di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Madura dengan populasi 500.000 tanaman. Selain itu, perkebunan lontar terdapat di Nusa Tenggara Timur (Pulau Rote dan Sabu), Sulawesi, kepulauan Sunda Kecil, Maluku dan Papua, kDi Asia dan Afrika, lontar tumbuh baik pada tanah berpasir dan tanah yang kaya bahan organik yaitu pada tanah alluvial subur di tepi sungai. Untuk strategi dan pengembangannya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tantangan dan peluang yang dihadapi dalam pengembangan lontar untuk bioetanol adalah (1) masa pohon produktif nira yang sangat lama, sehingga kurang menarik untuk membudidayakan lontar, (2) secara turun–menurun, masyarakat telah memanfaatkan nira sebagai bahan baku minuman, dan (3) teknik budidaya lontar belum dikenal masyarakat. Diharapkan dimasa mendatang pengolahan tanaman lotar dapat dimanfaatkan secara optimal.

No comments: