Tuesday, January 21, 2014

Potensi Agribisnis Salak dan Pengolahan Salak Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan




Salak Enrekang juga dapat diolah menjadi berbagai variasi makanan seperti Keripik salak dan yang terkenal adalah “Keripik Salak Kalosi”.Kabupaten Enrekang merupakan salah satu alternatif daerah yang sebaiknya Anda kunjungi jika sedang berada di Sulawesi Selatan. Berbagai objek wisata alam dapat Anda nikmati saat melintasi daerah ini. Salah satunya keindahan Gunung Buttu Kabobong. Gunung ini terkenal karena bentuknya yang unik,yakni menyerupai kelamin manusia. Gunung ini juga kerap disebut sebagai Gunung Nona. Daerah di Indonesia yang tercatat sebagai sentra produksi salak diantaranya: Padangsidempuan (Sumatera Barat), Serang (Banten), Sumedang, Tasikmalaya, Ciamis, Batujajar (Jawa Barat), Magelang, Ambarawa, Wonosobo, Banyumas, Purworejo, Purbalingga, Banjarnegara (Jawa Tengah), Sleman (Yogyakarta), Bangkalan, Pasuruan (Jawa Timur), Karang Asem (Bali), Enrekang (Sulawesi Selatan). Akan tetapi pada umumnya daerah-daerah sentra salak tersebut memproduksi buah salak yang khas. (Berbagai sumber media terkait, data diolah F. Hero K. Purba).

Untuk pengolahan salak, petani salak mengaku telah melakukan inovasi agar buah salak yang hasilnya melimpah tersebut diolah menjadi keripik yang cukup lezat dan nilai jualnya meningkat. “Selama ini kami hanya mendistribusikan buah salak ke wilayah nusantara dan luar negeri dalam bentuk buah salak utuh. Kini kami megembangkan keripik buah salak, harga penghasilan warga lebih meningkat untuk meningkatkan perekonomian, produksi salak pada tahun 2001 mencapai 38.043,45 Kg. untuk memproduksi keripik buah salak hanya membutuhkan 5 buah salak yang kemudian diolah menggunakan mesin yang bisa dijual dengan harga Rp. 5000,-. Permasalahan dalam pengolahan salak adalah kadar air cukup tinggi, sehingga buah salak harus melewati salah satu tahap pengolahan , yakni pengeringan agar dapat mengurangi kadar air yang terkandung di dalam buah salak agar lebih tahan lama dan tidak cepat rusak. Perubahan mutu selama proses pengolahan misalnya warna, kekerasan, aroma dan citarasa sangat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu cara mempertahankan kualitas adalah tanpa mengubah warna, aroma khas , dan rasa dari buah salak itu sendiri.

No comments: