Wednesday, June 10, 2015

Pertanian Berkelanjutan Dalam Persaingan Global menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN



Pertanian yang senantiasa memikirkan rakyat perlu diperhatikan dengan melihat potensi yang ada dalam setiap wilayah potensi. Globalisasi ekonomi terutama bidang agribsinis dan tantangan ekonomi dalam supply dan demand merupakan suatu proses yang menyebabkan semakin terintegrasinya berbagai aspek perekonomian suatu negara dengan perekonomian dunia. Misalnya, pembentukan harga komoditas di setiap negara semakin terintegrasi dengan dinamika pasar dunia dan preferensi konsumen di seluruh negara dalam aspek tertentu semakin mengarah kepada preferensi yang bersifat universal akibat globalisasi informasi.Sistem dalam pertanian berkelanjutan dipandang sebagai suatu paradigma ilmu. Sistem pertanian berkelanjutan sebagai paradigma ilmu membuat khalayak yang mempercayainya hendaknya (a) mengetahui apa yang harus dipelajarinya, (b) apa saja pernyataan-pernyataan yang harus diungkapkan, dan (c) kaidah-kaidah apa saja yang harus dipakai dalam menafsirkan semua jawaban atas fenomena pertanian berkelanjutan.Pembangunan pertanian tidak dapat dilaksanakan hanya oleh petani sendiri. Pertanian tidak dapat berkembang tanpa adanya perkembangan yang sesuai pada bidang kehidupan lain. Ada 5 macam fasilitas yang harus ada bagi petani jika pertanian hendak dimajukan (syarat pokoknya) :1. Pasar untuk hasil usahatani;2. Teknologi yang slalu berubah;3. Tersedianya sarana produksi dan peralatan secara lokal; 4. Perangsang produksi bagi petani; 5. PengangkutanPembangunan pertanian adalah meningkatakan hasil produksi usahatani.
Untuk hasil-hasil ini perlu adanya pasar serta harga yang cukup tinggi guna membayar kembali biaya-biaya dan pengorbanan sewaktu memproduksi. Agar pembagunan pertanian dapat berjalan terus haruslah selelu terjadi perubahan, bila perubahan ini terhenti maka pembagunan itupun terhenti.Faktor Pelancar pembagunan pertanian: 1. Pendidikan pembangunan;2. Kredit Produksi;3. Kegiatan bersama oleh petani;4. Perbaikan dan perluasan tanah pertanian;5. Perencanaan nasional pembagunan.
Menurut data Indonesia saat ini hanya menempati posisi ke-6 dalam peringkat kesiapan negara-negara ASEAN dalam menghadapi implementasi Pasar Tunggal ASEAN 2015 mendatang. Dalam matrik penilaian yang dirilis Sekretariat ASEAN, skor yang berhasil dikumpulkan Indonesia baru mencapai 81,3 persen, jauh tertinggal dibandingkan negara-negara pesaing lainnya seperti Thailand, Malaysia, Laos, Singapura, dan Kamboja. Pada penilaian tahap ke-3 (2012-2013), Thailand menjadi negara yang paling siap dalam menghadapi implementasi Pasar Tunggal ASEAN 2015, dengan tingkat kesiapan 84,6 persen, disusul Malaysia dan Laos yang telah mengumpulkan poin 84,3 persen. Posisi selanjutnya ditempati Singapura dengan 84 persen, dan Kamboja dengan 82 persen. Meski hanya menempati posisi ke-6, namun secara proses, peringkat Indonesia terus menunjukan positif di mana pada tahap ke-1 (2008-2009), Indonesia menempati posisi ke-9 dari 10 negara ASEAN. Pada penilaian tahap ke-2 (2010-2011), bergerak ke posisi 8. Negara-negara anggota ASEAN menyadari bahwa ada beberapa faktor yang terkait dengan kondisi terkini pada pasar pangan dan produk pertanian. Dari sisi suplai, kenaikan tajam biaya produksi pertanian karena kenaikan harga minyak (bensin dan solar) dan pupuk, jatuhnya produksi karena pola iklim yang tidak beraturan, dan lebih tingginya biaya penyimpanan komoditi yang mudah rusak seperti bahan pangan, termasuk beberapa faktor  penyebab kenaikan harga-harga pangan. pertanian. permasalahan yang terjadi di sektor pertanian, seperti peningkatan kebutuhan baku berbasis perkebunan, swasembada pangan, kepemilikan lahan, arah pengembangan bioteknologi, dan problem pertanian di negeri ini, memerlukan kecerdikan untuk menghadapi masalah-masalah itu dan solusi yang tepat. (Sources: Berbagai sumber media terkait, data media, data diolah F. Hero K. Purba). 

No comments: