Kementerian Pertanian melakukan kampanye "green product" (produk ramah lingkungan) kelapa sawit kepada dua negara Eropa yakni Spanyol dan Perancis guna mengantisipasi isu negatif tentang komoditas tersebut terkait dengan lingkungan. Seminar Sustainable Palm Oil di Madrid, Spanyol dan Paris, Perancis pada tanggal 24 -29 April 2011 yang dipimpin oleh Menteri Pertanian, Suswono.
Spanyol mendukung industri minyak kelapa sawit Indonesia yang berkesinambungan melalui serangkaian kegiatan seminar dan pertemuan dengan Menteri Lingkungan Hidup, Pedesaan dan Kelautan Spanyol, serta Sekretaris Negara untuk Perdagangan Luar Negeri Spanyol. Dalam kunjungan kerja Menteri Pertanian RI, Suswono bersama delegasi guna mendapatkan dukungan Spanyol dalam Industri Minyak Kelapa Sawit Berkesinambungan Indonesia. Seminar Sustainable Palm Oil / Minyak Kelapa Sawit diadakan di Hotel Westin Palace Hotel, Madrid, Spanyol dihadiri kurang lebih tiga puluh peserta dari Spanyol yang terdiri atas para pejabat kementerian terkait di Spanyol serta pelaku usaha di bidang kelapa sawit.
Seminar dibuka Dubes RI untuk Kerajaan Spanyol, Adiyatwidi Adiwoso Asmady, yang menyampaikan Pemerintah Indonesia berkomitmen mengembangkan Industri Kelapa Sawit yang berkesinambungan dengan menetapkan standar memperhatikan faktor-faktor ekonomi, sosial dan lingkungan.
Kunjungan Menteri Pertanian RI beserta delegasi tersebut bertujuan menyebarkan informasi mengenai kebijakan dan strategi Indonesia dalam memproduksi minyak kelapa sawit yang berkesinambungan, guna mempererat hubungan perdagangan terkait industri minyak kelapa sawit kedua negara.
Kehadiran Menteri Pertanian tersebut menjelaskan kesalahpahaman di antara pemegang kepentingan industri minyak kelapa sawit di Spanyol terhadap perkembangan industri minyak kelapa sawit di Indonesia yang sering dikaitkan dengan pengrusakan lingkungan, khususnya hutan.
Sedangkan dalam pemaparannya Menteri Pertanian menyampaikan pengembangan industri kelapa sawit dapat turut menyejahterakan dan mengangkat rakyat Indonesia dari kemiskinan. Penjelasan tersebut memberikan kesan positif di kalangan pengusaha Spanyol yang melakukan kerja sama dengan Indonesia karena Indonesia berusaha untuk memenuhi standar yang diterapkan Uni Eropa meski masih terdapat beberapa perbedaan. Diharapkan promosi minyak kelapa sawit yang berkesinambungan tersebut tidak hanya dapat meluruskan persepsi yang salah mengenai industri minyak kelapa sawit di Indonesia namun pada akhirnya juga dapat meningkatkan jumlah ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke Spanyol.Dalam pertemuan dengan Menteri Lingkungan Hidup Spanyol sehari sebelumnya, dan dalam pertemuan terpisah dengan Sekretaris Negara Alfredo Bonet, Menteri Pertanian Suswono menyampaikan Indonesia mempunyai kekhawatiran mengenai penerapan Uni Eropa mengenai “Renewable Directive” pada 2008.
Indonesia memandang bahwa diterapkannya Uni Eropa Renewable Directive ini dapat menjadi non-hambatan perdagangan bagi Indonesia dalam melakukan ekspor minyak kelapa sawit ke negara-negara Uni Eropa.
Sehubungan dengan hal tersebut, Menteri Pertanian RI menyampaikan agar Pemerintah Spanyol dapat mengusulkan kepada Uni Eropa untuk mempertimbangkan penetapan kriteria dan standar di Indonesia. Menanggapi hal itu, Menteri Lingkungan Hidup menyampaikan Spanyol hingga kini belum menerapkan “EU Directive” dalam peraturan nasionalnya. Spanyol memahami keprihatinan Indonesia dan hal tersebut juga mempengaruhi Spanyol sebagai pembeli, karena Spanyol membutuhkan minyak kelapa sawit dari Indonesia. Negara itu menargetkan untuk memenuhi 7 persen kebutuhan energi dengan biofuel mulai 2017, sehingga membutuhkan negara pemasok energi mengingat ketiadaan bahan baku biofuel di negara tersebut. Selama ini Spanyol mengimpor kelapa sawit dan kedelai dari Argentina. Ekspor minyak sawit Indonesia ke Uni Eropa, pada 2008 mencapai 4,36 juta ton (US$2,73 miliar) kemudian naik menjadi 4,79 juta ton (US$2,16 miliar) pada 2009 dan 4,06 juta ton pada 2010 (US$2,61 miliar).
Untuk itu Spanyol sedang mempelajari dan mencoba mencapai keseimbangan agar penerapan EU Renewable Directive tersebut tidak mengganggu perdagangan dengan negara-negara pengekspor minyak kelapa sawit khususnya Indonesia.
Secara khusus Menteri Rivero menyampaikan keinginannya untuk bekerja sama dalam kerangka bilateral dengan Indonesia. Kunjungan Menteri Pertanian RI bertujuan meyakinkan pemerintah dan pengelola bisnis kelapa sawit di Spanyol tentang industri kelapa sawit Indonesia yang sesuai standar lingkungan hidup.
Pertemuan dengan Menteri Pertanian Perancis, Suswono kembali menyampaikan perhatian Indonesia terhadap kriteria lingkungan yang tercantum dalam Renewable Energy Directive (RED) yang berpotensi sebagai Non-Tarif Barrier dalam perdagangan.
Pemerintah Prancis dapat memahami pandangan Indonesia dan mengharapkan dapat memperoleh masukan dari hasil penelitian tentang minyak sawit yang dapat digunakan sebagai evaluasi kebijakan terkait dengan penggunaan sawit di negara tersebut
Hal ini diharapkan dapat sebagai pembuka jalan bagi peningkatan ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke Uni Eropa. (data berbagai sumber informasi terkait dan hasil-hasil Seminar Sustainable Palm OIeh; Frans Hero K. Purba).
No comments:
Post a Comment