Perkembangan produksi jagung di Amerika Selatan, produksi
jagung tahun 2014 diperkirakan sebesar 111 juta ton, turun 10% dibanding tahun
lalu, namun masih 14% lebih tinggi dibanding rata-rata produksi kawasan
tersebut dalam 5 tahun terakhir. Turunnya produksi tercermin dari turunnya
panen di Argentina, akibat cuaca yang tidak mendukung, dan rendahnya musim
tanam kedua di Brazil. Di Amerika Tengah, output jagung di Meksiko
diperkirakan sebesar 21 juta ton, sekitar 7% lebih rendah dibanding tahun lalu.
Penurunan ini dikarenakan turunnya penanaman akibat harga yang lebih rendah.Potensi dalam prospek produksi jagung pada 2013
cukup bagus dan diprediksi mampu mencapai target 19,83 juta ton. Guna mencapai
target tersebut, diperlukan luas tanam jagung 4,25 juta hektare dan luas panen
sekitar 4,04 juta hektare dengan produktivitas 4,91 ton per Ha. Menurut data bahwa menurunnya produksi jagung
ini jelas mempengaruhi harga penjualan jagung (Zea mays L.). Berdasarkan data International
Grains Council, tahun depan produksi jagung dunia akan mengalami kenaikan sebesar
10% seiring dengan adanya kebijakan perluasan lahan jagung di Amerika Serikat.
Tahun lalu jumlah produksi jagung dunia mengalami kenaikan sebesar 78 juta ton
menjadi 939 juta ton. Harga corn
futures (kontrak untuk pengiriman jagung di masa depan) naik menjadi US$
8,90 per bushel, dari sebelumnya hanya US$ 5 pada awal bulan Juni 2012. Hal senada juga diungkapkan Badan Urusan Pangan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO). Berdasarkan pantauan, indeks harga jagung
internasional saat ini naik 6 persen dibanding bulan Juni akibat kemarau
panjang. Selain itu, harga sereal jagung juga naik 17 persen. angka ramalanIII
Badan Pusat Statistik (BPS), panen jagung tahun 2011 sebesar 17,23 juta ton.
Jumlah itu lebih sedikit dibandingkan produksi tahun 2010 sebesar 18,33 juta
ton.
Untuk kebutuhan jagung di
dalam negeri pada tahun ini mencapai 22 juta ton sehingga kebutuhan jagung
dipasok melalui impor. Untuk nilai impor jagung sepanjang periode Januari-November
2011 mencapai 967,33 juta dollar AS. Nilai impor ini melampaui realisasi impor
jagung selama jangka waktu yang sama pada 2010 sebesar 1,52 juta ton dengan
nilai 369,07 juta dollar AS. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan swasembada
jagung pada 2007, dengan target produksi 15 juta ton lantaran kebutuhan
konsumsi dan industri pakan ternak yang melonjak. Diharapkan dalam pencanangan
swasembada agribisnis jagung 2007 dapat berjalan dengan baik sesuai dengan mutu
bibit tanaman jagung yang berkualitas didalam pengembangannya. Dimana dengan
terbatasnya persediaan jagung dunia untuk ekspor dan meningkatnya permintaan
etanol berpotensi menciptakan ekspektasi kenaikan harga jagung di pasar dunia
untuk beberapa tahun ke depan, Indonesia diharapkan dapat mampu menangkap
peluang pasar ini menjadi salah satu acuan untuk mencari celah pasar kebutuhan
konsumen di pasar dunia. Produksi jagung tahun 2010 ditargetkan akan mencapai
19,8 juta ton, namun kenyataannya hanya mencapai 17,9 juta ton. (Sources data Tempo,
Kompas,berbagai sumber terkait, data diolah F. Hero K. Purba).
Produsen utama jagung dunia adalah Amerika Serikat
menghasilkan hampir 40% dari produksi jagung dunia, sedangkan Cina
berkontribusi sebesar 20% dari produksi dunia .Amerika dan China merupakan dua
negara ini mampu mengekspor jagung setelah berhasil dalam mendorong produksi
yang tinggi dan mampu memenuhi kebutuhan dalam negerinya. Menurut survey tahun
2011 sementara itu Indonesia pada pringkat ke 12 dengan produksi rata-rata
pertahun 8100 Metric Ton per tahun. AS mengolah 79,3 juta hektar lahan untuk
tanaman jagung. China menanam jagung di atas lahan seluas 74,3 juta
hektar.Menurut kurun waktu lima tahun terakhir, sekitar 60 persen dari total
786 juta ton produksi jagung dunia dihasilkan oleh AS dan China. Dalam periode
yang sama, ekspor jagung AS rata-rata mencapai 52 juta ton per tahun. Ekspor
jagung di AS sudah dimulai tahun 1989-1990. China pun sudah mengalami ekspor
jagung yang tinggi tahun 2002, dengan volume mencapai 15,2 juta ton.Berdasarkan
data Dinas Luar Negeri Pertanian USDA, produksi jagung di Argentina akan turun
menjadi 21,2 juta ton di tahun panen yang dimulai 1 Maret, dibandingkan dengan
23,6 juta tahun sebelumnya. Seiring dengan Permintaan jagung di pasar domestik
dan pasar dunia terus meningkat seiring dengan berkembangnya industri pakan dan
pangan. Dalam hal ini mencermati perkembangan harga
internasional dan dalam upaya meningkatkan daya saing jagung di pasar domestik
maupun pasar luar negeri, pemerintah perlu menerapkan strategi kebijakan
perdagangan yang efektif, sehingga mampu mewujudkan ketersediaan pasokan
komoditas jagung dan pengamanan harga jagung di tingkat petani. Meningkatnya pendapatan per kapita menyebabkan
meningkatnya permintaan terhadap produk turunan jagung.
No comments:
Post a Comment