Tuesday, April 15, 2014

Daya Saing Komoditas Nenas Indonesia dalam Peluang Pemasaran


Nenas (Ananas comusus) merupakan salah satu menjadi komoditas andalan ekspor Indonesia. Walaupun didalam peran Indonesia sebagai produsen maupun eksportir nenas segar di pasar internasional masih sangat kecil. Indonesia menempati posisi yang ketiga dari negara-negara penghasil nenas olahan dan segar setelah negara Thailand dan Philippines. Didalam daya saing ekspor nenas segar Indonesia berdasarkan pangsa pasarnya relatif masih kecil dibandingkan produsen dan eksportir nenas segar lainnya.Komoditi nenas telah lama dibudidayakan di Indonesia, dan di pasar domestik banyak dijual dan dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi untuk preferensi konsumen internasional sendiri adalah nenas olahan. Selama 5 tahun terakhir tahun 2000 – 2005 perkembangan produksi nenas Indonesia rata-rata sebesar 6.145.382 ton dengan sedikit berfluktuasi, produksi tertinggi sebesar 925 ribu ton terjadi pada tahun 2005. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor nanas, baik segar maupun kalengan pada Januari hingga Oktober 2011 mencapai 161.386 ton senilai US$ 173,89 juta, naik 29,48% ketimbang periode sama tahun 2010. Total produksi nanas Indonesia yang mencapai 1,5 juta ton pada tahun 2011, sebanyak 90% adalah nanas jenis queen, sedangkan sisanya atau hanya 10% berjenis smooth cayenne.
Total ekspor nenas (yang terbagi dalam nenas segar dan nenas olahan), ekspor terbesar untuk nenas segar ditujukan ke negara Malaysia dengan share 74 %, sementara ke Jepang 24,54 %. Sementara untuk nenas olahan share terbesar berturut-turut adalah ke negara Amerika Serikat (22,62 %), Belanda (15,19 %), Singapura (13,94 %), Jerman (13,86 %), dan Spanyol (10,58 %). Rata- rata volume ekspor ke Amerika sejak tahun 1999 – 2005 sebesar 52.054 ton dan relatif stabil setiap tahunnya, tetapi ekspor ke negara Belanda, Singapura dan Jerman serta Spanyol terus menunjukkan trend yang meningkat. Buah nanas juga memiliki banyak manfaat, seperti vitamin B, vitamin C, fosfor, magnesium, natrium, dekstrosa, sukrosa, serta enzim bromelain. Selain itu, beberapa negara mengonsumsi nanas untuk mencegah serangan jantung, beri-beri, stroke dan masih banyak lagi penyakit lainnya. Tujuan ekspor adalah Perancis, Jerman, dan Amerika Serikat. Walaupun daerah penghasil nanas sudah menyebar merata, Indonesia hingga saat ini hanya mampu mengekspor sebagian kecil saja dari kebutuhan dunia, 5%. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan pasokan nanas yang sangat besar. Tentu saja hal ini akan menjadi prospek dan peluang pasar yang baik bagi Indonesia. (Sumber: Media Terkait, data BPS, Litbang, data diolah F. Hero K. Puba)

No comments: