Komoditas kelapa merupakan bahan baku yang sangat
potensial dan berguna yang menghasilkan produk seperti: minyak kelapa, Virgin coconut oil, gula kelapa dan
aneka makanan dan minuman serta produk furniture dari yang digunakan dari kayu
kelapa. Dari
kondisi lahan yang ada, sebanyak 97,1 persen berupa lahan perkebunan rakyat.
Para petani memiliki lahan dengan luas yang sangat sempit dengan teknologi yang
masih sangat sederhana. Struktur industri kelapa belum terpadu dan hampir
seluruhnya bersifat parsial.
Daya
saing produk kelapa pada saat ini terletak pada industri hilirnya, tidak lagi
pada produk primer, di mana nilai tambah dalam negeri yang dapat tercipta pada
produk hilir dapat berlipat ganda daripada produk primernya. Adapun jenis
dari olahan minyak Kelapa sebagai berikut: 1. Minyak RBD, Minyak ini berasal
dari kopra. Kopra biasanya tercemar oleh debu, kotoran, jamur, kuman dan lain
sebagainya. Maka untuk membuatnya jadi minyak berkualitas, kopra diproses
dengan 3 tahap yaitu Refining/Netralisasi, Bleaching (pemucatan) dan
Deodorisasi (mengurangi warna yang tidak sedap). Minyak ini banyak beredar di
pasar-pasar dan supermarket. 2. Minyak Kelapa Tradisional / Kampung.Minyak
Tradisioanal/kampung adalah yang paling umum ditemui di masyarakat. Aroma
baunya harum, sementara blondo (sisa minyak) digunakan sebagai bumbu masak.
Minyak ini diproses dengan cara perasan santan dipanaskan dengan api sedang
sampai keluar minyaknya dan terpisah dengan blondonya (ampas). Kelemahan minyak
ini adalah tidak tahan lama atau cepat tengik. 3. Minyak Kelapa Murni, Minyak
ini diperoleh dari santan dengan tanpa pemanasan, minyak ini terkenal dengan
VCO (Virgin Coconut Oil). Khasiat dari minyak ini adalah mampu sebagai obat.
Penggunaanya sangat kecil dibandingkan untuk konsumsi. Aroma minyak ini sangat
kuat jika digunakan untuk langsung menggoreng dan asapnya sangat banyak,
sehingga kadang sangat menggangu udara. Karakteristik minyak ini kurang disukai
oleh Ibu-ibu untuk menggoreng atas dasar alasan diatas. 4. Minyak Goreng Kelapa
Murni. Kelemahan yang ada pada minyak VCO untuk menggoreng, kami yang ada di
Kawasan Industri minyak Kelapa Galur Kulonprogo telah menyempurnakan VCO layak
menjadi minyak goreng kelapa premium. Artinya minyak ini mampu bersaing
dengan minyak RBD dalam hal kualitas ketahanan minyak, yaitu dapat tahan 2-3
tahun, lebih unggul dari minyak tradisioanal dan lebih sempurna dari minyak VCO
jika digunakan untuk minyak goreng. Istilah yang kami kembangkan untuk
jenis minyak ini adalah Refined VCO. (Berbagai sumber terkait media, litbang Kementan,
data diolah F. Hero K. Purba)
Peranan ekonomi untuk komoditas
kelapa belum secara optimal dimanfaatkan bila dilihat dari segi pendapatan
petani, pemenuhan kebutuhan bahan baku industri, dan sumber devisa. Hal
ini disebabkan oleh rendahnya produktivitas usahatani dan sangat bervariasinya
jumlah pohon kelapa yang ada dalam satu hektar dan rendahnya harga yang
diterima oleh petani. Apabila dilihat
dari dari segi umur produktif tanaman kelapa berada pada usia tanaman 15
– 50 tahun. Lokasi penanaman sangat menentukan produksi/buah kelapa yang
dihasilkan dalam 1 pohon. Pada lokasi dataran/pesisir dapat menghasilkan buah
antara 35 – 50 biji per musim panen. Potensi
komoditi kelapa yang tinggi di sentra kelapa maka para pelaku usaha ini
tetap berminat dan termotivasi menggeluti usaha kelapa yang diolah
menjadi kopra atau produk turunan lainnya.
No comments:
Post a Comment