Wednesday, February 18, 2009

Membangun Perekonomian Bangsa dalam Menghadapi Krisis Global

Dalam krisis global yang melanda dunia pada saat ini dinilai merupakan saat yang tepat bagi Indonesia untuk meninggalkan kebijakan ekonomi kapitalis dan berdiri di atas kemandirian bangsa. Dengan krisis ekonomi yang mendera bangsa kita selama beberapa tahun terakhir ini telah memberikan pelajaran kepada kita bahwa kegiatan ekonomi yang terpusat di tangan beberapa kelompok ekonomi tertentu saja, mempunyai resiko keruntuhan yang besar di kala krisis melanda. Hal ini terbukti dengan banyaknya kegiatan usaha skala besar yang harus gulung tikar dengan meninggalkan beban pengangguran yang tidak sedikit. Meningkatnya ketergantungan pangan terlihat dari naiknya volume impor dalam bentuk komoditas maupun benih atau bibit. Selama 5 tahun terakhir (2003-2007), impor kedelai rata-rata 1,09 juta ton atau 60,5 persen dari kebutuhan nasional. Sementara untuk komoditas susu, 70 persen masih diimpor dalam bentuk skim.
Seperti yang kita ketahui bahwa sistem ekonomi yang berlaku di negara kita hingga Orde Reformasi ini adalah masih berpijak pada Sistem Ekonomi Pancasila, yang secara yuridis formal mengacu pada pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. Justru yang dihadapi oleh bangsa ini adalah kompleksnya masalah pembangunan ekonomi dengan implikasi munculnya berbagai kesenjangan diberbagai sektor. Hal itu menurut analisis beberapa pengamat, salah satu penyebabnya karena pembangunan ekonomi tidak semuanya berhasil menyerap potensi ekonomi masyarakat. Terutama angkatan kerja yang diyakini memiliki kontribusi besar dalam proses percepatan pertumbuhan dan kesejahteraan ekonomi suatu bangsa. Perekonomian Indonesia yang terkena Imbasnya juga pada badai krisis finansial yang dikenal sebagai krisis Asia. Memang bukan hanya. Hal ini membuktikan bahwa perekonomian Kemandirian dengan demikian mengenal adanya kondisi saling ketergantungan (interdependency) yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan bermasyarakat, baik masyarakat dalam suatu negara, maupun masyarakat bangsa-bangsa. Justru persoalan kemandirian itu timbul oleh karena adanya kondisi saling ketergantungan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh secara berkesinambungan (sustainable), bahkan sesungguhnya untuk survive saja dalam persaingan global, maka sistem dan tatanan sosial ekonomi bangsa Indonesia harus diperbaiki. Dalam hal ini tentunya kembali kepada HATI NURANI dan kepribadian seseorang dalam wakil rakyat dan rakyatnya yang ingin membangun bangsanya. Lihat, Lakukan dan Jalankan yang terbaik, demi bangsa dan membangun perekonomian bangsa. Saya Lihat Bangsa dan Negara, Lakukan apa yang saya Lihat, Tunjukan dan Jalankan Janji yang saya Ikrarkan atau saya Declare menuju Indonesia Jaya. (Berbagai sumber Terkait, data diolah oleh: F. Hero K. Purba)

No comments: