Kopi
Luwak menjadi perhatian khusus bagi Kelompok pencinta binatang People for the
Ethical Treatment of Animal (PETA) cabang Asia menuding para produsen kopi
luwak itu menyiksa binatang. Dalam hal ini penyidik PETA mendokumentasikan
luwak hidup di dalam kandang sempit, kotor, dan tidak layak demi memenuhi
target produsen kopi luwak. Dalam rekaman video itu terlihat perubahan tingkah
laku pada luwak seperti terus-menerus berputar dalam kandang, menggigit jeruji
kandang, dan mengayunkan kepalanya terus-menerus yang menandakan luwak stres
dan depresi. Kopi
Luwak merupakan kopi yang sangat termahal didunia karena keunikannya dan citra
rasanya. Jika kita melihat bagaimana sebenarnya proses dari pembuatan kopi
luwak tersebut, Proses cara pembuatan kopi luwak mulai dari pemetikan kopi dari pohon sampai
kopi dimakan dan dikeluarkan oleh luwak. Kopi luwak adalah biji kopi matang
pohon yang dimakan oleh binatang luwak (Viverridae) dan dikeluarkan berbarengan
dengan kotoran binatang tersebut. Dalam pencernaan luwak, biji kopi tetap utuh
tidak tercerna karena keras, tetapi mengalami proses pencampuran serta
fermentasi dengan makanan luwak lainnya.Luwak sebagai pemakan tumbuh-tumbuhan,
buah-buahan, dan bunga-bungaan, luwak adalah binatang yang pintar memilih
makanan yang baik untuknya. Maka, proses fermentasi di dalam pencernaan luwak
itulah yang membuat rasa kopi ini berbeda. Aromanya lebih harum serta ada rasa
pahit dan getir asam yang lebih khas dan spesial. Pertama, para petani mulai
memetik buah kopi yang sudah matang di pohon, yang berwarna merah.Kedua,
setelah buah kopi terkumpul, dipilah lagi yang bagus-bagus saja, soalnya hanya
buah kopi matang (warna merah) yang akan disantap musang sebagai makanannya.
Ketiga, luwak dipersilakan memakan buah kopi terbaik yang sudah dipilih
oleh para petani tadi. Tubuh luwak hanya akan mencerna daging buahnya saja,
sementara bijinya nanti akan tetap utuh saat dikeluarkan kembali dalam bentuk
feces. Keempat, inilah bentuk feces luwak yang terkenal itu, seperti sudah
disebut di atas, bijinya tetap utuh kan? Secara fisik, biji kopi luwak dan kopi
lain bisa dibedakan dari warna dan aromanya. Biji kopi luwak berwarna
kekuningan dan wangi, sedangkan biji kopi biasa berwarna hijau dan kurang
harum. Kelima, selanjutnya biji kopi yang tercampur dalam feces, dipisahkan,
dikumpulkan, dibersihkan, kemudian dijemur, dan jadilah biji kopi luwak yang
terkenal mahal itu. Bisa dipastikan, ini adalah biji kopi terbaik, sebab hanya
buah kopi matang yang dipilih musang sebagai makanannya.
Adanya kuasa kelangkaan inilah yang membuat
pembeli harus membeli jauh lebih mahal. Penyebab utama dari sulitnya
pemasaran produk adalah tidak adanya sertifikat keaslian produk para produsen
kopi luwak. harga kopi luwak dihargai sangat variatif, ada produsen yang
menjual Rp 500.000 per Kg, ada juga Rp 600-800.000 per kg, ataubahkan ada yang
sampai Rp 2 juta per Kg. Untuk secangkir kopi luwak sendiri dihargai Rp.
300.000,-. Yang menjadi permasalahan disini adalah bagaimana menjadikan kopi
luwak itu bernilai tambah / added value
dan berdasarkan keunikannya. Berdasarkan prinsip ekonomi semakin langka suatu
produk semakin mahal produk tersebut. Serta menjaga kestabilan dari produksi
kopi Luwak. Jika dilihat semakin trendnya kopi Luwak dan banyak petani atau
masyarakat mengembangkan kopi luwak tersebut dengan memelihara luwak dan
memberikan makan kepada luwak (civet cat) tersebut. Berdasarkan analisa ekonomi
bahwa setiap manusia membutuhkan insentif dan dalam asas ilmu ekonomi yaitu
rasionalitas yaitu konsumen hanya akan memilih yang terbaik baginya.Bila
misalkan biaya produksi tinggi maka produsen akan menjual produknya lebih
mahal. Konsumen akan menurunkan konsumsi bila harga produk mahal dari biasanya.
Untuk sertifikasi kopi luwak, Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao (Koka) Indonesia yang berpusat di Jember, Jatim, membantu
meningkatkan nilai tawar petani.
Jenis kopi Luwak paling fenomenal ini, telah menyedot begitu
banyak perhatian masyarakat, dari proses pembuatannya yang menimbulkan
kontroversi, karena di produksi dari hasil hewan luwak yang memakan buah kopi
dan setelah di keluarkan bersama kotorannya, barulah kopi ini di olah lebih
lanjut untuk menjadi kopi bubuk.sehingga MUI pun turun tangan untuk
mengeluarkan Fatwa bahwa kopi luwak Halal dengan syarat di cuci sampai bersih
(hilang najis kotoran sang luwak itu).Kopi luwak ini memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan cara konvensional, antara lain hasil produksi
dalam skala besar, kualitas produk terkontrol secara analitik, harga ekonomis
dan tidak merusak kelestarian populasi hewan luwak.
Proses Kopi Luwak yang unik didapat oleh proses fermentasi
dan yang terjadi secara alami dan unik, dimana biji kopi yang telah matang
disebar oleh petani agar Luwak (Musang) dapat memakan biji –biji yang
berjatuhan. Setelah itu mereka menunggu para Luwak tersebut membuang
kotorannya. Terlebih lagi Hal ini diperkuat dengan adanya sebuah riset di
Kanada yang membuktikan bahwa kandungan protein yang ada di perut Luwak,
membuat biji kopi berfermentasi dan matang lebih sempurna. "Kopi
Luwak" sekarang telah menjadi merek dagang dari sebuah perusahaan kopi.
Pada umumnya, kopi dengan merek ini dapat ditemui di pertokoan atau kafe atau
kedai. Dengan adanya keberhasilan sebuah produk kopi luwak ini, tidak hanya
ditentukan oleh proses dari produk itu sendiri, namun yang paling penting
adalah dengan kualitas produk yang baik kita dapat menciptakan Branding
ataupun Brand image yang melekat di dalam masyarakat dan mampukah produk
tersebut bertahan dalam menghadapi produk yang sejenis. Serta menciptakan
sebuah keunggulan kompetitif yang tidak dapat ditiru maupun disaingi produk
lain. Sebab yang membuat sumber daya berharga adalah sejauhmana sumber daya
tersebut dapat memberikan nilai (value), maksudnya sebuah sumber daya
dapat digunakan untuk memanfaatkan kondisi ekternal yang dapat memberikan
pendapatan ke dalam sebuah organisasi. Masalah – masalah yang dijumpai terkait
dengan pemasaran produk Kopi Luwak pada pemasaran Internasional adalah: Suatu
Strategi dan Positioning apakah yang tepat dilakukan pemerintah untuk meraih
pangsa pasar yang potensial utnuk komoditi kopi luwak ini berdasarkan keunikan
dan citra rasanya? Serta sejauhmana produk komoditi kopi organik mampu menarik minat
masyarakat khususnya masyarakat dunia? (Berbagai sumber media terkait kopi
luwak, kaskus, dan analisa data, F. Hero K. Purba)
No comments:
Post a Comment