Aroma Korupsi sudah semakin banyak tercium oleh KPK dan beberapa lembaga berwenang, dari beberapa kasus korupsi ini harus ditindak tegas tanpa pilih buluh. Cermin suatu bangsa terletak dari kepribadian seseorang yang turut andil dalam membangun negara ini. Adanya niat, adanya kemauan dan tidak hanya sekedar janji semu belaka. Apabila kita analisa secara horisontal, praktik korupsi menyebar ke semua ranah kekuasaan baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Sementara itu, secara vertikal, praktik korupsi terjadi dari tingkat pusat sampai pada level paling rendah di daerah. Bahkan, banyak gejala memperlihatkan bahwa praktik itu juga terjadi pada institusi publik yang non-negara.
Apabila kita analisa secara umum ekonomi suatu negara pada saat tertentu tiba pada titik tertinggi, yang lalu terjadi krisis, yang disusul dengan memasuki resesi, hal itu sangat wajar. Ekonomi akan merosot terus, dan pada waktunya nanti akan dicapai titik terrendah. Bertolak dari sini, gelombangnya meningkat lagi. Modal yang tertanam dalam saham-saham di Indonesia dijual karena sedang sangat diperlukan untuk negerinya sendiri. Dampaknya IHSG anjlok. Hasil rupiahnya dibelikan dollar, nilai tukar rupiah anjlok. (sumber beberapa pakar, data diolah oleh: Frans Hero K. Purba) Dampak psikologisnya semuanya mengerem pembelian, permintaan menurun, produksi dikurangi, PHK meningkat, daya beli menurun, permintaan menurun, omset menurun, investasi dikurangi lagi dan seterusnya terjadi spiral ke bawah atau downward spiraling yang sangat kita kenali dalam resesi-resesi, apalagi depresi yang lalu. Kondisi perkonomian Indonesia pada tahun 2008 ini diperkirakan bisa lebih buruk dibanding perkiraan pemerintah yang mentargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4 persen. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan maksimal akan berada di sekitar 6,2 persen, bahkan bukan tidak mungkin kembali melorot ke angka di bawah 6 persen jika pemerintah juga gagal menjaga stabilitas nilai tukar. Perlambatan pertumbuhan perekonomian dunia akibat krisis ekonomi di Amerika Serikat, diperkirakan akan menjadi faktor penyebab yang penting, mengingat besarnya peranan ekspor pada pertumbuhan ekonomi nasional akhir-akhir ini.
Apabila kita analisa secara umum ekonomi suatu negara pada saat tertentu tiba pada titik tertinggi, yang lalu terjadi krisis, yang disusul dengan memasuki resesi, hal itu sangat wajar. Ekonomi akan merosot terus, dan pada waktunya nanti akan dicapai titik terrendah. Bertolak dari sini, gelombangnya meningkat lagi. Modal yang tertanam dalam saham-saham di Indonesia dijual karena sedang sangat diperlukan untuk negerinya sendiri. Dampaknya IHSG anjlok. Hasil rupiahnya dibelikan dollar, nilai tukar rupiah anjlok. (sumber beberapa pakar, data diolah oleh: Frans Hero K. Purba) Dampak psikologisnya semuanya mengerem pembelian, permintaan menurun, produksi dikurangi, PHK meningkat, daya beli menurun, permintaan menurun, omset menurun, investasi dikurangi lagi dan seterusnya terjadi spiral ke bawah atau downward spiraling yang sangat kita kenali dalam resesi-resesi, apalagi depresi yang lalu. Kondisi perkonomian Indonesia pada tahun 2008 ini diperkirakan bisa lebih buruk dibanding perkiraan pemerintah yang mentargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4 persen. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan maksimal akan berada di sekitar 6,2 persen, bahkan bukan tidak mungkin kembali melorot ke angka di bawah 6 persen jika pemerintah juga gagal menjaga stabilitas nilai tukar. Perlambatan pertumbuhan perekonomian dunia akibat krisis ekonomi di Amerika Serikat, diperkirakan akan menjadi faktor penyebab yang penting, mengingat besarnya peranan ekspor pada pertumbuhan ekonomi nasional akhir-akhir ini.
Dengan sikap tegas dan dukungan dari pemerintah, Businessman dan akademisi dapat membantu terwujudnya kesepakatan hendak memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya, langkah-langkah pencegahan melalui penciptaan stigma dan penanaman nilai-nilai, agaknya bukan sesuatu yang mustahil untuk menyongsong generasi tanpa korupsi. Demi terwujudnya hal ini perlu adanya dukungan bersama membangun bangsa untuk perekonomian suatu bangsa.
No comments:
Post a Comment