Provinsi
Banten memiliki 1.300 usaha kecil menengah yang bergerak dalam pembuatan emping
melinjo (gnetum gnemon). Produksi emping melinjo
mampu mampu menggerakkan ekonomi masyarakat. Tenaga kerja yang terserap cukup banyak
sekitar 2.000 orang dengan volume produksi emping melinjo yakni rata-rata 5,2
ton per hari atau 156 ton per bulan. Daerah Kabupaten Lebak sendiri memiliki
281 industri kecil pembuatan emping melinjo yang tersebar di daerah Warung gunung, Cikulur, dan Gunung Kencana. Usaha emping melinjo dijalankan dengan
keterlibatan tenaga kerja yang intensif sebagai pengrajin. Sebagai contoh pada
umumnya, pengusaha emping melinjo di Pandeglang, Provinsi Banten memberi
pinjaman peralatan dan bahan baku (biji melinjo) kepada pengrajin untuk
digunakan membuat emping. Emping yang dihasilkan oleh pengrajin kemudian
dikembalikan lagi kepada pengusaha. Sedangkan pengrajin akan memperoleh upah
dari pengusaha berdasarkan jumlah emping yang dihasilkan. Kebutuhan untuk ekspor
emping sekitar 2.000 ton per tahun, sedangkan pihak eksportir hanya sanggup
menyediakan 1.400 ton. (Sumber: Media
Terkait, Dinas Terkait, data diolah F. Hero K. Purba).
Emping
merupakan sebuah panganan berbentuk semacam kerupuk yang terbuat dari biji
melinjo yang dipipihkan, dan rasanya sangat lezat, tak hanya berbentuk kerupuk
mentah, emping ada juga yang berbentuk instan yang siap untuk disantap karena
sudah diolah dan diberi rasa, seperti rasa gurih asin, manis, pedas dan lain
sebagainya. Emping Melinjo adalah produk olahan yang sering dipakai sebagai pelengkap
makanan lainnya. Rasanya yang asin-gurih membuahnya menjadi salah satu
primadona "seperti krupuk" khas Indonesia. Untuk nilai tambah
dan kualitas melinjo sangat rendah dan perlu adanya pemanfaatan nilai jual
melinjo. Salah satu usaha untuk menaikkan harga melinjo adalah dengan membuat
emping melinjo. Demikian halnya produksi emping
melinjo di Pandeglang setiap hari mencapai 5,2 ton, atau 156 ton per bulan,
yang dihasilnya oleh sekitar 1.300 industri rumah tangga. Perajin bisa
memproduksi emping melinjo rata-rata 4 kg per hari, dan saat ini industri
pengolahan makan khas itu mencapai 1.300, jadi setiap hari jumlahnya mencapai
5,2 ton. Proses pembuatan emping tidak sulit dan
dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat sederhana. Emping melinjo
merupakan salah satu komoditi pengolahan hasil pertanian yang memiliki nilai
tinggi, baik karena harga jual yang relatif tinggi maupun sebagai komoditi
ekspor yang dapat mendatangkan devisa. Dengan
usaha pengolahan emping melinjo itu terus berkembang dan dapat mendukung
pertumbuhan ekonomi daerah juga membuka lapangan kerja.
No comments:
Post a Comment